PEMBINAAN MENTAL GENERASI AGAR TAK MUDAH GOYAH
PEMBINAAN MENTAL GENERASI AGAR TAK MUDAH GOYAH
Penulis: Desi Nofianti, S.Pd
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara berencana memberikan pembinaan mental kepada generasi muda sebagai upaya memperbaiki sikap agar berperilaku baik di lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, Andi Singkerru, menyampaikan bahwa program pembinaan mental akan ditujukan khususnya kepada pelajar yang bermasalah. Harapannya, para pelajar tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki pribadi yang bertanggung jawab, santun, disiplin, dan berkarakter kuat, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembinaan mental merupakan upaya memperbarui atau menyempurnakan pola pikir, sikap, dan perilaku seseorang agar menjadi lebih baik. Sesungguhnya, pembinaan mental atau BINTAL telah lama dilakukan oleh pemerintah daerah melalui berbagai kegiatan seperti Pramuka, pembacaan ayat suci Al-Qur’an di jam pertama, Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), senam atau SKJ, OSIS, PIK-R, serta kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Program-program ini ditujukan untuk melatih dan mengedukasi siswa agar mampu mengembangkan potensi, karakter, serta daya eksplorasi diri.
Namun, permasalahan utama yang dihadapi generasi saat ini tidak hanya karena kurangnya program pembinaan mental, melainkan karena adanya paradigma berpikir yang keliru, yaitu sekularisme yang merasuk ke berbagai lini kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Sekularisme telah memisahkan nilai-nilai agama dari sistem pendidikan, sehingga pembinaan karakter tidak menyentuh akar masalah secara mendalam.
Problem generasi muda bukan sekadar persoalan teknis, tetapi menyangkut pondasi ideologis. Output pendidikan yang rendah dari segi akhlak, tanggung jawab, dan kepemimpinan tidak akan terselesaikan hanya dengan solusi instan seperti pelatihan, sosialisasi, TOT, atau mengirim pelajar ke barak militer. Diperlukan solusi yang lebih mendalam dan menyentuh aspek spiritual serta ideologis siswa.
Sistem pendidikan saat ini justru memperkuat sekularisme, yang menjadikan pendidikan tidak memiliki kekuatan untuk membentuk profil pelajar sebagai pemimpin peradaban. Sejak 1947, Indonesia telah mengalami setidaknya 14 kali pergantian kurikulum, yang umumnya hanya bersifat teknis tanpa perubahan mendasar. Fenomena “ganti menteri, ganti kurikulum” seakan menjadi kebiasaan, padahal tidak menyentuh esensi perbaikan kualitas pendidikan secara substansial.
Islam sebagai sebuah akidah yang lahir dari keimanan memiliki pandangan khas terhadap pendidikan. Dalam Islam, pendidikan adalah sarana utama untuk membentuk kepribadian generasi. Selama sistem pendidikan masih menggunakan kerangka kapitalisme, maka berbagai permasalahan generasi tidak akan terselesaikan. Kurikulum pendidikan Islam harus berlandaskan akidah Islam karena kurikulum merupakan ruh dari sistem pendidikan. Bila yang diharapkan adalah lahirnya generasi emas, maka penanaman akidah Islam sebagai dasar berpikir adalah kewajiban.
Dari akidah Islam akan lahir life skill yang kuat dan pemahaman tsaqafah Islam yang menyeluruh, untuk menjalankan tujuan hidup sebagai pemimpin orang-orang yang bertakwa. Seluruh materi pelajaran dan metode pengajaran harus disusun agar tidak menyimpang dari akidah Islam. Strategi pendidikan Islam adalah membentuk pola pikir dan sikap yang islami, sehingga keimanan siswa tertanam kuat dalam keseharian mereka.
Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga merupakan sinergi antara individu, keluarga, dan negara. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter anak-anak mereka, yang harus didukung oleh sistem negara yang mendorong nilai-nilai ketakwaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pembinaan mental generasi muda merupakan langkah penting untuk mencetak pribadi yang tangguh, santun, dan bertanggung jawab. Namun, permasalahan generasi saat ini tidak dapat diselesaikan hanya dengan pendekatan teknis atau program instan. Diperlukan perubahan mendasar dalam sistem pendidikan, terutama dengan mengembalikannya pada akidah Islam sebagai fondasi. Hanya dengan sistem pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Islam, akan lahir generasi yang mampu menjadi pemimpin peradaban dan membawa perubahan positif yang hakiki bagi umat dan bangsa.
COMMENTS