Kemuliaan Ibu
Oleh: Julia Ummu Adiva
Memasuki bulan Desember pada setiap tanggal 22 Desember dikenal sebagai Peringatan Hari Ibu (PHI) yang tepat pada tahun ini memasuki ke-95. Hari Ibu tiap tahun selalu digelar, pada tahun ini pemerintah mengusung tema dengan berjudul: "Perempuan Berdaya, Indonesia Maju" dimana isi didalamnya mencakup 4 Sub-tema yaitu:
1. Perempuan Bersuara
2. Perempuan Berdaya
3. Perempuan Berkarya
4. Perempuan Peduli dan Revolusi.
Semarak peringatan hari Ibu sudah dimeriahkan sejak 14 November hingga pada puncaknya nanti 22 Desember 2023, dikutip dari news.detik.com, 24/11/2023.
Bahwa disebutkan melalui KemenPPA pada 14 November 2023 hari Ibu bukan sekedar peringatan atau yang kita kenal dengan Mother's day, namun lebih mengarah pada bagaimana seorang ibu menjadi penegak tonggak pergerakan perempuan Indonesia dalam berkontribusi memajukan bangsa.
Sejatinya seluruh sub-tema yang diangkat sarat akan arahan kepada perempuan dalam pemberdayaan ekonomi dan secara tidak langsung mempromosikan faham feminisme yakni kesetaraan gender yang dimana merupakan upaya perlindungan terhadap perempuan. Sehingga seakan ini adalah solusi dalam mengatasi kemiskinan keluarga. Padahal jika kita menelisik lebih dalam feminisme justru memecah belah keluarga, karena menyamakan kesetaraan perempuan dengan laki-laki itu bagian dari kemustahilan, terlebih jika niatnya agar tidak dipandang rendah dan tidak mudah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Naudzubillah
Banyak keluarga yang rusak hanya karena istri ingin dianggap lebih oleh suaminya, tak jarang ini menjadi penyebab rusaknya rumah tangga yang disusul rusaknya generasi pula, sebab peran seorang istri sekaligus Ibu menjadi hilang yang seharusnya ia adalah pendidik generasi terbaik dan mencetak generasi pejuang Islam untuk anak-anak nya pun terasa jauh dan tak mungkin.
Maka sudah seharusnya dan sepatutnya kita menolak akan pemberdayaan perempuan yang dicanangkan ini, terlebih penguasa terus menyuarakan, tentu kerusakan generasi akan parah dampaknya.
Karena pemberdayaan ekonomi kaum Ibu selalu digenjot untuk meningkatkan perekonomian keluarga yang sebenarnya ini adalah bentuk dari eksploitasi. Saat ini perempuan dipaksa menjadi tulang punggung keluarga hingga negara, berbeda dengan Islam. Islam memuliakan, menjaga, melindungi perempuan dengan tidak menjadikan perempuan sebagai pencari nafkah dengan berpartisipasi dalam sektor ekonomi, sebagaimana mestinya, fungsi perempuan yang utama ialah sebagai pendidik generasi dan ummun warobatul Bayt.
Islam memberikan tangung jawab pada seorang perempuan mulai dari masa kehamilan hingga melahirkan, menyusui hingga anaknya 2tahun, mengasuh dan mendidik anak hingga ia besar, serta mengatur rumah tangga nya. Maka sesungguhnya mulianya seorang Ibu dilihat ketika Islam menjadi tujuan yang dengan tangannya lahir generasi pejuang yang tangguh, jasa seorang Ibu takkan lekang oleh waktu ketika ia berhasil mencetak anak-anaknya menjadi generasi yang kuat dan tangguh yang nantinya pula generasi tersebut bersiap memperjuangkan Islam demi terwujudnya syariah Islam secara kaffah. Itulah kemuliaan sejati.
Wallahua'lam bish-shawwab[].
COMMENTS