Inflasi kenaikan BBM
Oleh Muzaidah (Aktivis Muslimah)
Betapa merananya kehidupan yang dialami masyarakat hari ini, karena banyak kebutuhan tidak dipenuhi pemerintah secara adil dan merata. Ditambah lagi apa pun serba naik dan pendistribusiannya tidak diberikan secara merata, kini persoalan kenaikan BBM menjadi bencana yang tiada usai. Lantas, dari kenaikan BBM ini, apakah demi keuntungan atau menyebabkan inflasi?
Menurut perhitungan Lembaga ECO Macro Blast, karena kenaikan ketiga jenis BBM tersebut memicu naiknya inflasi mulai dari 30,72-16,00 persen. Hitungan ini sudah diperhitungkan melalui first round impact atau dampak kenaikan harga dari ketiga jenis BBM secara langsung yang berdampak harga jasa transportasi jadi naik, distribusi hingga sebagian harga barang dan jasa mengalami kenaikan (merdeka.com, 04/09/2022).
Inflasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyak atau cepatnya uang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Oleh sebab itu, naiknya kebutuhan pokok dan lainnya dalam periode waktu tertentu dan menyeluruh mengakibatkan inflasi naik. Akan banyak dampak yang terjadi karena inflasi, di antarannya perekonomian negara tidak stabil dan menurun, kemiskinan makin tinggi, tidak ada kestabilan harga, dan masih banyak lagi.
Dari kenaikan harga BBM ini ternyata rakyat bukanlah objek yang mendapatkan keuntungan, tetapi mengalami kerugian. Sebaliknya, yang merasakan keuntungan dari kenaikan harga seperti BBM sehingga terjadinya inflasi adalah oligarki dan rakyat hanya mendapatkan dampak buruk inflasi.
Terbukti ketika kenaikan harga BBM yang meroket pun tidak membuat rakyat merasa tenang dan senang akan kenaikan ini, malah banyak yang berkeluh-kesah yang seharusnya pemerintah peka dan sigap dalam memenuhi kebutuhan rakyat, mengelola perekonomian dengan baik sehingga tidak terjadi inflasi dan tidak ada lagi kenaikan harga termasuk pada BBM.
Dilansir pikiranrakyat.com dari Twitter, sejumlah orang menyampaikan keluhan mereka atas keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Bahkan, banyak dari mereka yang meminta agar pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM, tetapi sampai sekarang aspirasi masyarakat tidak dihiraukan, sungguh memilukan. “Akibat kenaikan BBM ini dampaknya terasa berat oleh masyarakat. Mohon pejabat negara (pemerintah pusat/daerah, dan DPR/DPRD, dll.) serta politisi dan keluarganya menahan diri posting narsis perjalanan ke LN (termasuk umrah), makan mewah, belanja dll. jaga perasaan sesama yuk,” tulis pemilik akun @na_dirs.
Maka, selama pengelolaan SDA termasuk minyak tidak dikelola pemerintah dengan benar, pertumbuhan tidak akan pernah ada, kesejahteraan negara pun tidak pernah terjadi jika semua kekayaan alam termasuk minyak masih dikelola pihak asing dan aseng. Yang tidak habis pikir, sempat keluar pernyataan dari PT. Pertamina dan diiyakan pemerintah, bahwa dinaikkan harga BBM disebabkan PT. Pertamina mengalami kerugian. Padahal, selama ini rakyat selalu bayar ketika membeli BBM bukan gratis, sampai-sampai segala macam ada pajak yang harus dibayar oleh rakyat yang dipungut oleh pemerintah, apa-apa rakyat bayar, mengapa dikatakan mengalami kerugian? Di mana letak kerugiannya? Bukankah seharusnya rakyatlah yang dirugikan?
Stop Merugikan Negara, Kembalilah pada Islam Kafah!
Kebalikannya dengan Islam dalam mengelola kekayaan alam dan mengelola minyak sebagai kebutuhan rakyat. Dalam Islam yang pertama sekali diperhatikan seorang khalifah (pemimpin) adalah cara pengelolaannya, jika minyak dikelola secara benar sesuai syariat, maka inflasi tidak akan terjadi karena bukan kerugian yang akan didapatkan melainkan keuntungan dan pendistribusiannya akan diberikan secara merata sehingga tidak satu pun rakyat mengalami kekurangan, dan terhadap harga minyak dijual secara murah bahkan bisa gratis karena sistem Islam bukan demokrasi yang apa-apanya bisa dijadikan bisnis demi kepentingan.
Minyak dalam Islam dikategorikan kebutuhan rakyat yang wajib dipenuhi pemimpin dan tidak boleh pihak luar ikut campur tangan dalam pengelolaannya, karena bisa terjadi kecurangan yang mengakibatkan kerugian seperti yang dialami disistem demokrasi-kapitalis saat ini.
Rasulullah saw. bersabda: “Pemerintah adalah raa’in (pengurus) dan penanggung jawab urusan rakyatnya.” (h.r. Bukhari).
Untuk itu, bagi oligarki stoplah merugikan negara Indonesia karena ada hak rakyat yang tidak boleh dirampas secara paksa dan untuk pemerintah, jika tidak bisa mengelola dengan baik dan tidak mampu memberikan kebutuhan rakyat secara adil, maka kembalikan itu semua pada syariat dan terapkan dalam kehidupan karena hanya syariat saja yang mampu menyelesaikan permasalahan, sehingga keuntungan dapat dibagi secara merata bukan untuk dinikmati orang-orang berada saja.
Oleh karena itu, kita harus sepakat bahwa negeri mayoritas muslim ini wajib menerapkan Islam kafah agar kenaikan semacam BBM tidak ada dan kebutuhan rakyat diberikan, tidak lagi ditahan-tahan atau tidak lagi dijadikan bisnis oleh elite oligarki.
Wallahualam bissawab.
COMMENTS