jokowi ustadz radikal
Oleh : Rosnawati (Mahasiswa UM Buton)
Presiden Joko Widodo mengingatkan TNI dan Polri agar jangan sampai disusupi penceramah radikal dalam kegiatan beragama. Menurut Jokowi jangan sampai dengan mengatasnamakan demokrasi lantas mengundang penceramah radikal.
Tenaga Ahli Utama Kantor Stat Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengatakan peringatan Jokowi sudah tepat. "Saya bilang kalau diibaratkan penyakit kanker, maka penetrasi paham-paham radikal ini diibaratkan sudah masuk pada stadium keempat, jangan keliru. Sangat kritis," kata Ngabalin (Suara.com, 6/3/2022).
Isu radikalisme sepertinya tidak habis-habisnya digaungkan seolah permasalahan ini menjadi persoalan utama yang menimpa negara ini. Permasalahan ini seolah lebih penting dari pada mahal dan kurangnya minyak goreng dipasaran, korupsi dimana-mana, pandemi yang tidak pernah usai dan masih banyak lagi persoalan di negara ini yang belum mendapatkan solusi.
Namun pemerintah malah sibuk dengan persoalan penceramah radikal. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memberi peringatan keras terhadap para istri TNI agar tidak mengundang atau memberi panggung kepada penceramah radikal. Beberapa hari setelah pernyataan itu, beredar daftar nama-nama ustadz yang dikategorikan radikal. Jumlah mereka mencapai 180 orang. Di antara ratusan nama itu, terdapat pula nama ustaz kondang Abdul Somad dan ustadz Felix Siauw.
Akan tetapi masyarakat acuh tak acuh dengan isu penceramah radikal ini karena beratnya beban hidup yang membuat mereka lebih mementingkan persoalan ekonomi saat ini. Seharusnya pemerintah sadar bahwa permasalahan yang dialami negara saat ini bukan karena penceramah radikal penyebabnya. Justru sistem kapitalisme yang diterapkan penguasa saat inilah yang menjadi akar masalah rakyat yang diderita saat ini. Di sistem kapitalisme ini penguasa hanya mementingkan persoalan pengusaha kapitalis dibandingkan dengan persoalan rakyat.
Sehingga hal ini wajar terjadi dan menjadi kekhawatiran mereka yaitu para pembenci Islam. Karena jika umat bangkit dan sadar akan buruknya sistem saat ini maka sistem kapitalisme tidak akan lama lagi melenggangkan dirinya.
Belum lagi dengan moderasi yang penguasa tawarkan saat ini tidak terlalu efektif untuk dijalankan. Karena mengambil jalan tengah dalam islam tidak akan pernah terjadi. Islam sangat konsisten dalam pengaturannya dimana jika hak dan batil tidak akan pernah bercampur serta tidak ada yang namanya mengambil jalan yang aman.
Seharusnya penguasa harus menyibukkan diri untuk mengatasi problematika minyak langka saat ini atau memberantas para koruptor bukan malah ikut terkecoh dengan adanya radikal. Para ustadz berceramah itu menyampaikan amar ma'ruf nahi mungkar, bukan untuk memecah belah umat tetapi menyadarkan dimana kesalahan yang sebenarnya perlu untuk dituntaskan dan diperhatikan. Pengusaha sudah seharusnya jeli melihat kondisi mana yang urgen untuk di solusikan.
Isu radikalisme sebagai pelarian solusi terus digulirkan agar umat teralihkan dari problem utama bangsa ini yaitu berbagai macam kerusakan akibat penerapan sistem kapitalisme dan tidak diterapkannya syariat Allah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kemiskinan yang parah, hutang ribawi yang menggunung, kriminalitas yang terus mengancam, kerusakan generasi, korupsi dan kolusi, dan masih banyak lagi problem genting lainnya, semua itu adalah dampak dari penerapan sistem kapitalisme.
Maka seharusnya bukan radikalisme, tapi kapitalisme dengan sekulerisme sebagai ide dasarnya yang harus dilawan. Problem mendasar negeri ini karena tidak mau taat pada aturan Allah, maka solusi tuntasnya adalah dengan taat kepada Allah, yaitu dengan menerapkan syariat islam kafah dalam bingkai negara Khilafah.
Terlebih, radikalisme yang dimaksud adalah Islam kaffah. Maka proyek melawan radikalisme hakikatnya adalah proyek melawan islam kafah. Maka jelas ini adalah proyek yang akan mendatangkan kerusakan dan murka Allah Swt. Siapapun yang menolak masuk Islam secara kafah (keseluruhan) serta mencukupkan diri hanya mengambil sebagian dari isi Al quran dan meninggalkan sebagian lainnya, maka Allah akan memberikan balasan berupa ‘kenistaan di kehidupan dunia’ serta ‘ adzab yang pedih di akhirat’.
Allah Swt berfirman, yang artinya “Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat”. (terjemah QS Al Baqarah [2] : 85)
Allah juga menyebut, siapapun yang mencari selain Islam maka Allah tidak akan pernah menerima amalannya dan di akhirat ia termasuk orang yang rugi. Allah Swt berfirman, yang artinya : “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (QS Ali Imran [3] : 85).
Sesungguhnya persoalan utama rakyat adalah penerapan sekularisme dan kapitalisme di tengah kehidupan mereka. Sehingga menyebabkan berbagai persoalan mulai dari ekonomi yang mulai menurun, korupsi dimana-mana, kekayaan negeri yang dikelola oleh negara asing. Sistem sekularisme mengakibatkan jauhnya umat Islam dari agamanya padahal solusi dari persoalan yang terjadi saat ini yaitu hanya kembali kepada Islam kaffah.
Umat harus bangkit dan menyadari bahwa hanya Islam satu-satunya yang dapat memberikan solusi dari problematika umat saat ini. Marilah saatnya kita memperjuangkan Islam kaffah dan mengganti sistem demokrasi kapitalisme yang terbukti hanya mendatangkan masalah.
Wallahu'alam
COMMENTS