MEMAHAMI NILAI PERBUATAN MANUSIA DAN AKTIVITAS NEGARA

aktivitas manusia dan negara

Inilah fungsi dan peran suatu negara, menjaga atau mengendalikan perbuatan individu dalam meraih nilai perbuatan agar senantiasa sesuai hukum syara’, baik itu nilai spiritual, moral, kemanusiaan maupun materi. Negara menggunakan pula beragam cara yang semestinya, melalui pengarahan dan penjelasan untuk mengatur perbuatan individu sesuai hukum syara’. Apabila pengarahan dan penjelasan tadi tidak bisa memperbaiki pelanggaran syariah dalam menerapkan nilai perbuatan bagi individu-individu, dan memang mesti diberlakukan sanksi, maka dijalankanlah sanksi tadi. Hal ini demi menjamin penerapan nilai perbuatan semua individu tersebut sesuai perintah dan larangan Allah

Soal:

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh. Syaikh kami yang mulia, semoga Allah senantiasa menjaga dan menguatkan anda melalui Ahlun Nushrah-Nya.

Ada pertanyaan berkenaan topik nilai yang dibahas buku Mafahim:

1) Perbuatan dalam rangka berjuang demi Khilafah, berupa menghadiri halqah dan berbagai aktivitas dakwah, apakah untuk meraih nilai kemanusiaan atau nilai spiritual?

2) Aktivitas sebuah negara itu apakah untuk meraih nilai spiritual, kemanusiaan, moral atau materi?

Semoga Allah memberikan keberkahan dan semoga kami memperoleh manfaat ilmu anda.

(‘Imad al-Zaghal, alias Abu Muhammad).

Jawaban:

Wa ‘alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh.

Pertama, sebagaimana pertanyaan anda, topik mengenai nilai memang ada dalam buku Mafahim Hizbut Tahrir. Guna membantu memperjelas dan menjawab pertanyaan, saya kutipkan sesuai redaksi dalam buku tersebut, sebagai berikut:

“Mengenai tujuan dilakukan suatu perbuatan, setiap orang tentu harus memiliki tujuan bagi perbuatan yang dilakukannya. Tujuan ini disebut dengan nilai perbuatan. Karena itu, suatu yang pasti setiap perbuatan memiliki nilai tertentu yang ingin dicapai seseorang tatkala melakukannya. Kalau tidak ada nilainya, tentulah perbuatan itu sia-sia. Manusia tidak selayaknya melakukan suatu perbuatan sia-sia tanpa ada tujuannya. Bahkan seharusnya menjaga terwujudnya nilai-nilai perbuatan yang melatarbelakanginya.

Nilai suatu perbuatan bisa berupa nilai materi, seperti berbagai aktivitas perdagangan, pertanian, industri dan sejenisnya. Maka, tujuan dilakukannya perbuatan tadi adalah memperoleh hasil berupa materi, yakni mendapatkan keuntungan. Nilai ini memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan. Nilai suatu perbuatan bisa pula berupa nilai kemanusiaan, seperti menolong orang tenggelam, ataupun orang yang teraniaya. Maka dalam hal ini, yang menjadi tujuan perbuatan tadi adalah meyelamatkan manusia, tanpa melihat warna kulit, ras, maupun agamanya, atau pertimbangan lain selain kemanusiaan.

Nilai suatu perbuatan bisa juga berupa nilai moral, seperti kejujuran, amanah dan kasih sayang. Sehingga, tujuan semua perbuatan tadi adalah aspek moralitas, tanpa melihat lagi manfaat materi ataupun nilai kemanusiaan. Karena, terkadang sifat moral ini ditujukan kepada selain manusia, seperti rasa sayang kepada hewan dan burung. Bahkan, perbuatan yang bersifat moral ini bisa mendatangkan kerugian materi, meski begitu mewujudkan nilai moral tersebut pada titik tertentu adalah keharusan, itulah keunikan aspek moralitas.

Nilai suatu perbuatan bisa pula berupa nilai spiritual, seperti ibadah. Sehingga aktivitas tersebut tidak bertujuan memperoleh keuntungan materi, bukan demi kemanusiaan, dan bukan pula urusan moral, melainkan semata-mata untuk beribadah. Karena itu, pencapaian nilai spiritual ini harus senantiasa dijaga tanpa mempertimbangkan lagi nilai-nilai lainnya.

Demikianlah topik mengenai berbagai nilai perbuatan yang diupayakan setiap manusia untuk diwujudkannya ketika melakukan berbagai macam perbuatan.”

Kedua, begitu pula di dalam buku Mafahim Hizbut Tahrir halaman 30 sampai 34, tertulis:

“Parameter bagi kelompok masyarakat dalam kehidupan dunia, pasti berdasarkan nilai-nilai tersebut dan sesuai realisasi nilai-nilai tadi dalam suatu masyarakat, serta jaminan kesejahteraan dan ketenangan sebagai realisasi nilai-nilai tersebut.

