harga pangan jelang tahun baru
Oleh: Endang Seruni (Muslimah Peduli Generasi)
Menjelang pergantian tahun, identik dengan perayaan natal dan tahun baru, harga- harga kebutuhan pokok pun ikut baru. Alias merangkak naik bahkan meroket.
Ada beberapa bahan pangan yang menjadi sorotan, yang mengalami kenaikan harga. Diantaranya telur, daging ayam ras, cabe merah besar, keriting maupun rawit. Tak ketinggalan minyak goreng yang belum mengalami penurunan dari sebelum Natal.
Di Jabodetabek misalnya harga telur ayam dari harga normal antara Rp 22.000,00-Rp25.000,00 menjadi Rp 31.000,00-Rp 35.000,00 per kilogram. Bahkan ada yang tembus sampai Rp 40.000,00 per kilogram. Tak ketinggalan daging ayam ras ikut mengalami kenaikan. Dari Rp 34.700,00 menjadi Rp 36.000,00.
Cabe rawit merah dari Rp 50.900,00 menjadi Rp 94.800,00 per kilogram. Sementara harga minyak goreng yang tak kunjung turun. Untuk minyak goreng curah dari Rp 17.500,00 per kilogram menjadi Rp17.800,00. Dan minyak goreng kemasan dari Rp 17.400,00 menjadi Rp 18.400,00 (kompas.com,26/12/2021).
Harga kebutuhan pokok yang melejit juga dirasakan oleh masyarakat kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Pedagang dan pembeli mengeluhkan harga minyak goreng yang tak kunjung turun dari sebelum Natal. Melonjaknya harga minyak berdampak pada menipisnya stock . Seorang pedagang di Kendari, Hartia mengatakan minyak goreng kemasan kecil dari harga Rp 5000,00 menjadi Rp 10.000,00. Sementara untuk kemasan 1 liter harganya Rp 15.000, kini menjadi Rp 20.000,00 per liter ( Suara SulSel.id, 26/12/2021).
Menanggapi lonjakan harga beberapa bahan pokok, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi perlu kerjasama semua pihak untuk mengawasi hingga menelusuri dugaan penimbunan dan kartelisasi bahan pangan. Jadi tidak cukup hanya mengadakan operasi pasar, seperti yang dilakukan oleh pemerintah. Kenaikan harga pangan bukan pertama kali terjadi. Namun kenaikan pada tahun ini tinggi sekali. Momen akhir tahun hanya dijadikan kedok untuk menaikan harga secara ugal-ugalan ( kompas.id,26/12/2021).
Naiknya harga kebutuhan pokok sering terjadi saat momen tertentu. Menjelang hari raya, bulan Ramadhan atau di akhir tahun seperti sekarang ini. Jika permintaan pasar tinggi maka akan mempengaruhi kenaikan harga. Walaupun kondisi stok bahan ada maupun langka.
Sistem Kapitalisme yang diadopsi negeri ini, membuat oknum-oknum masyarakat melakukan praktik-praktik ekonomi yang dapat mengganggu kestabilan harga pangan. Seperti monopoli dan penimbunan.
Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan pokok rakyat. Seharusnya negara menjamin pemenuhannya dan menjaga kestabilan harganya. Melesatnya harga pangan di akhir tahun atau pada saat momen tertentu menjadi derita tersendiri bagi para ibu rumah tangga. Bagaimana para ibu membagi mengatur urusan domestiknya, agar dapurnya terus bisa mengepul. Sementara para bapak harus lebih keras membanting tulang, demi tercukupinya kebutuhan keluarga. Belum termasuk biaya pendidikan, kesehatan, transportasi yang juga mahal.
Sistem Kapitalisme yang sekuler meniadakan peran negara sebagai pengayom rakyatnya. Persoalan pangan dari waktu ke waktu masih menjadi permasalahan yang belum juga terselesaikan. Lonjakan harga yang sering terjadi, seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Sementara tetap rakyatlah yang menanggung bebannya.
Harga pangan yang beredar di masyarakat sangat tergantung dari sektor pertanian. Sebab sektor pertanian mempunyai peran yang penting dan salah satu sumber primer ekonomi, disamping industri, perdagangan dan jasa.
Jika dalam sektor ini timbul permasalahan dan tidak kunjung terpecahkan, maka akan mengguncang kondisi perekonomian suatu negara. Negara menjadi lemah dan tergantung kepada negara lain. Yaitu dengan melakukan import pada barang- barang yang di dalam negeri tidak tercukupi. Ketergantungan suatu negara dengan negara lain bisa menggadaikan kedaulatan suatu negara. Ketergantungan impor menjadikan negara tidak mandiri. Membuka pengaruh asing dalam kancah perpolitikan dalam negeri.
Dalam sistem pemerintahan Islam, impor diambil jika kebutuhan dalam negeri mendesak. Import dilakukan dalam rentang waktu yang sementara. Sampai kebutuhan rakyat di dalam negeri tercukupi. Sementara kebijakan impor tidak meletakkan negara dalam posisi yang tidak dirugikan.
Pendistribusian bahan pangan juga ikut berperan dalam pemenuhan pangan yang merata dan kestabilan harga. Islam sangat memperhatikan kebijakan distribusi pangan agar seluruh rakyat terpenuhi kebutuhannya dengan cepat mudah dan harga yang terjangkau. Sebagaimana yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab saat Madinah mengalami paceklik. Khalifah mengirimkan surat kepada Gubernur Mesir Amru bin Ash. Kemudian Amru bin Ash mengirimkan bahan makanan ke Madinah lewat jalur laut.
Demikian sempurnanya Islam mengatur kehidupan manusia. Oleh karena itu sangat penting untuk mengganti sistem kapitalisme dengan sistem Islam. Di dalamnya diterapkan syariat Islam, sehingga sepenuhnya mampu mengontrol harga barang di masyarakat.
Karena hanya dengan Islam yang mampu mencapai keberkahan dan kesejahteraan masyarakat.
Wallahu'alam bishawab.
COMMENTS