Sekularisme Melahirkan Mentalitas Rapuh hingga Lalim

mental rusak

Oleh: Diah Indriastuti (Aktivis Muslimah Surabaya)

Kita sering mendengar kondisi di dalam masyarakat kita yang mengalami kegalauan, kecemasan yang berlebih, rapuh, terpuruk, kacau, hingga melakukan hal-hal lalim seperti membunuh, dan lain sebagainya.

Penyebabnya bisa karena putus cinta, tidak mendapat melanjutkan sekolah atau kuliah, tidak mendapat pekerjaan yang layak sementara gaya hidup terus mengitari sekeliling kita, belum bisa mencapai target kesuksesan yang kita inginkan, kondisi pernikahan yang tidak sesuai antara harapan dengan kenyataan, hubungan dengan orang tua yang tidak harmonis, dan masih banyak lagi.

Kondisi-kondisi tersebut berpengaruh besar terhadap mentalitas masyarakat saat ini, mereka mudah menyerah, putus asa, depresi, stres, atau bahkan menjadi sosok yang lalim, temperamental, emosional, senang dengan prilaku kekerasan.

Bila hal ini dibiarkan atau tidak diselesaikan dengan penanganan yang tepat, maka mentalitas nasyarakat akan mengarah kepada kerusakan masyarakat yang semakin parah. Untuk itu perlu bagi kita memahami apa yang menjadi permasalahan hingga terbentuk mentalitas seperti ini.

Mindset membentuk prilaku seseorang

Ketika menjumpai perilaku yang ada pada masyarakat kita, tentu miris bila yang banyak nampak adalah masyarakat yang rapuh, mudah galau, bimbang, stres, depresi, kacau, gundah, lalim, mudah tersulut emosi, dan lain sebagainya.

Tentu hal ini tidak ujug-ujug begitu saja melekat pada diri masyarakat tanpa sebab. Tetapi ada hal yang menjadi peran besar dalam membentuk sikap masyarakat maupun individunya. Bila kita memahami bahwa perilaku seseorang itu dipengaruhi oleh mindsetnya, dan ini akan melahirkan mentalitas seperti apa.

Bila mindsetnya tentang kehidupan adalah kebebasan maka perilaku yang terbentuk adalah melakukan hal-hal yang dianggapnya perwujudan dari kebebasan, seperti hidup tanpa menikah, childfree, free sex, hidup di jalanan tanpa aturan, rumah tangga tapi sibuk mikir diri sendiri , dan lain sebagainya.

Dari sini akan membentuk mentalitas orang-orang atau masyarakat yang galau, atau bahkan berprilaku lalim, dan lain sebagainya tadi, jika kebebasan yang diinginkan tidak terwujud sesuai dengan yang diinginkannya.

Sekularisme penyebab rusaknya mentalitas

Bila kita pahami secara teliti bahwa mindset yang mendominasi di tengah masyarakat kita adalah mindset yang berasal dari Aqidah Sekularisme.

Aqidah Sekularisme memandang bahwa hidup di dunia harus terbebas/tidak terikat dengan pengaturan agama/aturan pencipta. Manusia harus mengatur/menyelesaikan masalah kehidupannya di dunia dengan keinginan manusia. Karena mengganggap bahwa dirinyalah yang paling memahami masalah dan solusi hidupnya. Kalau dengan pengaturan agama, maka kebebasan yang dikehendaki tidak bisa terwujud sesuai keinginan manusia.

Sehingga dari mindset ini terwujud prilaku seseorang atau masyarakat yang mengatur hidupnya sesuai dengan keinginannya sendiri-sendiri/suka-suka dan membuang sejauh-jauhnya agama dalam menyelesaikan masalah kehidupannya. Tanpa memperhatikan dampak terhadap mentalitas yang terbentuk ketika memiliki mindset dari aqidah sekuler ini.

Ketika muncul permasalahan pada masyarakat , baru upaya pengkajian dilakukan, hingga melahirkan kesimpulan atas permasalahan dan solusi yang belum teruji mampu menyelesaikan masalah tersebut , tetapi dipakai sebagai solusi bagi masyarakat.

