Fenomena "Fantasi Sedarah" Bukti Rapuhnya Keluarga Era Kapitalisme
Fenomena "Fantasi Sedarah" Bukti Rapuhnya Keluarga Era Kapitalisme
Oleh: Ana Sholihah
Sebuah grup Facebook dengan nama "Fantasi Sedarah" yang berisi konten-konten penyimpangan seksual berupa fantasi inces dengan anggota keluarga sendiri, termasuk cerita, foto, dan diskusi tidak senonoh, tengah menggegerkan media sosial. Dan grup ini tercatat 32.000 anggota yang memicu keresahan dikalangan masyarakat.
Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) meminta Polri mengusut grup Facebook dengan nama "Fantasi Sedarah", sebab konten tersebut mengandung unsur eksploitasi seksual dan meresahkan masyarakat.
Sekertaris Kemen PPPA, Titi Eko Rahayu mengatakan: "Jika ada bukti pelanggaran proses hukum harus ditegakkan demi memberi efek jera dan melindungi masyarakat. Apalagi grup itu rawan menimbulkan dampak buruk khususnya kepada anak-anak karena tergolong konten menyimpang", kata Titi dalam keterangan pers pada republika.co.id, Sabtu (17/5/2025).
Facebook "Fantasi Sedarah" merupakan realita mengerikan yang tidak hanya mencoreng nilai-nilai moral dan kemanusiaan tetapi juga menjadi sinyal rentannya keamanan bagi anak-anak. Orang tua dan pendidik perlu menyadari satu hal yang krusial bahwa ruang aman anak-anak semakin terkikis bahkan dari tempat yang seharusnya menjadi paling suci dan aman adalah rumah dan keluarga. Peran orang tua tidak cukup hanya penyedia sandang dan pangan saja. Orang tua juga harus mengambil peran sebagai pendengar yang aman dan penuh keterbukaan. Anak harus merasa nyaman bercerita tanpa takut dimarahi, direndahkan atau dipercayai.
Sungguh miris fenomena "Fantasi Sedarah" terjadi di tengah masyarakat kita yang dikenal sebagai negara religius. Masyarakat hidup bebas, tanpa aturan demi kepuasaan individu bahkan kelakuannya tak jauh dari binatang yang tidak punya rasa malu dan takut akan akibatnya. Tanpa melihat halal haram yang penting mereka merasa puas dalam memenuhi hasratnya.
Masalah ini harus menjadi refleksi bagi kita semua tentang betapa rapuhnya keluarga di era digital jika tidak dijaga dengan nilai-nilai agama. Masalah ini juga tanggung jawab bersama, maka setiap pergerakan aktivitas yang mencurigakan kita wajib mencegahnya.
Tantangan kita yang terbesar saat ini bukan hanya membokir konten-konten negatif, tetapi membangun kesadaran kolektif bahwa menjaga kesucian keluarga adalah bagian dari iman, dan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah SWT.
Di era digital ini persoalan keluarga bukan hanya tentang hubungan fisik antara setiap anggota tetapi juga bagaimana nilai kesucian dapat dipertahankan melalui pendidikan, pengawasan dan peningkatan kesadaran.
Sungguh sangat miris dengan adanya fenomena "Fantasi Sedarah" ini. Nilai dan norma agama sudah dilabraknya, tidak ada rasa takut dan risih lagi. Kelakuan bejat yang mereka lakukan sangat menjijikan dan jelas sangat menyimpang dari syariat Islam. Semua ini adalah buah dari sistem sekuler kapitalisme yang diemban oleh negara kita sekarang. Sistem ini menjauhkan agama dari kehidupan, yakni sistem yang rusak dan merusak. Mencuci otak masyarakat dengan pemikiran-pemikiran yang membuat tersesat dan hilang kesadaran.
Diperparah dengan negara yang abai akan apa yang terjadi di masyarakat. Negara tidak bisa mencegahnya bahkan malah menormalisasikan kejadian tersebut. Harusnya masyarakat sadar, sistem yang dianut sekarang sangat membahayakan dan harus diganti dengan sistem Islam. Islam adalah jalan yang shahih, yang mengatur semua urusan manusia dan menjadikan rakyat sebagai pelaksana hukum syara. Islam mewajibkan negara untuk mengurus rakyat dalam semua aspek termasuk menjaga keutuhan keluarga dalam sistem sosial sesuai dengan Islam. Islam akan membasmi semua sumber-sumber yang merusak moral rakyat dengan keimanan dan ketakwaan dan memberi sangsi yang tegas kepada pelaku yang membuat jera.
Dengan diterapkannya sistem Islam semua permasalahan baik masalah kehidupan sampai masalah negara akan bisa teratasi dengan benar. Karena Islam aturannya sesuai dengan sumber hukum Allah yaitu Al-Qur'an dan Sunnah. "Fantasi Sedarah" sangat diharamkan dan pelakunya akan dihukum sesuai syariat Islam. Rakyat dengan sendirinya mengerti dan paham akan halal haram dan akibatnya dari pelanggaran syariat Islam.
Wallahu a'lam bish shawwab
COMMENTS