psbb jawa bali
Oleh : M Azzam Al Fatih | Penulis dan aktivis dakwah
Sebagaimana kita ketahui, bahwa negara mengambil kebijakan pembatasan Sosial berskala besar Jawa Bali. Rencananya akan dilaksanakan mulai tanggal 11 sampai 25 Januari. PSBB, adalah kebijakan dengan melakukan pembatasan aktivitas umum, baik perkantoran, pasar, maupun pelaku usaha. Perkantoran mengurangi jam kerja serta pemberlakuan jumlah terbatas bagi pegawai. Pasar dan rumah makan juga dibatasi jam operasionalnya. Serta menutup jalan perbatasan wilayah, Untuk memantau keluar masuknya kendaraan luar daerah.
Anehnya, kebijakan ini diambil setelah adanya liburan panjang. Yang artinya selama liburan tersebut menimbulkan keramaian obyek wisata, rumah makan , dan fasilitas umum lainya. Yang akhirnya melanggar protokol kesehatan dan mengakibatkan lonjakan penularan virus covid -19.
Maka kebijakan PSBB yang saat dijalankan sangatlah tidak tepat. Jika memang melakukan Pembatasan aktivitas ( meski hal ini bukanlah solusi tuntas) harusnya sebelum adanya liburan panjang bahkan Selama liburan pun di larang. Ibarat belum turun hujan maka siapkan mantel atau payung, bukan hujan lebat disertai angin dan petir baru sedia payung.
Yang lebih efektif lagi jika jauh hari sebelum virus ini datang ke negeri tercinta, sudah ditanggulangi dengan lockdown total. Menutup akses ke luar negeri seperti bandara dan pelabuhan. Sebab virus covid -19 berasal dari luar negeri yakni Cina.
PSBB sebenarnya bukanlah sebuah solusi tuntas, melainkan hanya menekan aktivitas rakyat. Memperpendek jam Kantor dan meminimalkan jam hadir pegawai atau karyawan, serta membatasi jam operasional tempat umum. Jika demikian, tentu tidak akan mengatasi virus covid-19. Sebab penanganan hanya sebagian - sebagian saja.
Seharusnya, paling tidak penanganannya dengan berhenti total aktivitasnya serta menanggung jaminan kehidupan selama masa pandemi. Penguasa atau pelayan rakyat harus nya banyak berkorban baik waktu, tenaga, dan harta. Harusnya mereka memfokuskan masa pandemi secara total. Sebab kalau setengah -tengah justru membuang finansial tanpa ada selesainya virus covid- 19.
Oleh karena itu, jalan satu - satunya dengan cara lockdown total. Berapa jumlah terpapar dan tenaga kesehatan, insya Allah akan berjalan dengan baik dan menghasilkan yang terbaik.
Dan cara ini pernah dilakukan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam pernah ada wabah. Sang khalifah pun menjalankan pesan Nabi Muhammad tersebut. Wilayah yang terkena wabah diisolasi atau lockdown.https://www.dompetdhuafa.org/id/berita/detail/lockdown-zaman-nabi.
Maka dari itu, jalan satu-satunya hanya dengan lockdown total seperti apa yang dicontohkan Rasulullah Saw. Insya Allah masa pandemi ini segera berakhir dan tidak seperti PSBB Ala Kapitalis yang tidak jelas. Kalaupun, belum bisa tuntas, seyogyanya mendapatkan pahala dari Allah SWT, karena telah mengikuti Sunnah - Sunnahnya.
Wallahua'lam bishowwab
COMMENTS