Selamatkan Anak-Anak Gaza
Selamatkan Anak-Anak Gaza, Sekarang!
Oleh : Ummu Hanan
Kebiadaban tentara Israel masih terus berlanjut. Tak menggubris kesepakatan gencatan senjata, militer Israel terus melakukan penyerangan kepada warga Gaza, tanpa terkecuali anak-anak. Mengutip data yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tidak kurang dari 100 anak Gaza terbunuh setiap harinya pasca serangan Israel tanggal 18 Maret yang didukung penuh Amerika Serikat. Menurut Komisi Palestina untuk Urusan Tahanan, Masyarakat Tahanan Palestina dan Asosiasi Dukungan Tahanan dan Hak Asasi Manusia Addameer, pihak Israel telah menahan sedikitnya 1.200 anak Palestina di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023 lalu (erakini.id, 5/4/2025). Tidak cukup sampai disitu, banyaknya anak Palestina yang kehilangan orang tua sehingga menjadikan wilayah Jalur Gaza menderita krisis anak yatim piatu sepanjang sejarah modern (katakini.com, 4/4/2025).
Kejahatan yang dilakukan militer Israel begitu vulgar. Tidak ada satu mata pun yang tidak menyaksikan kejahatan Israel hari ini kecuali bagi mereka yang tidak memiliki mata hati. Kekejian kaum zionis bukan lagi terkatagori kejahatan biasa, melainkan pemusnahan etnis alias genosida. Begitu banyak korban yang berasal dari masyarakat sipil, yakni perempuan dan anak-anak. Mereka tidak seharusnya menjadi target penyerangan. Namun dengan segala kebengisan tanpa ampun, tentara Israel menghabisi penduduk Gaza yang masih belia. Mereka harus kehilangan orang-orang terkasih, seperti orang tua dan sanak saudara. Mereka menjadi yatim piatu, bahkan anak-anak Gaza tidak sedikit yang harus kehilangan nyawa mereka akibat kebrutalan zionis.
Sangat bertolak belakang dengan slogan Hak Asasi Manusia (HAM) yang disuarakan dunia Barat. Kita ketahui bersama bahwa dunia ineternasional memperingati tanggal 5 April sebagai Palestine Children’s Day atau Hari Anak Palestina. Peringatan ini berawal di tanggal 5 April 1995, dimana Presiden Yasser Arafat pada waktu itu ingin menjadikannya sebagai momentum untuk menyoroti ketidakadilan serta perjuangan yang dihadapi anak-anak Palestina di bawah pendudukan Israel. Akan tetapi apalah arti sebuah peringatan tanpa aksi berarti? Tidak ada kepentingan sama sekali kecuali hanya sebatas seremoni. Anak-anak Gaza tetap menjadi target kejahatan zionisme. Termasuk adanya aturan internasional dan pearangkat hukum terkait perlindungan serta pemenuhan hak anak. Seolah semuanya menjadi mandul dalam menyelamatkan nasib anak-anak Gaza.
Kondisi ini seharusnya menyadarkan kita semua bahwa tidak ada gunanya berharap pada dunia internasional. Segala bentuk resolusi, kesepakatan, aturan dan kebijakan yang dilahirkan dari lembaga internasional terbukti tidak ada satupun yang mampu merubah keadaan di tanah Palestina. Rakyat Palestina tetap teraniaya dan anak-anak Palestina, khususnya Gaza, tidak dapat merasakan penghidupan yang layak sebagaimana anak-anak lain pada umumnya. Disinilah pentingnya kita menyadari bahwa masa depan rakyat Palestina tidak boleh bergantung kepada Barat, melainkan kepada diri mereka sendiri sebagai kaum Muslimin. Keputusan untuk menjadikan Palestina lebih baik dan terbebas dari segala belenggu penjajahan hanya mungkin terwujud jika rakyat Palestina dan pemimpinnya menolak apapun bentuk kerjasama yang disodorkan kafir penjajah. Ini tidak hanya berlaku bagi Palestina tetapi juga bagi negeri Muslim lainnya di seluruh dunia.
Ketegasan sikap para pemimpin negeri Muslim akan sulit terwujud jika masih ada sekat nasionalisme diantara mereka. Batas imajiner negara bangsa atau nation state telah berkontribusi memecah belah umat dan menjauhkan mereka dari rasa persaudaran atau ukhuwah Islamiyyah. Maka bersatunya kaum Muslimin dalam satu kepemimpinan adalah perkara yang mutlak dan mendesak demi menolong saudara-saudara kita yang tertindas. Kepemimpinan umum untuk seluruh kaum Muslimin inilah yang mewujud dalam intistusi Khilafah Islamiyyah. Khilafah merupakan bentuk ketundukan kita kepada syariat Allah swt sebab di dalamnya hukum-hukum Allah akan ditegakkan secara meyeluruh dalam aspek kehidupan. Umat Islam juga akan mendapatkan perlindungan atas jiwa, harta, kehormatan, agama dan akal mereka sebagai konsekuensi penerapan hukum syara’.
Khilafah melalui Khalifah yang memimpin akan berfungsi sebagai raa’in dan junnah. Dalam hadits Nabi saw disebutkan yang artinya, “Imam (Khalifah) adalah raa’in dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya” (HR Bukhari).
Pada hadits lainnya disebutkan bahwa sesungguhnya Al-Imam (Khalifah) adalah perisai dimana orang-orang akan berperang mendukungnya dan berlindung dari musuh dengan kekuasaannya (Muttafaqun Alayh). Melalui kedua hadits ini sangat jelas adanya indikasi tegas kewajiban dan butuhnya kita atas keberadaan Khilafah. Sebab hanya Khilafah yang mampu menjadi benteng pelindung yang aman, sistem pendukung bagi keberlangsungan hidup manusia terlebih anak-anak, agar mereka kelak menjadi generasi terbaik pembangun peradaban gemilang.
Hanya Khilafah yang mampu menyelamatkan anak-anak Gaza, dan mereka membutuhkan pertolongan kita sekarang. Karenanya menjadi kewajiban kita semua dan seluruh kaum Muslimin untuk melibatkan diri dalam upaya menegakannya. Kelak kita semua akan ditanya oleh Allah ikhtiar terbaik apa yang telah kita persembahkan untuk menolong saudara-saudara Muslim kita yang lain, Sehingga perjuangan untuk menegakkan kembali Khilafah akan menjadi hujjah kita di hadapan Allah bahwa kita tidak akan pernah diam atas segala kebiadaban kaum zionis, Amerika Serikat dan sekutunya. Hanya Khilafah yang akan menyerukan jihad demi mengusir kafir penjajah dari bumi Palestina dan negeri Muslim lainnya. Allahu’alam.
COMMENTS