Seremonial hari anak nasional
Oleh: Lia Fitri (Aktivis Muslimah Purwakarta)
Hari anak Nasional yang diperingati pada tanggal 23 juli lalu dengan mengusung tema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju", masih diwarnai dengan potret kelam anak-anak Indonesia yang jauh dari kata terlindungi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas generasi anak-anak Indonesia masih rapuh dan jauh dari kata maju.
Fenomena anak-anak korban perundungan misalnya yang berujung depresi dan akhirnya meninggal dunia di Tasikmalaya setelah dipaksa menyetubuhi kucing dan adegan tersebut direkam oleh teman-temannya, dibawah ancaman dan aksi bullying, aksi tersebut dilakukan. (Kompas.com, 22/7/2022)
Adapun fenomena fashion street anak-anak remaja di sekitar SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong, Depok) di ajang Citayam Fashion Week. Adapula kasus anak putus sekolah yang terjadi karena menikah, menunggak SPP atau bekerja belum lagi kasus kekerasan terhadap anak, dan masih banyak lagi bak fenomena gunung es terpampang nyata pada kondisi generasi anak Indonesia saat ini yang membuat kita mengelus dada menyaksikan fenomena ini.
Banyak faktor yang menjadi penyebab anak Indonesia belum terlindungi hak-haknya. Seharusnya ada regulasi dalam suatu negara untuk mencapai tujuan agar anak dapat terlindungi dari hal-hal yang merugikan dan menyesatkan. Semestinya negara bukan hanya menetapkan suatu aturan dalam melindungi anak saja akan tetapi mencari, memperhatikan, dan memperbaiki suatu penyebab yang menjadikan fenomena ini dapat terjadi.
Semua ini terjadi karena sistem sekuler Kapitalis yang diemban negara ini. Sistem ini menjamin kebebasan berperilaku bagi setiap manusia. Sehingga manusia bebas melakukan apa saja untuk memenuhi hawa nafsunya. Seperti kasus bullying pada anak tidak lepas dari pendidikan sekuler yang telah menjauhkan individu masyarakat dari rasa kemanusiaan, membentuk individu liberal dan hedonis serta tidak takut akan dosa apalagi Tuhan.
Sementara kasus anak putus sekolah, anak terpaksa bekerja atau dinikahkan paksa adalah kenyataan pahit yang terjadi di kehidupan Kapitalisme hari ini yang memberikan dampak meningkatnya angka kemiskinan. Kemiskinan menjadi dasar penyebab terjadinya berbagai persoalan yang ada, karena sistem ini yang hanya berpihak pada orang yang kaya dan memiskinkan rakyat yang lemah. Prinsip pasar bebas membuat rakyat yang lemah tidak berdaya dan memberikan dampak buruk pada anak.
Semua ini menunjukkan kegagalan dari sistem Kapitalisme dalam memberikan perlindungan terhadap anak. Maka tidak heran di negara yang menerapkan sistem Kapitalisme peringatan hari anak Nasional hanya merupakan seremoni perhatian, dukungan, dan perlindungan yang diberikan secara simbolik. Karena, kebijakan yang ada justru secara masif memberikan perlindungan terhadap anak, anak menjadi korban kemiskinan sistemik, korban bullying, korban kekerasan seksual dan lain-lain.
Perlindungan anak yang hakiki hanya dapat diperoleh jika sistem Islam diterapkan secara menyeluruh. Islam mewajibkan negara untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya sehingga anak dapat hidup aman dan tumbuh kembang sempurna. Islam mewajibkan anak yang belum baliq berada dalam pengasuhan orang tuanya yang hidup sejahtera. Sehingga anak tidak perlu bekerja untuk menghidupi dirinya karena negara telah menjamin kebutuhan pokoknya seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Sistem ekonomi Islam akan membuat seluruh individu rakyat hidup sejahtera.
Islam juga memiliki sistem kesehatan yang menjamin setiap anak mendapatkan layanan kesehatan secara gratis sehingga anak dapat hidup sehat. Islam juga menjamin lingkungan pendidikan dan media yang halal dan berkualitas sehingga setiap anak dapat bersekolah hingga kejenjang pendidikan tinggi dengan gratis. Sistem pendidikan dalam Islam dijalankan dengan tujuan untuk membentuk kepribadian Islam pada setiap individu masyarakatnya sehingga memiliki keimanan yang kokoh kepada Allah SWT dan hari akhir. Dengan keimanan dan ketaqwaan yang kuat individu masyarakat akan memiliki rasa takut kepada Allah sehingga semua individu dan orang tua akan senantiasa memberikan perlindungan terbaik kepada anak-anak dan masyarakat dijauhkan dari sikap liberal dan emosional yang menjadi pemicu adanya perundungan pada anak.
Dengan adanya kataqwaan ini membuat penguasa menerapkan aturan yang bersumber hanya dari Al-Kholiq memastikan semua anak terhindar dari segala kekerasan dan mendapatkan perlindungan dari berbagai ancaman.
Jika aturan Allah diabaikan dan jika standar halal dan haram diabaikan maka tunggulah kerusakan dan kehancurannya dalam segala aspek kehidupan seperti krisis moral yang terjadi saat ini. Maka jelas hanya Islamlah solusi terbaik saat ini yang diterapkan oleh negara Islam secara menyeluruh yang dapat memberikan jaminan perlindungan anak secara hakiki dalam kehidupan.
COMMENTS