Dampak tv digital
Oleh : Ai Lulu (Ibu Rumah Tangga)
Menko Polhukam, Mahpud MD mengatakan 98 % masyarakat Jabodetabek sudah siap beralih dari siaran televisi analog ke digital. Sehingga pemerintah memberlakukan penghentian siaran TV analog atau analog switch off (ASO) pada 2 november 2022 secara nasional dengan diperbantukan oleh Kominfo. Ini merupakan arahan dari The International Telecomunication Union (ITU) yang merupakan badan khusus PBB pada bidang teknologi informasi dan telekomunikasi melalui UU Cipta Kerja. Jika masih ada stasiun TV yang menyiarkan langsung secara analog maka akan dianggap illegal. Ungkapnya. (Republika.co.id)
Sementara warga Gorontalo belum bisa menerima ASO, sebab sebagian besar masih menggunakan TV analog. Program ASO secara tidak langsung memaksa warga membeli Set Top Box (STB), kalaupun ada pembagian STB gratis, itupun hanya pada segelintir masyarakat (Liputan .com). Tentu ini menyusahkan warga bahkan sebagian besar masyarakat di negeri ini.
Perubahan TV analog ke TV digital semakin tidak memihak kepada rakyat. Ini akan menyulitkan masyarakat karena ada komponen yang harus dibeli untuk dapat mengakses TV digital. Kebijakan ini penguasa lebih mementingkan ke korporasi. Berbeda halnya masa pengalihan kompor minyak tanah ke kompor gas, dengan terlebih dahulu ada pembagian gratis tabung gas ke rakyat secara menyeluruh. Saat ini sikap Pemerintah semakin nyata dikuasai oligarki.
Ketika Rasulullah SAW masih hidup sempat mendo’akan secara khusus atas keburukan para penguasa zhalim. Do’a Rasul SAW tersebut tentu saja pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT. Beliau bersabda : “Yaa Allah, siapa saja yang mengelola urusan apapun dari urusan umat ini, lalu dia bersikap lembut kepada mereka, maka akan diperlakukan dia dengan lembut. Tetapi jika dia bersikap membebani mereka, maka bebanilah dia.” (HR. Muslim dan Ahmad).
Beliau juga memberikan ancaman : “Siapa saja yang mengurusi satu urusan kaum muslim, lalu dia tidak memenuhi kebutuhan, hajat dan keperluan mereka, maka Allah pun tidak akan memenuhi kebutuhan dia di akhirat kelak.” (HR. Abu Daud, Al-Hakim dan Ath-Thabrani)
Seharusnya penguasa benar-benar memperhatikan kebutuhan rakyat baik dari sarana ataupun media yang aman menjaga akidah umat Islam. Penguasa yang demikian tentunya dari sistem islam yang benar-benar datang Zat Sang pencipta. Oleh karena itu sistem ini semakin dibutuhkan untuk kelangsungan hidup seluruh umat manusia agar rakyat tidak terpinggirkan akan kebutuhan dan pelayanannya.
Wallaahu ’alaam.
COMMENTS