Catatan hitam generasi
Oleh : Nia Nurhanipah
Ironis, aksi tawuran yang dilakukan anak muda saat ini. Seperti kasus yang terjadi di Palembang akhir-akhir ini, yang berujung kematian. Dilansir dari berita SUMEKS.CO - pada Minggu 15 Januari 2023, satu orang dikabarkan tewas akibat aksi tawuran berdarah di kota Palembang yang semakin masif. Aksi tawuran yang sempat mereda selama pandemi kini mulai marak lagi.
Bukan hanya di Palembang, aksi tawuran pun terjadi di Medan. Seorang remaja tertusuk panah di bagian dada kiri setelah ikut tawuran di Kecamatan Medan Belawan. Kini, remaja itu menjalani operasi bedah toraks di RSUP H Adam Malik (Detik.com, 10/1/2023 ).
Kerusakan Generasi Muda
Aksi tawuran ini sebenarnya telah menjadi catatan hitam generasi muda. Kerusakan mental dan akal sehat pada generasi muda ini sudah menjamur dan merata. Tujuan hidupnya sudah tidak tahu lagi mau dibawa ke mana. Apakah mereka memiliki cita-cita atau tidak? Realita generasi muda sekarang sungguh memprihatinkan.
Kerusakan pergaulan bebas pun sudah melekat pada pemuda saat ini. Bisa jadi ini buah hasil dari akumulasi kerusakan pada generasi muda, yang abai atas perilaku buruk. Dan tidak heran juga dari orangtuanya pun perilaku kriminal tidak menjadi perhatian lebih. Karena perilaku generasi muda sekarang sangat berani kepada orang tua dan penuh alasan jawaban.
Kondisi pemuda saat ini memang memilukan. Padahal, jika membuka lembaran sejarah, maka generasi masa lalu justru dikenal dengan segudang prestasi. Tak hanya faqih di bidang agama, tetapi sukses juga di bidang sains dan teknologi.
Generasi Muda Kehilangan arah tujuan
Dibandingkan dengan saat ini perilaku generasi muda yang minim visi, sibuk mengejar duniawi dan eksistensi serta harga diri. Justru yang nampak hanya potret betapa bobroknya generasi hari ini. Dan hal ini makin parah ketika pemerintah juga tak punya visi penyelamat generasi.
Sehingga kerusakan generasi muda saat ini menuai keprihatinan banyak pihak, termasuk kaum muslimah yang memahami bahwa kerusakan tersebut bukanlah hal alami. Kerusakan sistemis yang dilakukan kaum kapitalis sekuler terhadap pemuda muslim sangatlah berbahaya sehingga harus diselamatkan dengan Islam.
Kehidupan generasi muda pada masa diterapkannya sistem Islam secara Kaffah sangat jauh dari hura-hura, dugem, dan gaya hidup hedonistik lainnya. Saat mereka memiliki masalah, keyakinan mereka kepada Allah, qada dan kadar, rezeki, dan ajal, termasuk tawakal yang sangat luar biasa. Setiap masalah bisa diselesaikan sehingga jauh dari stres atau mental illness (gangguan mental).
Dapat dipastikan, produktivitas generasi muda jika diterapkannya sistem Islam maka akan menjadi luar biasa. Mereka akan disibukkan dengan ketaatan pada syariat sehingga bisa melahirkan banyak karya. Bahkan, mereka dapat menjadi peneliti dan ilmuwan pada usia belia.
Dahulu, para ulama pun biasa selesai menghapal Al-Qur’an saat umur mereka masih di bawah 10 tahun.
Ibnu Hajar al-Asqalani, seorang ulama besar yang lahir di abad ke-8 Hijriah, telah mengimami shalat tarawih di Masjidil Haram saat umurnya masih 12 tahun.Masa remaja adalah masa penuh gejolak. Oleh karena itu dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwasanya Allah kagum pada remaja yang tumbuh dalam ketaatan pada-Nya tanpa penyimpangan.
