pembubaran MUI
Oleh : Ina ariani Pemerhati kebijakan Publik dan Sosial
Belakangan ini media sosial diramaikan tuntutan agar MUI dibubarkan. Tagar #bubarkanMUI beredar luas usai Densus 88 menangkap anggota Komisi Fatwa MUI, Ahmad Zain an-Najah, pada Selasa (19/11) lalu terkait dugaan keterlibatan terorisme.
Kasus ini berawal dari adanya penangkapan tiga orang ulama terduga teroris yang disinyalir menjadi anggota Jamaah Islamiyah (JI) oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Salah satunya seorang anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Menanggapi hal ini, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin yang merupakan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat menyatakan bahwa tuntutan pembubaran MUI tersebut tidak rasional. MUI merupakan sebuah wadah besar yang menjadi panutan, pedoman, rujukan atau referensi utama dan menjadi perwakilan umat Islam mempereratkan ukhwah islamiyah dan mewujudkan kerukunan antarumat beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia (23/11).
Akibat isu pembubaran MUI
Sejumlah tokoh pun turut berkomentar Misalnya, Rocky Gerung salah satu pakar politik mengatakan maraknya isu pembubaran MUI ini ada upaya adu domba antara PGI (Persatuan Gereja Seluruh Indonesia) dengan MUI. Isu pembubaran ini juga merupakan rumusan yang telah ada sejak zaman Orde Baru, yang digunakan untuk pengendalian politik dan merupakan isu mainan. Munculnya isu tersebut berasal dari kepanikan di dalam kekuasaan (Antaranews).
"MUI sebagai wadah berhimpunnya ormas-ormas Islam yang masih sangat dibutuhkan untuk membina umat. Apalagi di dalamnya terdapat tokoh2 kompeten di bidang keilmuannya."
Kemampuan MUI mengorganisir geliat aktivitas umat menjadikannya pilar utama agenda-agenda utama pembangunan dan pelaksanaan undang-undang terutama terkait ekonomi syariah, perbankan syariah, jaminan produk halal dan perwakilan umat Islam lainnya dalam mengkritik kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan keislaman.
Saya kira tuntutan itu berlebihan. MUI penting sekali untuk bangsa dan negara. Kontribusinya banyak untuk menjaga umat dan nilai-nilai luhur agama bagi kehidupan kita bermasyarakat. Jika ada yang bermasalah di dalamnya, justru logiknya MUI harus kita jaga bersama.“
Ada apa di balik tuntutan pembubaran MUI. Adakah pihak-pihak yang sengaja memancing di air keruh melalui isu terorisme?
Tentu saja ada pihak tertentu yang mencari kesempatan untuk memberanguskan suara kritis ulama, apalagi bila lembaga ulama ( MUI) mulai kritis membela ajaran Islam dan mengoreksi kebijakan pemerintah. Mereka adalah para pembenci Islam, yang tidak ingin melihat umat muslim bersatu dibawah Panji Rasulullah. Menerapkan Islam secara Kaffah.
Situasi ini mereka gunakan untuk kembali memojokkan umat Islam. Dengan isu terorisme lagi-lagi menjadi pembenar dalam menyuarakan pembubaran MUI. Bak gayung bersambut, penangkapan ulama terduga teroris menjadi ajang para pembenci Islam mengayunkan lontaran terorisme secara terus menerus.
Bagai memancing di air keruh, para pembenci Islam melihat kesempatan ini sebagai peluang untuk membungkam ulama kritis dan lurus. Entah kebetulan atau tidak, pascaijtimak ulama MUI yang menyatakan jihad dan khilafah adalah ajaran Islam, terorisme kembali menggoyahkan umat. Sebagaimana kita ketahui, jihad dan khilafah selalu terstigma sebagai ajaran radikal yang memicu terorisme.
Semestinya umat menyadari bahwa MUI justru harus melawan isu pembubaran, makin menyuarakan kepentingan Islam. Kaum muslim dan MUI(Majelis Ulama Indonesia) tidak boleh mencukupkan diri hanya menjadi Lembaga fatwa untuk isu-isu yang mengokohkan program rezim.
Semestinya ghiroh atau semangat kebangkitan umat Islam Indonesia sekarang ini justru akan semakin membara bahkan semakin mengkristal ketika muncul gagasan membubarkan MUI tersebut. Oleh karena itu TNI dan Polri perlu mencurigai muncul provokasi yang memecah persatuan bangsa dengan mengambil isu agama.
"Gagasan pembubaran MUI inilah yang perlu diwaspadai sebagai bentuk radikalisme pemecah persatuan kesatuan antar umat beragama. Kelompok itulah yang sebenarnya tengah merusak jalinan persatuan bangsa. Umat Islam jelas sangat paham dan memperhatikan segala kecenderungan itu.
Sebagai umat muslim terbesar dunia hendaklah buka mata dan hati jangan terpancing oleh isu-isu yang melemahkan umat, arus liberal yang mendokma kaum muslim dengan"Islamopobia".
Bangkitlah wahai Umat, hanya dengan syariat dan khilafah lah segala bentuk kemungkaran dapat diberantas. Bukankah engkau umat terbaik; "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik." (Terjemah QS. Al Imran:110)
Dan Rasulullah SAW bersabda;
"Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman." (Hr.Muslim)
Wallahu a'lam bishshawab
COMMENTS