Pemuda Dalam Pusaran Narkoba

pemuda narkoba

Oleh: Hasriyana, S.Pd. (Pemerhati Sosial Asal Konawe)

Narkoba adalah zat adiktif yang berbahaya bagi tubuh manusia, karena adanya rasa ketergantungan bagi orang yang mencobanya dalam dosis yang berlebihan. Bahkan efek yang ditimbulkan adalah penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang. Meskipun sebenarnya dalam dunia medis, ini digunakan dalam dosis tertentu dan dengan anjuran dokter. Namun, ada saja yang memanfaatkan untuk kepentingan bisnis dan kesenangan semata.

Seperti yang dilansir dari Telisik.id bahwa pemuda pengangguran berinisial RA (23), nekat edarkan sabu karena diiming-imingi imbalan Rp 5 juta. Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Kendari, berhasil meringkus RA di depan Indomaret Jalan Jendral Ahmad Yani, Kelurahan Mata Iwoi, Kecamatan Wua-Wua, Kendari, Jumat (14/01/2022) sekira pukul 18.00 Wita.

Kasus di atas baru secuil fakta yang terekspose, tentu masih banyak lagi kasus yang serupa yang bisa jadi jumlahnya lebih banyak dari yang terekspose media.

Bisnis narkoba memang menggiurkan bagaimana tidak, untuk satu kali transaksi saja harganya bisa jutaan rupiah. Bahkan jenis narkoba termahal yang pernah menjerat artis ke jeruji besi harganya bisa bervariasi. Dari sekian banyak jenis narkoba, sabu umumnya lebih mahal berkisar Rp1,5 juta-Rp2 juta per gramnya (Sindonews.com). Sehingga cara mudah dan cepat mendapatkan uang ini pun mereka tempuh. Meskipun bertentangan dengan agama.

Di tengah kondisi masyarakat yang sulit dan beban hidup makin berat, memilih jalan haram pun bisa ditempuh demi memenuhi kebutuhan. Sehingga kondisi kemiskinan yang merajalela inilah yang membuat seseorang pendek akal, yang penting uang bisa didapatkan walaupun caranya melanggar hukum positif dan agama. Di tambah life style atau gaya hidup yang tinggi menuntut seseorang untuk memenuhinya. Maka bukan tidak mungkin menjual barang haram tersebut bisa jadi jalan pintas untuk mendapatkan cuan yang banyak.

Ironis memang hidup dalam sistem saat ini di mana peran agama makin dijauhkan dalam kehidupan. Apalagi negara belum dapat memenuhi kebutuhan pokok dan menjamin kehidupan yang sejahtera bagi rakyatnya. Karenanya tidak heran berbagai macam kasus kriminalitas terjadi di tengah masyarakat dan setiap harinya justru makin meningkat. Di mana sebenarnya peran negara? Dan tidak cukupkah sumber daya alam yang melimpah tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat?

Hal ini justru sangat berbeda jauh dengan sistem Islam. Dalam Islam sumber daya alam yang ada akan dikelola oleh negara dan hasilnya akan dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Begitu pula halnya dengan kebutuhan pokok, negara akan memenuhi semua kebutuhan pokok masyarakat. Jika pun tidak gratis harganya akan terjangkau oleh masyarakat. Dengan begitu tidak ada alasan bagi masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan jalan haram.

Selain itu, bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan maka negara akan menyediakan lapangan pekerjaan dan membuka pelatihan-pelatihan bagi masyarakat yang memiliki skill pada bidang tertentu agar bisa dikembangkan sebagai dasar untuk membuka peluang usaha mandiri. Jika pun tidak memiliki modal, maka negara akan memberikan modal usaha bagi masyarakat yang membutuhkan.

Negara dalam hal ini pemerintah pun akan memberikan edukasi dan menanamkan akidah Islam terhadap masyarakat, sehingga keyakinan tersebut bisa menjadi modal utama agar tidak terpengaruh untuk menempuh jalan haram mendapatkan cuan.

Pun dibutuhkan adanya kontrol masyarakat terhadap segala bentuk kemaksiatan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, yaitu berupa amar makruf nahi mungkar. Ditambah peran negara dalam memberikan sanksi bagi yang melanggar hukum dengan harapan dapat memberikan efek jera bagi pelaku kriminalitas maupun orang lain yang memiliki keinginan serupa.

Dari itu, sungguh pemimpin memiliki peran yang sangat besar dalam mengurus sebaik-baiknya rakyat yang dipimpinnya, karena seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah Saw., yang artinya, “Imam (pemimpin) itu pengurus rakyat dan akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dia urus (HR Al-Bukhari dan Ahmad).

Oleh karena itu, tidak mudah menyelesaikan banyaknya persoalan di negeri ini, jika para pemimpin yang ada masih menerapkan aturan yang berasal dari manusia itu sendiri, yang lemah dan terbatas. Dari itu, harus ada sistem yang mengatur tatanan kehidupan dengan baik dan sungguh yang lebih tahu mana aturan yang baik untuk hambanya, yakni yang menciptakan manusia, Allah Swt. Wallahu a’lam.