Karena itu, setiap muslim harus berusaha sekuat mungkin mewujudkan nilai-nilai yang menjadi tujuan setiap perbuatan yang hendak dilakukannya, pada saat menunaikan dan melangsungkan perbuatan ini, sehingga dapat berperan dalam mensejahterakan dan mengangkat harkat masyarakat, disamping untuk kesejahteraan dan ketenangan dirinya.

Nilai-nilai ini berdasarkan substansinya, tidak mempunyai kelebihan atau kesetaraan, sebab tidak terdapat ciri tertentu yang bisa menjadi patokan untuk menyamakan atau melebihkan satu nilai dengan nilai lainnnya. Nilai-nilai tersebut realitasnya hanyalah hasil yang menjadi tujuan manusia ketika melakukan suatu perbuatan.

Pribadi-pribadi yang didominasi perasaan spiritual dan selalu ingin mencapainya dengan mengabaikan nilai materi, akan lebih mengutamakan nilai spiritual di atas nilai materi, sehingga mereka menekuni ibadah saja dan menjauhi materi. Karena itulah mereka mengabaikan kehidupan dunia, sebab, kehidupan dunia bersifat materi. Akibat tindakan dan pandangan ini, terjadilah keterbelakangan kehidupan di bidang materi, kemerosotan kehidupan masyarakat, termasuk timbulnya kemalasan dan kelemahan di dalamnya.

Pribadi-pribadi yang didominasi tendensi materi dan selalu dikuasai syahwat, serta mengabaikan nilai spiritual, akan lebih mengutamakan nilai materi dan berusaha mendapatkannya. Karena itu, mereka memiliki banyak sekali angan-angan. Dan karena tindakan dan pandangan mereka, terjadilah kekacauan di tengah masyarakat tempat mereka hidup, termasuk timbulnya banyak kejahatan dan kerusakan.

Dengan demikian, suatu kesalahan apabila manusia dibiarkan menentukan nilai-nilai ini. Seharusnya nilai-nilai itu ditentukan oleh Sang Maha Pencipta manusia, yaitu Allah Swt. Jadi, hukum syara’lah yang menentukan nilai-nilai bagi manusia, yang menentukan waktu pelaksanaannya, serta berdasarkan syara’ pula manusia bisa memilihnya.

Syara’ menjelaskan solusi berbagai masalah kehidupan melalui perintah dan larangan Allah Swt. dan mewajibkan manusia agar menempuh kehidupan ini sesuai dengan perintah dan larangan tersebut. Begitu pula syara’ menjelaskan berbagai perbuatan yang akan menghasilkan nilai spiritual, berupa beragam ibadah yang diwajibkan dan disunahkan; sebagaimana halnya menjelaskan berbagai sifat perbuatan yang akan melahirkan nilai moralitas (akhlaq).

Dan syara’ membiarkan manusia meraih nilai materi yang semestinya, demi memenuhi kebutuhan primernya bahkan kebutuhan sekundernya, sesuai dengan peraturan tertentu yang dijelaskan syara’ kepada manusia, dan diperintahkan agar manusia tidak menyimpang dari aturan tersebut. Sementara, tugas manusia tidak lain hanyalah berupaya meraih nilai-nilai ini sesuai dengan perintah dan larangan Allah, serta menilainya sesuai dengan nilai yang dijelaskan hukum syara’.”

Ketiga, mengenai peran negara dalam mewujudkan nilai-nilai perbuatan, maka demi menjawab pertanyaan tersebut, kami jelaskan beberapa perkara berikut:

1) Nilai perbuatan adalah tujuan dilakukannya suatu perbuatan oleh seseorang. Jadi nilai perbuatan adalah tujuan perbuatan, dan yang memiliki tujuan dari perbuatan ini adalah manusia, yakni individu tertentu semisal Muhammad, Zainab, Fatimah atau Khalid. Artinya, ketika melakukan suatu perbuatan bertujuan meraih nilai tertentu dari perbuatan tadi. Maka, saat Muhammad melakukan aktivitas perdagangan, dia bertujuan meraih keuntungan materi alias nilai materi. Saat Zainab melakukan shalat, dia bertujuan meraih nilai non materi alias nilai spiritual. Saat Fatimah berlaku jujur, dia bertujuan meraih nilai tertentu alias nilai moralitas. Dan saat Khalid menolong orang teraniaya, dia bertujuan meraih nilai tertentu alias nilai kemanusiaan.

Demikianlah bisa disimpulkan, nilai perbuatan adalah tujuan individu tertentu dari pelaksanaan perbuatannya, artinya yang melakukan perbuatan dengan tujuan meraih nilai perbuatan adalah manusia atau individu tertentu. Hal ini sebagaimana terdapat pada bahasan nilai-nilai perbuatan dalam buku Mafahim, bahwa nilai-nilai perbuatan tersebut diraih oleh individu tertentu, si A atau si B, dan bukan oleh Negara.

