Caleg Gagal Rawan Kena Mental

Caleg Gagal

Caleg Gagal Rawan Kena Mental

Oleh : Mesi Tri Jayanti,S.H.

Tengah sibuk persiapan menyambut pemilu dan pilkada, rupanya sejumlah RS dan RSJ juga telah mempersiapkan penanganan khusus untuk mengantisipasi caleg yang mengalami stres maupun gangguan jiwa akibat gagal dalam pemilihan legistlatif (Pileg) pada Pemilu 2024 ini. Pasalnya berdasarkan pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya setelah pesta demokrasi usai, RSJ mendadak akan kebanjiran pasien sehingga diduga kuat kondisi ini pun akan terulang di Pemilu kali ini.

Rumah Sakit Oto Iskandar Dinata, Soreang, Bandung Jawa Barat, misalnya, salah satu rumah sakit yang menyiapkan 10 ruangan khusus untuk caleg yang mengalami gangguan mental. Tidak hanya itu, pihak RS Oto Iskandar Dinata juga menyiapkan dokter spesialis jiwa dan bagi calon legislatif yang stres usai mengikuti kontestasi Pemilu 2024. (KOMPAS.TV, 24/11/23)

Direktur RSUD dr. Abdoer Rahiem Roekmy Prabarini menyampaikan, ada sejumlah kasus gangguan jiwa yang harus segera ditangani dan mendapat perawatan. Di antaranya, kecemasan berlebihan hingga berhalusinasi, meracau, mendengar dan melihat sesuatu yang ilusi, tidak enak makan, bahkan tidak mau mandi. Berdasarkan yang sudah-sudah, banyak dari para “caleg gagal” mengalami gangguan mental yang demikian.

Menanggapi hal ini juga, psikiater sekaligus Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional DR Dr Nova Riyanti Yusuf, SpKJ menyebut tak sedikit caleg kalah suara yang akhirnya berobat ke psikiater, menyatakan bahwa mereka tidak dapat menerima kekalahan tersebut. Bahkan, tidak hanya caleg yang berobat, namun keluarga hingga tim sukses mereka juga tak jarang yang turut mengalami stres hingga gangguan kesehatan mental akibat kekalahan tersebut. (ANTARA, 11/12/23)

Sesungguhnya fenomena “caleg gagal kena mental” ini telah membuktikan kita bahwa pemilu dalam sistem hari ini rawan mengakibatkan gangguan mental. Alih-alih mendapatkan kue kekuasan, yang didapat justru kemelaratan hingga jiwa yang terguncang. Na'udzubillah.

Bagaimana tidak, sudah menjadi rahasia umum bahwa pemilu hari ini berbiaya tinggi, sehingga pasti membutuhkan perjuangan dengan mengerahkan segala macam cara untuk meraih kemenangan. Misalnya, disampaikan oleh LPM FE UI, modal yang harus dikeluarkan untuk caleg DPR RI berkisar Rp1,15 miliar—Rp4,6 miliar. Ketua PKB Cak Imin juga mengatakan, butuh Rp40 miliar untuk menjadi caleg RI dari DKI Jakarta. Fahri Hamzah mengatakan butuh dana setidaknya Rp5 miliar untuk menjadi caprescapres.

Biaya tersebut digunakan untuk berbagai macam keperluan, salah satunya akomodasi ke daerah pemilihan politik yang mencakup transportasi, penginapan, makan, dan sebagainya. Belum lagi biaya kampanye seperti produksi baliho, kaos, umbul-umbul, iklan, dan logistic lainnya. Caleg pun harus membiayai tim sukses, bantuan sosial, biaya pengumpulan massa, hingga biaya saksi. Dan tak kalah fantastis bicara mengenai biaya “serangan fajar” yang dialokasikan ke rumah-rumah warga. Sehingga wajar saja jika pemilu dalam demokrasi tidak bisa dipisahkan dari money politik.

Sebab untuk memenuhi biaya tersebut para kandidat harus menguras harta bendanya untuk bisa mencalonkan diri dan bertahan di kancah kompetisi. Tidak jarang dari mereka yang akhirnya berutang dan mencari sponsor berbagai kalangan. Alhasil, jika gagal, mereka akan kehilangan harta benda dan harus mengembalikan semua utangnya. Inilah yang cenderung menjadikan mereka akhirnya kena mental ketika gagal.

Di sisi lain, hari ini jabatan menjadi impian, karena dianggap dapat menaikkan harga diri (prestise), juga jalan untuk mendapatkan keuntungan materi dan kemudahan mendapatkan fasilitas lainnya. Akibatnya mereka akan melakukan segala cara untuk bisa memenangkan kontestasi, tidak peduli haram halal, apalagi mudarat atau maslahat bagi umat. Wajar pula jika kandidat sekuler yang lemah imannya, depresi saat kalah, sebab mereka dari awal telah salah dalam memaknai tujuan hidupnya.

Oleh karena itu, sejatinya, pesta demokrasi ini hanyalah alat legitimasi untuk mengukuhkan kekuasaan para oligarki. Rakyat seolah-olah ambil andil dalam menentukan penguasa, padahal semua telah diatur sedemikian rupa agar pemenang adalah mereka yang tunduk pada pengusaha dan pemilik modal. Bukankah ini pula yang dapat menyebabkan caleg depresi saat mengetahui suaranya bisa dicurangi, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa?

Fenomena caleg kena mental alias stres akibat kalah di kontestasi hanya ada dalam masyarakat sekuler yang menjauhkan aturan Allah Swt. dalam setiap aktivitasnya. Sistem politik demokrasi menjadi jalan untuk menghimpun para kandidat yang gila kuasa dan harta sehingga gangguan mental akibat kalah menjadi niscaya.

Pada dasarnya, kekuatan mental seseorang akan menentukan sikap seseorang terhadap hasil pemilihan. Pendidikan hari ini berpengaruh terhadap kekuatan mental seseorang. Namun faktanya, pendidikan hari ini justru gagal membentuk individu berkepribadian kuat, terbukti meningkatnya kasus gangguan mental di masyarakat dari berbagai kelangan.

Kehidupan sekuler memang melahirkan masyarakat yang jauh dari agama. Mereka tidak memahami hakikat penciptaan manusia. Masyarakat sekuler juga tidak memiliki tujuan mulia dalam hidupnya, yaitu beribadah kepada Allah Taala. Standar kebahagiaannya hanyalah materi dunia.

Adapun di dalam Islam, kekuasaan dan jabatan adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT sehingga harus dijalankan sesuai ketentuan Allah dan RasulNya. Siapa pun yang ingin memegang amanah jabatan, haruslah yang mengerti agama. Jika tidak, ia akan mencelakakan diri sendiri sekaligus mencelakakan umat seluruhnya.

Dan ia harus yakin akan bisa amanah dalam menjalankannya. Ini karena bagi pemimpin yang tidak amanah, balasannya adalah neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW

“Barang siapa diberi beban oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, lalu mati dalam keadaan menipu rakyat, niscaya Allah mengharamkan surga atasnya.” (HR Muslim).

Oleh karena itu, para kandidat dalam pemerintahan Islam adalah mereka yang taat kepada Allah Swt. dan tujuan meraih jabatannya semata untuk mencari rida-Nya, bukan untuk mencari keuntungan materi. Sehingga jika ia kalah, hal itu tidak akan berpengaruh terhadap mentalnya sebab ia yakin bahwa apa pun yang terjadi pada dirinya adalah yang terbaik dari Allah.

Sebab pelaksanaan kontestasi dalam sistem politik Islam sangat sederhana, tidak membutuhkan biaya tinggi apalagi sampai menguras harta, dan berutang untuk "modal". Inilah yang menjadikan kekalahan tidak menjadi beban. Dengan keimanan yang tinggi, ia menyadari bahwa kemenangan dan kekalahan hanyalah ketetapan Allah Swt. yang ia harus syukuri. Wallahu a'lam bish-shawwab []

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,50,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,1,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Editorial,4,Ekonomi,186,fikrah,6,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,7,gerakan,5,Hukum,90,ibroh,17,Ideologi,68,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,51,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,83,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,289,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,47,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,87,Nafsiyah,9,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3556,opini islam,87,Opini Netizen,1,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,4,Pemberdayaan,1,pemikiran,19,Pendidikan,112,Peradaban,1,Peristiwa,12,pertahanan,1,pertanian,2,politik,320,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,7,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,66,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,45,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,6,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: Caleg Gagal Rawan Kena Mental
Caleg Gagal Rawan Kena Mental
Caleg Gagal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNhmavoX4yNX-KYWAhLWmftj0JIm-QJPxysM6kbd_0wJhIg93uH8vHQX36mFbi_JayZdA2m3X67MXxx0_6IughyEqDv6oSp82N6GYxautLvAhS71B9O6gaUUaHdS7IB_EiXbghzunJG8x8UWfNwke6EuBshkaDpy8FieAkioJo27b7HQCpaB1eAxMyfKg/w640-h392/Rsj%20caleg%20gagal.webp
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNhmavoX4yNX-KYWAhLWmftj0JIm-QJPxysM6kbd_0wJhIg93uH8vHQX36mFbi_JayZdA2m3X67MXxx0_6IughyEqDv6oSp82N6GYxautLvAhS71B9O6gaUUaHdS7IB_EiXbghzunJG8x8UWfNwke6EuBshkaDpy8FieAkioJo27b7HQCpaB1eAxMyfKg/s72-w640-c-h392/Rsj%20caleg%20gagal.webp
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2024/02/caleg-gagal-rawan-kena-mental.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2024/02/caleg-gagal-rawan-kena-mental.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy