Fenomena Wisuda di Semua Level Pendidikan

Oleh: Naura (Pegiat UMKM)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Citra Bangsa Mandiri (CBM) Purwokerto tengah menjadi sorotan publik usai video prosesi kelulusan siswanya viral di media sosial.

Video tersebut memperlihatkan acara kelulusan layaknya prosesi wisuda di perguruan tinggi, lengkap dengan toga dan suasana formal seolah sidang senat. Momentum ini menjadi perbincangan hangat karena dilakukan di tengah larangan tidak resmi terkait gelaran wisuda siswa SMA dan SMK.

Publik mempertanyakan konsep acara kelulusan tersebut yang dinilai terlalu mewah dan menyerupai wisuda mahasiswa.
Istilah wisuda memang identik dgn kelulusan mahasiswa perguruan tinggi. Namun dalam perkembangannya, banyak lembaga pendidikan dari berbagai tingkatan yg menyelenggarakan wisuda. Kegiatan wisuda tidak semata-mata di perguruan tinggi, SMK, SMA, SMP, SD hingga TK pun menyelenggarakan wisuda kelulusan sebagai bentuk pengakuan telah menyelesaikan jenjang pendidikan. Poin terpenting dalam sebuah kelulusan bukan hanya acara seremonial, namun kualitas lulusannya.

Penerapan kurikulum yang hanya mengedepankan output menjadi mesin pabrik. Jauh dari pembentukan kepribadian dengan kualitas pola pikir, serta penguasaan pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi seluruh alam semesta. Terlebih ketika asas Kapitalis menjadi dasar di dunia pendidikan. Menggunakan pemeringkatan Programme for Internasional Student Assessment (PISA), standar keberhasilan capaian hanya nilai materi,yakni literasi dan numerasi yg ditetapkan PISA, Keberhasilan pendidikan pun hanya diukur dengan terserapnya lulusan di dunia kerja.

Sebaliknya Islam sebagai sebuah sistem kehidupan, memiliki solusi tuntas atas permasalahan generasi, bahkan umat manusia. Sepanjang sejarah penerapan Islam Khilafah sebagai negara yang menerapkan Islam di dalam dan luar negri, mampu bersaing di skala nasional bahkan bersaing dikancah dunia internasional. Bahkan, khilafah mampu menjadi mercusuar dunia.

Para sejarawan mencatat bahwa masa-masa awal Daulah Abbasiyah, khususnya pada masa khalifah Harun ar-Rasyid dan Al-Makmun, merupakan masa keemasan Islam. Masa itu ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya berbagai ilmu pengetahuan di dunia Islam. Pusat intelektual, seperti madrasah, perpustakaan, Observatorium, telah tumbuh di seluruh negeri. Karya tulis diberbagai bidang ilmu terus bermunculan.

Perkembangan ilmu pengetahuan ini berdampak pada kemajuan peradaban Islam. Ilmu yang mereka temukan dijadikan acuan bagi ilmu-ilmu terapan masa kini. Dari ilmuan muslim kita bisa mengenal arah kiblat, arah mata angin, pengobatan dan sebagainya.

Pada masa keemasan Islam, kualitasnya bukan kaleng-kaleng, yakni individu yang cerdas secara intelektual dan emosional. Tidak hanya unggul dalam ilmu saintek, mereka pun sukses menjadi ulama yg faqih fiddin
Keseimbangan ilmu ini terjadi karena menjadikan Islam sebagai asas dan sistem yang mengatur dunia pendidikan.

Oleh karenanya, jika pendidikan suatu bangsa ingin maju, tidak ada cara lain, kecuali dengan kembali mengambil role model peradaban Islam yg pernah berjaya hampir 13 abad lamanya. Wallahualam bissawab.