Humanisme islam
Oleh : Robi Pamungkas
A. Sejarah dan Pengertian Humanisme
Humanisme berasal dari kata humanis yang bermakna manusia dan isme yang bermakna faham atau aliran. Sehinngga humanisme didefiniskan oleh Mangun Harjana sebagai pandangan yang menekankan martabat manusia dan kemampuannya. Menurut pandangan ini manusia bermartabat luhur, mampu menentukan nasib sendiri dan dengan kekuatan sendiri mampu mengembangkan memenuhi kepatuhan sendiri mampu mengembangkan diri dan memenuhi kepenuhan eksistensinya menjadi paripurna .
Sejarah lahirnya faham humanisme tidak bisa dilepaskan dari peradaban Eropa di masa kegelapan (dark age) . Karena spirit humanisme adalah membebaskan manusia dari kekangan dogma gereja yang pada masa itu sangat mengekang kebebasan manusia. Sehingga dogma-dogma gereja dianggap sebagai sesuatu yang mengancam eksistensi manusia itu sendiri, karena dogma –dogma tersebut menjadikan mansuia tidak bebas untuk mengekspresikan atau mengaktualisasikan kehendaknya dalam mengembangkan kehidupannya.
Humanisme berkembang beriringan dengan masa renaissance (masa pencerahan) pada abad ke 14-17 M . Masa pencerahan ditandai dengan banyaknya masyarakat Eropa yang tertarik dan menggandrungi filsafat Yunani kuno. Dari masa pencerahan lahirlah orientasi baru masyarakat Eropa dengan tidak lagi menjadikan Tuhan sebagai pusat (teosentris) , tetapi menjadikan manusia sebagai pusat (anthroposentris) . Puncaknya pada tanggal 10 Desember 1948 dilakukan pengesahan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia oleh Majelis Umum PBB (DUHAM) . Dalam deklarasi tersebut menetapkan 30 pasal yang isinya menunjukan eksistensi manusia sebagai makhluk yang bermartabat dan bebas.
Humanisme adalah sebuah faham yang tidak bisa dilepaskan dari faham liberalisme dan sekulerisme. Tiga faham ini adalah tiga serangkai yang saling mendukung dan tidak bisa dipisahkan. Hal ini karena humanisme sejalan dengan prinsip liberalisme yang memberikan kebebasan bagi manusia untuk memiliki, berekspresi, berpendapat, dan berkeyakinan. Juga sejalan dengan sekulersime, karena humanisme memiliki faham manusia tidak boleh dikekang oleh apapun dalam menentukan pilihannya termasuk oleh doktrin agama. Sehingga humanisme menempatkan posisi agama sebagai urusan pribadi yang tidak lebih penting dari manusia itu sendiri.
Akar dari faham humanisme berangkat dari epistemologi Barat yang hanya menjadikan akal sebagai satu-satunya sumber pengetahuan dan menolak segala sesuatu yang bersifat metafisik. Karena Barat menganggap sesuatu yang metafisik tidaklah ilmiah dan subjektif. Epistemologi Barat ini melahirkan konsep bahwa satu-satunya yang berhak mengatur dunia ini adalah manusia. Akhirnya manusia dituhankan, dan Tuhan dimanusiakan .
B. Pandangan Islam Terhadap Humanisme
Faham humanisme adalah faham yang sama sekali tidak pernah dikenal dalam peradaban Islam. Karena umat Islam tidak pernah memiliki sejarah atau pengalaman kelam dengan agama Islam. Islam telah mengatur dan menjelaskan semua aspek kehidupan manusia tanpa meninggalkan sedikitpun ruang. Allah ﷻ berfirman :
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ
“Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim)” (QS: An Nahl: 89)
Kalimat لكل شيء (untuk segala sesuatu) menunjukan jika Islam telah menjelaskan segala sesuatu dialam ini tanpa meninggalkan sedikitpun ruang, karena lafad كل apabila disandarkan (mudhaf) kepada lafad yang nakirah maka berfaidah mencakup semua bagian-bagiannya . Ditambah lafad شيء adalah lafad paling mubham (samar) dalam bahasa Arab, karena bisa mencakup sesuatu yang terindera, abstrak, ataupun khayalan.
Islam jelas tidak mengakui sama sekali faham yang menjadikan manusia bebas berkehendak dalam dunia ini. Karena Islam mewajibkan setiap pemeluknya untuk terikat dengan syariah Islam. Tidak boleh seorang muslim didunia ini berbuat sekehendaknya tanpa melihat batasan syariah Islam. Allah ﷻ berfirman :
فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿ ٩٢﴾ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu” (QS: Al Hijr: 92-93)
Ulama juga mengatakan bahwa hukum asal perbuatan seorang hamba adalah terikat dengan hukum syara’ .
Sehingga jelaslah, Islam tidak pernah mengakui sebuah faham yang menjadikan manusia sebagai penentu baik dan buruk, atau menjadikan manusia sebagai penentu nilai dan moral. Adapun jika Islam memiliki beberapa kesesuaian dengan konsep humanisme, tidak lantas Islam mengakui atau selaras dengan humanisme. Karena keduanya berangkat dari konsep dasar yang berbeda. Humanisme lahir dari akal murni, sedangkan Islam lahir dari wahyu Allah ﷻ .
Maka nampak jelas kesalahan orang-orang yang mengkampanyekan humanisme diatas agama seperti Habib Ali al Jufri – غفر الله له – yang membuat buku dengan judul al Insaniyatu qabla at Tadayun (Kemanusiaan sebelum beragama) . Karena dorongan seorang muslim ketika berbuat bukanlah karena dorongan kemanusiaan, melainkan karena syariah memerintahkan, seperti memenuhi hak tanpa melihat suku, ras dan agama, saling tolong-menolong tanpa melihat suku, ras dan agama, dan bentuk kebaikan lainnya.
Kesimpulannya, humanisme adalah faham batil dan sesat yang sama sekali tidak memiliki akar historis dan normatif dengan ajaran Islam. Humanisme adalah faham yang lahir dalam peradaban barat untuk menentang kediktaktoran gereja yang mengekang kebebasan manusia. Wallahua’lam
COMMENTS