Seperti ingin sukses , duit banyak, rumah megah maka kerja keras, bila tidak terwujud maka stres atau dengan cara lain yaitu menghalalkan segala cara. Kalau stres solusi ke phsikiater (bagi yang mampu), bagi yang tidak mampu maka ketika tidak tertangani dengan baik bisa mengarah pada gila atau lari ke miras, narkoba, untuk menyelesaikan masalahnya. Atau mewujudkan sukses dengan jalan korupsi, memiliki pabrik miras/narkoba, menyuap supaya mendapat legalitas hukum untuk melindungi usaha ilegalnya, dan lain sebagainya.

Sehingga sampai kapanpun bila masih menggunakan mindset dari aqidah sekuler maka yang terjadi adalah terbentuknya mentalitas yang rusak. Maka harus dibuang jauh-jauh mindset seperti ini. Dan segera diganti dengan mindset yang benar sesuai fitrah dan akal manusia.

Islam mampu membentuk mentalitas yang tangguh

Ketika aqidah Islam menjadi mindset bagi seseorang, maka akan mampu merubah jalan hidupnya dari terpuruk/merosot berubah menjadi cemerlang. Dikarenakan aqidah Islam membentuk pola berfikir yang benar yang lahir dari akal yang tertuntun oleh Wahyu Ilahi yaitu bersumber dari Al Qur'an dan As Sunnah.

Dengan pola berfikir yang tertuntun oleh Wahyu akan membentuk kesadaran bahwa setiap perbuatan yang dilakukan terarah sesuai dengan keinginan Pencipta yaitu berstandarkan perintah dan larangan Pencipta. Rasa takut, gelisah ketika menyimpang dari perintah dan larangan, karena takut akan murka dan azab dari Pencipta.

Sehingga dengan pola berfikir bersandarkan pada aqidah Islam, maka akan memudahkan bagi manusia dalam menjalani kehidupannya, karena tau solusi setiap masalah yang dihadapi. Ia tidak akan mudah ikut arus yang menjadi adat kebiasaan, standar nilai yang ada di masyarakat yang bersumber dari aqidah Sekuler Kapitalis atau selain Islam.

Gambaran sebagai sosok yang mudah galau, melankolis, rapuh, terpuruk, apalagi sampai melakukan hal yang lalim, depresi, stres ketika harapan tidak terwujud, tidak kita dapati pada muslim yang menjadikan aqidah Islam sebagai landasan berfikir dan sikapnya.

Di dalam Islam, memiliki harapan atau cita-cita yang tinggi dan mulia adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Menetapkan tujuan dan target serta merumuskan langkah yang tepat (sesuai Islam) untuk mencapainya, itulah yang dilakukannya.

Ketika menghadapi realisasi yang tidak sesuai dengan harapan, maka sikap sabar sebagaimana yang dituntunkan dalam Islam yang menghiasi dirinya. Dengan kesabaran itu, yang diinginkannya adalah keridhoan dari Pencipta yang berbuah pada pahala, ampunan, dan surgaNya.

Ketika mendapatkan kebaikan atau terwujudnya harapan, maka rasa syukur disertai dengan sikap zuhud yang tampak, sehingga tidak melalaikannya pada kenikmatan dunia.

Dari sini, mentalitas yang terbentuk adalah mentalitas yang kokoh dan tangguh. Yang itu tidak akan pernah didapati pada aqidah Sekuler ketika menjadi landasan berfikirnya.

Dan Aqidah Islam akan sempurna diemban sebagai landasan berfikir dan sikap oleh seluruh kaum muslim ketika ada institusi negara yaitu Khilafah.

Dengan negara, maka akan mudah melahirkan kebijakan yang dibutuhkan dalam rangka mencetak kaum muslim memiliki aqidah Islam serta berperilaku Islam. Sehingga mentalitas kokoh dan tangguh merata kepada seluruh kaum muslim.

Ketika Aqidah Islam ini diemban oleh negara maka mindeset yang berkembang di masyarakat adalah mindset yang benar, yang mewujudkan perilaku yang benar. Dan membentuk kebiasaan dan tata nilai yang benar di masyarakat. Hal ini menjadikan masyarakat yang bertaqwa kepada Allah Sang Pencipta alam semesta.

Aqidah Islam ini juga yang menjadi asas tegaknya negara dan peradaban Islam, sehingga menjadikan dirinya menjadi negara ula dengan masyarakat yang bermental kokoh dan tangguh. Yang siap menghadapi segala tantangan zaman.

Allahu A'lam.