liberalisasi arab saudi
Oleh: Aini Rahmalia, S.Si.
Arab Saudi adalah sebuah negara yang di dalamnya terdapat tempat suci yaitu Baitullah yang dijadikan kiblat oleh semua kaum muslimin di dunia. Dan tempat yang ingin dikunjungi oleh umat muslim untuk menunaikan rukun islam yang kelima yaitu ibadah haji. Negara yang dulu menjadi tempat diutusnya Nabi Mahammad saw. kekasih Allah SWT. dalam mengemban risalah Islam, dan di sana pula tempat diturunkannya kitab suci Al Qur'an. Dan masih banyak lagi. keistimewaan–keistimewaan yang ada di Negara Arab. Namun sayang, ternyata negara yang memiliki banyak kemuliaan islam tak menjamin dapat menjaga agama islam, hingga melanggar aturan islam.
Arab Saudi dulu dikenal sebagai negara yang sangat konservatif terhadap agama, melarang musik, menjaga pakaian wanita dan kehormatan wanita. Namun nyatanya kini semua itu mulai berangsur-angsur hilang, berubah menjadi negara modern alias liberal dan terbuka. Bahkan kini mulai terjadi pengurangan beberapa struktur sosial yang ketat akibat modernisasi dan kebebasan berpendapat.
Dilansir dari, CNN indonesia (17/12/21) Sejak tahun 2017 Kerajaan Arab Saudi dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) melakukan revisi aturan-aturan keagamaan yang konservatif. Menurut Yon Machmudi selaku Pengamat Hubungan Internasional, mengatakan hal itu dilakukan karena dipengaruhi keinginan MBS untuk memodernisasi Negara Arab Saudi dan menjadi tempat yang nyaman bagi para pengunjung dari Barat guna menumbuhkan ekonomi dari sektor non minyak. Seperti sektor hiburan dan pariwisata akan dijadikan sektor pendapatan negara.
Bahkan saat ini penguasa Arab Saudi tidak lagi mengatur urusan pakaian wanita hingga dibolehkan menggunakan bikini. Terbukti oleh salah satu wanita warga Arab Saudi dapat menghabiskan waktu di Pantai Murni Jeddah dengan kekasihnya. Ia bahkan dapat berdansa dengan kekasihnya di pasir putih Laut Merah diiringi musik. Tak hanya itu, terlihat juga pengunjung berenang dengan mengenakan bikini dan menari mengikuti musik Barat sambil berpelukan dengan pasangannya. Naudzubillah mindzalik. Belum cukup sampai di situ, sudah hampir dua tahun yang lalu pasangan asing yang belum menikah (bukan mahram) diperbolehkan untuk menginap di hotel.
Fakta-fakta di atas sudah membuktikan bahwa Arab Saudi sudah semakin liberal dengan melanggar aturan – aturan islam mulai dari aturan pakaian wanita, wanita dalam ranah publik dan bebas mengadakan konser musik. Dan yang lebih disayangkan lagi, bahwa penguasa melakukan hal tersebut hanya demi untuk menunjang pendapatan negara.
Padahal Allah SWT. sudah melimpahkan di tanah Arab segudang sumberdaya alam seperti minyak, belum lagi pendapatan dari aktivitas ibadah haji seluruh kaum muslimin di dunia. Namun penguasa masih saja merasa haus dan rakus terhadap kekayaan, hingga dengan mudahnya menghilangkan kemuliaan-kemuliaan tersebut.
Ini menjadi bukti bahwa sekuat apapun negara menjaga agama dan selama menggunakan sistem yang berlaian dengan Islam, tak akan mungkin mampu bertahan. Sama halnya dengan kondisi Arab saat ini, aturan-aturan Islam yang diterapkan untuk mejaga akidah Islam semakin menghilang tergerus dengan Sistem Kapitalis yang diterapkan. Sistem Kapitalis berhasil mengubah dasar sebuah negara yang condong kepada Islam semakin menghilang dan berubah ke arah liberal (bebas). Aturan-aturan Islam yang dianggap kolot diubah agar lebih modern mengikuti perkembangan zaman. Semakin lama budaya dan tsaqofah islam akan semakin terkikis ketika penguasa mulai membuka sektor pariwisata dan hiburan. Penduduk barat akan berbondong-bondong memasuki negara Arab dengan membawa segudang budaya dan tsaqofah Barat yang berbahaya bagi umat muslim di sana.
Maka jelas akidah Islam tak akan terjaga ketika sistem yang diterapkan bukan Sistem Islam. Sungguh miris, cara pandang penguasa saat ini, dengan mudah melepas hukum akhirat demi kepentingan duniawi semata.
Sistem Islam yang mampu menjaga akidah Islam
Islam adalah agama yang sempurna, yang didalamnya terdapat akidah dan nidzom (aturan). Nidzom diterapkan untuk menjaga akidah. Inilah yang dikatakan antara akidah dan aturan berjalan dengan satu tujuan. Penguasa akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak bertentangan dengan hukum syarak. Sehingga umat Islam mampu menjalankan seluruh aturan Islam secara sempurna.
Wa’allahu a’lam bishowab
COMMENTS