kekuasaan oligarki
Oleh: Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)
Fir'aun yang super arogan telah ditenggelamkan Allah SWT di laut merah. Semua proyek infrastruktur seperti pyramid, obelisk dan lain-lain menjadi tidak berfaedah dan hanya tinggal puing-puing kenangan. Menteri, penyihir dan tentara tak mampu menolong kekuasaan Fir'aun.
Fir'aun telah lama mati namun kenangan buruk tentangnya terus abadi hingga akhir kehidupan dunia ini. Namanya diabadikan dalam Al Qur'an sebagai diktator arogan yang bernasib tragis karena menantang dakwah Nabi Musa As dan Nabi Harun As. Kedua Nabi ini juga diabadikan sebagai utusan Allah SWT yang menyelamatkan Aqidah Bani Israil.
Fir'aun telah tiada namun penguasa-penguasa sekuler malah meniru langkahnya. Fir'aun Modern muncul tetapi berada di bawah kendali kaum oligarki. Fir'aun Modern begitu mudahnya dikendalikan oleh para pejabat yang juga berprofesi sebagai pengusaha.
Sangat aneh! Harusnya Fir'aun Modern ini yang menguasai dan menjalankan negara tanpa intervensi. Dia harusnya mampu menggerakkan bawahannya. Namun faktanya dalam sistem demokrasi dia hanya petugas partainya.
Para menteri adalah penguasa yang sebenarnya. Menteri segala urusan memiliki proyek-proyek besar dalam negeri dan dialah yang mengendalikan Sang Raja. Pembabatan hutan dan eksploitasi sumder daya alam dilakukan secara besar-besaran.
Lingkungan rusak, banjir pun terjadi di provinsi yang sebenarnya tidak mungkin banjir karena surganya hutan. Perusahaan kapitalis sawit terus melahap hutan. Pembangkit Listrik Tenaga Batubara masih saja dibiarkan tetapi efek pencemaran udara tidak dihentikan.
Fir'aun Modern tak berdaya mengalahkan pengaruh menteri segala urusan. Lemahnya sang penguasa terlihat dari banjirnya tenaga asing ke dalam negeri. Ketidakmampuan Fir'aun Modern dalam menangkis wabah corona dan bertumpuknya utang luar negeri menunjukkan kelemahannya.
Pemindahan ibukota kerajaan mempunyai dampak negatif yang luar biasa. Pemindahan ini terus dipaksakan di saat kerajaan memiliki beban utang yang terus membengkak, korupsi merajalela, dan gerakan seperatis terus saja menembak mati tentara kerajaan.
Tambang emas diujung Timur dirampok besar-besaran. Fir'aun Modern tidak melihatnya sebagai ancaman bagi negeri. Dia malah berlaku represif terhadap rakyatnya.
Elemen-elemen Kaum Muslimin yang peduli atas masalah umat dipersekusi. Mereka berjuang layaknya Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS mendakwahi Fir'aun Modern. Namun mereka dizhalimi dan sebagiannya dikriminalisasi oleh rezim.
Padahal mereka mempunyai solusi sistematis yang bisa menghilangkan semua problematika negeri. Islam adalah satu-satunya agama dan ideologi yang mampu melunasi utang luar negeri. Dalam Islam, negara harus menguasai SDA dan memanfaatkannya untuk melunasi utang dan memakmurkan rakyatnya.
Islam mampu memberantas korupsi hingga ke akarnya. Islam mampu menegakkan keadilan hukum. Dan itu sudah terbukti pada zaman keemasan Khilafah Islam.
Islam mampu menghentikan kelompok oligarki dan menggantinya dengan pemimpin yang amanah dan tidak korup. Contohnya bisa dilihat pada era kekhilafahan Umar bin Khattab yang minim korupsi.
Namun, memang bergabung dengan kelompoknya "Nabi Musa As dan Nabi Harun As" akan mendapatkan Sunnah dihalang-halangi oleh para kapitalis dan oligarki. Ingatlah pengemban dakwah kuat bersama Allah SWT. Yakinlah akhir dari dakwah adalah kemenangan.
Nabi Musa As dan Nabi Harun As bukan penguasa namun Allah SWT menolong mereka. Nabi Musa As dan kelompoknya meninggalkan Mesir. Sedangkan di akhir zaman, Allah SWT menjanjikan tegaknya Khilafah.
Sebuah sistem yang kuat akan terlahir kembali. Keadilan dan kemakmuran akan kembali membumi. Islam akan berperan besar dalam kancah kehidupan dunia. Semoga sistem ini segera tegak agar penjajahan oligarki segera sirna. []
Bumi Allah SWT, 30 Januari 2022
#DenganPenaMembelaDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan
COMMENTS