Oleh : Nasrudin Joha Sampai hari ini, saya masih menunggu-nunggu Wiranto berdiri dengan gagah, berpidato dengan lantang, kemudian ...
Oleh : Nasrudin Joha
Sampai hari ini, saya masih menunggu-nunggu Wiranto berdiri dengan gagah, berpidato dengan lantang, kemudian mengungkapkan pernyataan tegas 'Negara tidak boleh kalah dengan para perusuh', persis seperti tudingan perusuh yang belum lama dialamatkan pada peserta aksi damai 21-22 Mei. Kemudian, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, Mendagri, Kemenkumham, Menkoinfo, semua berjejer menyatakan hal yang sama.
Kegentingan soal Papua itu sudah pada level yang membahayakan. Bukan hanya serangan fisik, yang menimbulkan korban TNI, polisi dan sipil. Tapi juga gerakan massa yang sampai 'ngluruk' istana mengibarkan bendera bintang Kejora.
Diluar dua kondisi itu (gerakan fisik dan mobilisasi massa), OPM juga meniupkan opini di dunia internasional untuk tak lagi berhimpun dengan NKRI. Jelas, ini tikaman dari dalam dan dari luar sekaligus.
Jika tidak segera ditangani, kisruh Papua ini akan mengadopsi peristiwa Timor timur untuk memisahkan diri dari NKRI. Dari pengkondisian opini menyiapkan refeendum, dan akhirnya ...Dus, Papua lepas dari NKRI.
Jika sampai Papua lepas, demi hukum Jokowi harus dimazulkan. Lepasnya Papua menjadi bukti Jokowi telah melanggar konstitusi, anti NKRI dan telah mengubah NKRI dengan melepaskan sebagian wilayahnya.
Lepasnya Papua juga menjadi bukti Jokowi anti Pancasila, terutama memecah belah wilayah Indonesia, dah melanggar sila ketiga persatuan Indonesia. Jadi, tudingan Ormas Islam anti Pancasila, anti NKRI, kembali ke wajah rezim.
Agar Jokowi tidak dimazulkan, agar rezim ini tidak distigma anti Pancasila dan anti NKRI, segera selesaikan masalah Papua. Jangan hanya mendongeng soal pindah ibukota.
Hentikan, semua omong kosong tentang pindah ibukota. Segera, selesaikan masalah Papua.
Jangan banyak alasan, pendekatan humanis, batas psikologis, atau apalah itu. Seharusnya, bersikap keraslah kepada OPM Papua sebagaimana sikap keras yang selama ini diterapkan kepada umat Islam.
Ayo Wiranto, Anda menkopolhukam. Selesaikan segera, beri kado indah kepada bangsa ini sebelum dirimu purna tugas.
Ayo Moeldoko, terapkan strategi 'perang total' kepada OPM. Anda mantan panglima TNI, pasti tahu apa yang harus dilakukan negara untuk membungkam sparatis, teroris dan radikalis OPM.
Ayo Luhut Binsar Panjaitan, urusi Papua. Anda adalah menteri segala urusan, jangan hanya ngurusi bisnis dengan China. Ini panggilan jiwa tentara, the sholdiers never die. Jangan hanya aktif ngurusi bisnis China.
Ayo Jokowi, ah saya bingung Jokowi suruh apa. Paling-paling cuma bikin statement 'bukan urusan saya'. Coba, gagahlah seperti pidato Anda yang tidak akan memberi toleransi pada yang mengancam kedaulatan negara.
Ayo semua tokoh bangsa, bicara mengenai Papua. Ini genting ! Jangan sampai, Anda semua baru bicara, setelah Papua benar-benar bukan lagi bagian dari Indonesia. [].
COMMENTS