Darurat HIV AIDS
Oleh : Irmawati (Aktivis Dakwah Kampus)
Infeksi HIV terus mengalami peningkatan. Mengutip laporan Dinas Kesehatan terdapat beberapa provinsi mengalami peningkatan kasus HIV misalnya Kota Lhokseumawe, Aceh tercatat sebanyak 88 kasus. Terjadi peningkatan delapan kasus pada tahun 2022 dengan didominasi yang disebabkan oleh perilaku seks bebas. Adapun Kota Batam tercatat mencapai 446 kasus pada tahun 2022 yang meliputi 333 pria dan 113 perempuan dengan didominasi yang disebabkan oleh penyimpangan perilaku pasangan sejenis. Pada sisi lain Angka tersebut memungkinkan bisa bertambah dan berubah karena banyak yang belum diketahui dan tidak melaporkan yang telah memiliki penyakit menular ini.
Human Immunodeficiency Virus atau biasa disebut HIV adalah virus yang berbahaya yang menyerang system kekebalan tubuh sehingga penderita akan mudah diserang penyakit. Apalagi jika penderita tidak ditangani dengan baik maka virus tersebut akan cepat berkembang sehingga menjadi acquired immune deficiency syndrome (AIDS). Akumulasi dari tahun 1992 hingga 2022 jumlah penderita berjumlah sebanyak 8.800 orang. Untuk menghadapi peningkatan penyakit menular ini perlu tindakan dari masyarakat dan juga pemerintah secara menyeluruh.
UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif dalam memperingati Hari AIDS sedunia aliansi ini digagas untuk memperbaiki salah satu masalah yang mendominasi dalam rangka penanggulangan AIDS. Tujuan Aliansi Nasional untuk mengakhiri AIDS pada anak ini agar tidak ada lagi anak yang hidup yang tidak dapat mengakses pengobatan dan tidak ada lagi inveksi baru pada anak. Jika dicermati, faktor penyebab dan penyebaran HIV/AIDS melalui perilaku sek bebas artinya ketika mereka melakukan seks bebas dengan orang yang terinfeksii melakukan dengan banyak orang akibatnya banyak pula yang tertular, penyimpangan perilaku pasangan jenis serta bergantian jarum suntik oleh para pengguna narkotika.
Disisi lain, pemerintah mengupayakan berbagai penanggulangan seperti masyarakat dihimbau untuk menjauhi seks bebas, pemakaian kondom sebagai alat pengaman dalam berhubungan seksual, serta menjauhi penggunaan obat terlarang dan penggunaan jarum suntik secara bergantian.
Namun penanggulangan yang dilakukan tidak mampu menanggulangi, mengatasi, bahkan yang terjadi justru kasus penularan penyakit HIV justru meningkat karena tidak menyentuh akar permasalahan yang sebenarnya, apalagi membolehkan melakukan perilaku yang menyimpang dan tidak melihat akar permasalahan yang paling mendasar yakni rusaknya system sosial kehidupan masyarakat yang ada.
System yang tidak sesuai fitrah manusia dengan menawarkan gaya hidup masyarakat yang sekuler dan liberal menjadikan aktivitas-aktivitas yang dilarang agama menjadi biasa dan pergaulan bebas yang mengarahkan pada seks bebas, perilaku menyimpang, LGBT, pecandu narkoba , dan lain sebagainya serta melahirkan suatu kerusakan dalam lingkungan masyarakat.
Berbeda dengan Islam. Islam sebagai agama yang mempunyai aturan sebagai solusi segala permasalahan kehidupan termaksud dalam menaggulangi HIV/AIDS yang mampu mengatasi dan menaggulanginya .
Adapun solusi prefentif dengan sumber penularan utama penyakit HIV adalah seks bebas. Sehingga pencegahnnya harus menghilangkan perilku seks tersebut. Sebagaimana Islam telah mengharamkan laki-laki dan peempuanyang bukan muhrim berkhalwat (berduaan/pacaran). Islam juga mengharapkan perilaku seks menyimpang dari fitrah manusia misalnya homoseks, lesbian.
Islam mengharamkan pria wanita melakukan perbuatan-perbuatan yang membahayakan akhlak dan merusak masyarakat,termaksuk pornografi dan pornokasi. Sehingga dengan adanya larangan-larangan tersebut Negara harus tegas dalam menjalankan aturan-aturannya. Tugas Negara memberikan sanksi tegas bagi pelaku zina. Jika pelaku zina muhsan (sudah menikah) dirajam,sedangkan penzina ghoiru muhsan dicambuk 100 kali.Adapun pelaku homoseksual dihukm mati, dan penyalahunaan narkoba dihukum mati, dan para penderita HIV dikarantina. Negara secara tegas tidak membiarkan fasilitas-fasilitas seks bebas memberikan sanksi yang tegasdan membubarkan.
Adapun solusi kuratif, bagi penderita HIV yang tidak karena melakukan maksiat, maka Negara memberi karantina. Selama karantina seluruh hak dan kebutuhannya dipenuhi oleh Negara. Semua upaya tersebut hanya bisa dicapai dengan Negara yang mnerapkan islam secara menyeluruh yaitu daulah khilafah islamiyah dan sudah saatnya meninggalkan system kapitalisme sekulerisme yang membawa pada kerusakan.
Wallahu A’lam
COMMENTS