Jadi, Islam pun tidak memungkiri bahwa masa tersebut adalah masa yang volatile dimana saat usia muda penuh berubah pendirian jika diputus maka akan terhenti dan penuh lika-liku. Namun, Islam pun memberi bimbingan agar orang tua bisa mendidik remaja tersebut agar tumbuh dalam koridor Islam. Dan semua ini hanya Islam yang memiliki visi mulia atas pemuda, juga memilki metode untuk menyelamatkanan generasi.
Islam Memberikan Solusi
Generasi muda bukan hanya menjadi korban, bahkan mereka sendiri menjadi pelaku kapitalis sekuler yang menyesatkan. Berbagai seminar, moderasi beragama, kajian feminisme makin menjadikan generasi muda yang hanya berorientasi pada popularitas dan kemewahan semata. Padahal, seharusnya kecerdasan dan kekuatan yang Dimiliki sebagai anugerah dari Allah, dikembalikan kepada Allah dengan memperjuangkan agama-Nya.
Inilah pentingnya adanya gerakan pemuda yang kuat melawan arus sekularisasi dan mengaruskan dakwah Islam kafah. Gerakan ini akan bersama-sama dalam kelompok (jamaah) dakwah untuk menyampaikan kebenaran Islam ke tengah umat.
Maka dari itu, kita harus menyelamatkan generasi muda dari kerusakan sistem sekuler liberal saat ini. Sekularisme haruslah dibasmi sampai habis agar tidak menjadi penyakit masa depan.Maka diperlukan sebuah suprasistem yang mampu menjaga muslimah muda dari ganasnya sekularisme.
Semua itu dapat dimulai dari peran sentral Pemerintah sebagai penjaga dan pelindung generasi. Dengan segala kewenangannya akan menutup rapat segala hal yang bertentangan dengan Islam. Seperti apa Pemerintah menjaga kemuliaan Generasi muda?
Pertama, menyelenggarakan sistem pendidikan berbasis akidah Islam. Tujuan pendidikan Islam adalah (1) membentuk kepribadian Islam bagi peserta didik atau para generasi; (2) membekali Generasi muda dengan ilmu-ilmu keislaman; dan (3) membekali dengan ilmu kehidupan, seperti sains dan teknologi. Pemerintah juga wajib menyiapkan tenaga pengajar yang mumpuni dan jaminan kesejahteraan untuk para guru agar mereka mampu melaksanakan tugas secara optimal.
Kedua, menerapkan sistem pergaulan Islam yang mencegah generasi muda berbuat kerusakan. Tidak ada pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan. Menutup rapat pintu-pintu perzinaan, seperti berpacaran, berkhalwat (berduaan) dengan nonmahram, dan ikhtilat (campur baur) antara laki-laki dan perempuan.
Ketiga, menerapkan sistem ekonomi berbasis syariat Islam. harus memastikan semua kepala keluarga (suami/ayah) memiliki pekerjaan layak dan mendapat penghasilan yang mampu memenuhi kebutuhan keluarganya. Dengan pemenuhan kebutuhan pokok yang cukup, para ibu bisa berfokus mendidik anak-anak mereka. Dengan begitu, akan lahir generasi saleh/salihah yang bertakwa dan mampu menjadi penerus peradaban.
Keempat, kehadiran media yang produktif, konstruktif, serta sejalan dengan tujuan pendidikan. Wajib menjauhkan generasi dari informasi merusak yang dapat melemahkan iman dan akal generasi, semisal tayangan khurafat, kemusyrikan, kekerasan, pornografi, dan pergaulan bebas.
Kelima, pelaksanaan sistem sanksi yang tegas. Islam menetapkan sanksi bagi para pelaku maksiat dan kriminal. Dengan begitu, mereka yang tidak taat terhadap aturan Islam dapat ditindak dengan hukuman sesuai syariat Islam agar para pelaku jera dan tidak akan mengulangi perbuatannya.
Para Generasi muda hari ini adalah calon penerus pada masa depan. Baik tidaknya generasi bergantung pada kualitas keimanannya. Oleh karena itu, menyiapkan generasi muda hari ini sama halnya kita menyiapkan generasi di masa depan sebagai arsitek peradaban. Sudah selayaknya kita menjaga mereka dengan tegaknya sistem Islam yang dapat memuliakan dan melindungi mereka dari kerusakan.
COMMENTS