2) Merujuk poin ke dua pada akhir kutipan buku Mafahim berikut: “Dengan demikian, suatu kesalahan apabila manusia dibiarkan menentukan nilai-nilai ini. Seharusnya nilai-nilai itu ditentukan Sang Maha Pencipta manusia, yaitu Allah Swt. Jadi, hukum syara’lah yang menentukan nilai-nilai perbuatan bagi manusia, dan menentukan waktu pelaksanaannya, serta berdasarkan syara’ pula manusia bisa memilihnya.

Syara’ menjelaskan solusi berbagai masalah kehidupan melalui perintah dan larangan Allah Swt. dan mewajibkan manusia agar menempuh kehidupan ini sesuai dengan perintah dan larangan tersebut. Begitu pula syara’ menjelaskan berbagai perbuatan yang akan menghasilkan nilai spiritual, berupa beragam ibadah yang diwajibkan dan disunahkan; sebagaimana halnya menjelaskan berbagai sifat perbuatan yang akan melahirkan nilai moralitas (akhlaq).

Dan syara’ membiarkan manusia meraih nilai materi yang semestinya, demi memenuhi kebutuhan primernya bahkan kebutuhan sekundernya, sesuai dengan peraturan tertentu yang dijelaskan syara’ kepada manusia, dan diperintahkan agar manusia tidak menyimpang dari aturan tersebut. Sementara, tugas manusia tidak lain hanyalah berupaya meraih nilai-nilai ini sesuai dengan perintah dan larangan Allah, serta menilainya sesuai dengan nilai yang dijelaskan hukum syara’.”

3) Disini menjadi jelas fungsi sebuah negara, yakni menjaga atau mengendalikan nilai-nilai perbuatan agar selalu sesuai hukum syara’, dan manusia harus berupaya meraih nilai-nilai perbuatan tadi sesuai perintah dan larangan Allah. Hal ini berlaku dalam seluruh ragam nilai perbuatan, baik nilai spiritual, nilai moral, nilai kemanusiaan maupun nilai materi.

Inilah fungsi dan peran suatu negara, menjaga atau mengendalikan perbuatan individu dalam meraih nilai perbuatan agar senantiasa sesuai hukum syara’, baik itu nilai spiritual, moral, kemanusiaan maupun materi. Negara menggunakan pula beragam cara yang semestinya, melalui pengarahan dan penjelasan untuk mengatur perbuatan individu sesuai hukum syara’. Apabila pengarahan dan penjelasan tadi tidak bisa memperbaiki pelanggaran syariah dalam menerapkan nilai perbuatan bagi individu-individu, dan memang mesti diberlakukan sanksi, maka dijalankanlah sanksi tadi. Hal ini demi menjamin penerapan nilai perbuatan semua individu tersebut sesuai perintah dan larangan Allah.

Inilah yang saya rajihkan dalam masalah ini, wallahu a’lam wa ahkam.

Saudara kalian, ‘Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah

26 Jumada al-Akhirah 1443 H/ 29 Januari 2022 M

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,50,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,1,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Editorial,4,Ekonomi,186,fikrah,6,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,7,gerakan,5,Hukum,90,ibroh,17,Ideologi,68,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,51,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,83,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,289,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,47,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,87,Nafsiyah,9,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3556,opini islam,87,Opini Netizen,1,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,4,Pemberdayaan,1,pemikiran,19,Pendidikan,112,Peradaban,1,Peristiwa,12,pertahanan,1,pertanian,2,politik,320,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,7,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,66,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,45,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,6,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: MEMAHAMI NILAI PERBUATAN MANUSIA DAN AKTIVITAS NEGARA
MEMAHAMI NILAI PERBUATAN MANUSIA DAN AKTIVITAS NEGARA
aktivitas manusia dan negara
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj44jPhZqWa_akW73GHXAnRNrdKHlTOQwWzJ0WTeMUdEo2SJeKbQyhJLmNnrSiR-OV8fSuRznOc1GKpZkwGK4nOEksYoE8t4hodw-yc1TDyA1bPJVVfWl7Nc7Cy5U-0cTIyINHiMFLPjRnqm2PAlVohzxFt6M-zUGDz5TBKWPEn3XSe7gUvUwVu6RFg=s16000
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj44jPhZqWa_akW73GHXAnRNrdKHlTOQwWzJ0WTeMUdEo2SJeKbQyhJLmNnrSiR-OV8fSuRznOc1GKpZkwGK4nOEksYoE8t4hodw-yc1TDyA1bPJVVfWl7Nc7Cy5U-0cTIyINHiMFLPjRnqm2PAlVohzxFt6M-zUGDz5TBKWPEn3XSe7gUvUwVu6RFg=s72-c
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2022/02/memahami-nilai-perbuatan-manusia-dan.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2022/02/memahami-nilai-perbuatan-manusia-dan.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy