khilafah lindungi palestina
Oleh : Mita Nur Annisa (Pemerhati Sosial)
Serangan brutal yang dilakukan zionis Israel terhadap muslim Palestina memberikan efek terhadap perhatian publik khususnya seluruh dunia. Bagaimana tidak, setiap tindakan yang dilakukan sangat menyayat jiwa. Kekejian yang tiada henti terus terjadi pada muslim Palestina, tanpa pandang bulu. Perempuan bahkan anak-anak ikut menjadi korban kebrutalan mereka sehingga sudah tak terhitung jumlah nyawa yang melayang. Bahkan, tak peduli dalam keadaan apa pun serangan terus diluncurkan.
Dilansir oleh detiknews.com (17/05/2021), militer Israel terus meluncurkan serangan udara ke Jalur Gaza di hari perayaan Idulfitri. Hingga Kamis pagi, jumlah warga Palestina yang meninggal telah mencapai 69 orang.
Serangan udara Israel menghancurkan beberapa rumah dan menewaskan puluhan warga Palestina di Jalur Gaza. Ada 42 orang tewas, termasuk 10 anak-anak.
Dilansir dari Reuters, serangan itu dilakukan pada Minggu (16/5/2021). Militer Israel mengatakan korban sipil tidak disengaja.
Pesawat jet Israel menyerang sistem terowongan yang digunakan oleh militan Hamas hingga runtuh, juga merobohkan rumah-rumah. Hamas menyebut “pembunuhan yang sudah direncanakan sebelumnya”. Saat Dewan Keamanan PBB bersidang untuk membahas agresi Israel ke Palestina, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kampanye di Gaza terus berlanjut dengan kekuatan penuh.
Netanyahu juga membela serangan udara Israel pada hari Sabtu yang menghancurkan gedung 12 lantai tempat Associated Press dan jaringan TV Al Jazeera berkantor. Dia mengatakan struktur itu juga menampung kantor intelijen kelompok militan dan dengan demikian menjadi target yang sah.
Namun sampai saat ini belum ada aksi nyata yang dilakukan dunia dalam pembelaan terhadap Palestina. Mereka diam bahkan hanya bersuara kecil melakukan sebuah kecaman belaka serta beragam resolusi. Termasuk apa yang dilakukan negara Arab dan dunia Islam lewat OKI hanya menunjukkan aksi bela setengah hati. Problem krisis Palestina tidak hanya bisa diselesaikan dengan menghapus eksistensi entitas Israel.
Terakhir, pernyataan sikap Dewan Keamanan PBB, terkait pengertian kekerasan diblokir oleh negara adidaya yang mendukung kuat Israel. Dunia sudah tak terkejut dengan fakta bahwa dari 80 veto yang dilakukan oleh AS di Dewan Keamanan PBB, keseluruhan digunakan untuk melindungi Israel. Hingga tentara-tentara Israel semakin bebas melakukan penindasan sesuka mereka. Yang mana Palestina saat ini jauh lebih rentan dan Israel dengan dukungan Amerika, kian menunjukkan lebih berani dari sebelumnya.
Tersebab pula adanya sekat-sekat dalam sistem hari ini membuat dunia Islam tidak berdaya dalam memberikan dukungan. Yang mana negeri muslim terpecah menjadi negara-negara kecil sehingga kekuatan semakin lemah. Padahal, apabila negara-negara muslim disatukan akan menghasilkan kekuatan besar. Namun paham nasionalisme yang terus dikembangkan, menjadi paham yang hanya mengurus tanah air sendiri tanpa peduli dengan negara lain karena bukan bagian dari kita, meskipun di sana terdapat umat muslim.
Alhasil, konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina bukan hanya sekadar masalah kemanusiaan, melainkan masalah agama yang tegak di atas landasan akidah yang kuat. Sehingga makin besar harapan akan kehadiran seorang pemimpin/khalifah yang menerapkan hukum Islam hingga mampu menghentikan kebiadaban zionis Israel terhadap kaum muslim. Mereka tahu bahwa di sana ada kekuatan Islam yang ditakuti. Sehingga apabila Islam bangkit maka semua kezaliman mereka akan terhenti. Karena itulah ketakutan terbesar mereka. Dengan sebab itulah, mereka melakukan segala cara untuk menunda kemenangan kaum muslim.
Demikianlah, meski Allah telah menjanjikan kemenangan Islam, bukan berarti kita diam dan tidak berusaha untuk memenuhinya dengan perjuangan agar menjadi wasilah di hadapan Allah.
Wallahualam bishawwab
COMMENTS