#Reuni212 #AlumniMujahid212
Oleh : Maulana Jati
Jakarta memang bukanlah kota yang mudah membuat orang merasa enakan apalagi jatuh cinta untuk tinggal di dalamnya. Dengan jumlah penduduk super padat mencapai 10,37 juta jiwa, ditambah dengan jumlah kendaraan yang kian banyak sehingga menyebabkan kemacetan dan kemacen yang luar biasa di setiap hari, apalagi suhu udara yang minta ampun panasnya dibandingkan daerah sekitarnya, dan juga juga tidak lupa polusinya nyesek. Sehingga agak susah orang bisa 'hidup' di habit alami kota ini.
Namun, Jakarta terus menjadi magnet besar yang menyedot banyak orang datang dan menetap lama. Jakarta merupakan wilayah perekonomian yang lebih berkembang dibanding kota lain di Indonesia. Penduduknya mampu bertahan dengan segala suka dan duka bersama ibukota. Sehingga tumbuh hubungan unik love-hate-relationship, udah tahu benci tapi cinta juga.
Kaum muslimin dari luar jakarta mungkin tidak merasakan hubungan ini. Pada 2 desember, mereka akan pergi ke jakarta buka karena sebuah hubungan perasaan tertentu dengan jakarta sebagaimana penduduknya. Mereka datang ke jakarta karena beralasan hubungan Ideologi yang mendalam, dan rindu jakarta dengan landasan Ideologi ini, yaitu Islam.
Jakarta pada saat 2 Desember 2016 saat itu merupakan tempat dan hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia khususnya umat Islam. Hari itu, jutaan rakyat dari seluruh penjuru Indonesia berkumpul di Monas. Mereka bergerak ke acara yang dikenal dengan nama “Aksi Super Damai 212” untuk membela Al-Qur'an yang dinistakan oleh Ahok. Tidak ada kerusuhan, apalagi makar bahkan jangankan makar, injak rumput saja tidak dan tidak satu pohon pun yang tumbang. Akhlak yang tinggi dan integritas ditunjukkan kaum Muslimin sehingga banyak menuai pujian.
Padahal pada saat itu, umat Islam selalu saja didzalimi, dibully, dituduh, dirazia, dan difitnah. Namun mereka tidak melihampahkan kemarahan dengan cara yang brutal, mereka tetap santun dan elegan dalam menyampaikan pendapat. Banyak sekali kebaikan yang terpancar dari jutaan umat yang repih teratur.
Banyak orang menilai berlangsungnya acara 212 2016 adalah cerminan dari semangat persatuan umat Islam di Indonesia. Pantaslah jika kami menjaga persatuan ini lewat momentum Reuni 212 di setiap tahunnya.
Inilah hakikat kami datang kepadamu wahai jakarta. inilah hakikat kerinduan padamu wahai jakarta. Kami merindukan momen indah persatuan umat ini, momen dimana semua orang menyebarkan kebaikan dari membagi makanan sampai mengingatkan tidak menginjak rumput di lapangan.
Apalagi setiap tahunnya terjadi penistaan terhadap Agama ini. Tahun 2016, Al-Qur'an dinistakan. Tahun 2017, Ulama dikriminalisasi. Tahun 2018, Bendera Tauhid dibakar. Dan tahun 2019 ini Nabi Muhammad dihinakan. Ada apa dengan kehidupan beragama di rezim jokowi ini...?
Inilah dasar kami berangkat kepada wahai jakarta, hanya untuk membela Islam.
Apalagi jika mengenang sejarahmu jayakarta sebagai bagian tanah Islam setelah pada tahun 1527 kota ini ditaklukkan oleh Pangeran Fatahillah.
We've been on the run... Driving in the sun... Looking out for number one... Jayakarta here we come... Right back where we started from.... []
COMMENTS