Marwah Umat Islam
Oleh : Verawati S.Pd. (Pegiat Literasi dan Member AMK)
Bukan sekali dua kali para pembenci Islam melakukan pelecehan terhadap muslim negeri ini. Dalam waktu yang berdekatan ini saja ada dua kasus yang melecehkan umat Islam. Pertama, ulama yang bersih dan Hanif dihalangi masuk ke negara Singapura. Bukan karena persyaratannya administrasi. Akan tetapi, dianggap sebagai penceramah yang ekstrem dan segregasi, penceramah yang menghina agama lain dan pernah ceramah tentang bom bunuh diri.
Kasus yang kedua adalah, dikibarkannya bendera l98t di halaman kedutaan Inggris. Mereka mengibarkan bendera tersebut dalam rangka memperingati Internasional Day Against Homophobia, Biphobia, and Transphobia (IDAHOBIT) yaitu tanggal 17 Mei. Padahal ini sangat bertentangan dengan norma-norma bangsa. Tatapi, mereka berani melakukan.
Akibatnya terjadi gejolak di masyarakat. Ada yang unjuk rasa meminta Singapura untuk minta maaf atas perbuatannya tersebut hingga meminta pihak pemerintah Indonesia mengusir kedutan Singapura. Namun, seakan menutup mata, penguasa yang diharapkan mampu membela umat ini ternyata berlepas tangan begitu saja. Bahkan terkesan membiarkan. Padahal ketika ini dibiarkan, potensi mereka melakukan pelecehan akan berulang kembali. Sebab tidak ada yang ditakuti dan kuat.
Dilansir oleh media TintaSiyasi.com (30/05/2022), Menyoal penangkalan pihak imigrasi Singapura terhadap Ustaz Abdul Somad, Ketua Koalisi Persaudaraan Advokasi Umat (KPAU) Ahmad Khozinudin, S.H. menilai bahwa arogansi Singapura karena bangsa Indonesia tidak punya kepempimpinan yang kuat.
"Adanya bangsa asing yang arogan terhadap Indonesia yaitu Singapura, hal tersebut berpulang kepada bangsa ini yang tidak punya kepempimpinan yang kuat," lugasnya dalam Perspektif PKAD: Singapura dan Inggris Melecehkan Umat Islam dan Islam di Indonesia??!! di YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data, Senin (23/05/2022).
Sikap rezim ini memang bukanlah tanpa dasar. Penguasa lebih sibuk memikirkan jabatan dan disetir oleh para pemilik modal dan pihak asing Hal ini disebabkan sistem hidup yang diemban yaitu demokrasi kapitalisme. Dalam sistem ini penguasa membutuhkan pengusaha untuk membiayainya biaya kampanye dan menjadi pejabat. Alhasil penguasa akan lebih loyal pada pengusaha serta lemah dalam hal mengambil keputusan.
Selain itu, kapitalisme mengagungkan kebebasan. Kebebasan berperilaku, termasuk L98T. Kebenaran beragama, berpendapat dan kepemilikan. Meski ada kebebasan beragama, akan tetapi pandangan kapitalisme terhadap agama hanya sebagai lipstik saja. Agama tidak dijadikan pijakan dalam kehidupan. Pandang ini yang terus diaruskan. Tujuannya adalah menjauhkan umat Islam dari memahami Islam yang benar.
Berbeda dengan sistem Islam, bahwa agama harus dijadikan pijakan. Kehidupan ini diatur oleh agama. Maka tak heran mereka akhirnya membenci Islam (Islamophobia). Sikap ini banyak ditunjukkan dengan memberikan label-label yang negatif terhadap Islam dan pengemban dakwah. Seperti teroris, ekstremis, radikal dan lain sebagainya.
Kasus ini semoga membukakan mata umat Islam di negeri ini dan juga negeri lainnya. Selain umat Islam membutuhkan pemimpin yang benar. Pemimpin yang berfungsi sebagai junah atau pelindung hingga Islam tidak dilecehkan lagi. Untuk memilikinya tidak ada cara lain kecuali mewujudkan kepemimpinan Islam dalam bingkai khilafah. Pemimpinnya atau imam atau khalifah akan menjaga agama dan kehormatan umat Islam. Menyatukan umat dan membawa Islam tampil di dunia sebagai aturan hidup yang benar, menyejahterakan dan menentramkan.
Sebagaimana hadis nabi Muhammad Saw. Dari abu Hurairah Ra dari Nabi bersabda "sesungguhnya imam (pemimpin) itu adalah perisai, mereka berperang dari belakangnya dan merasa kuat dengannya" (HR. Bukhari).
Jelas bisa dipahami bahwa tugas pemimpin adalah melindungi rakyatnya. Dikatakan oleh Mawardi dalam kitab Alahkam As-sulthoniyah bahwa tugas pemimpin adalah melindungi keutuhan agama dan menangani segala persoalan dan menginfeksi keadaan. Agar ia sendiri yang memimpin umat ke dan melindungi agama.
Penyebutan kata imam sama dengan khalifah atau pemimpin dalam sistem Islam. Dengan kata lain hanya dengan diterapkannya syari'at Islam dalam bingkai khilafah lah yang mampu menjamin keamanan warga negara dan melindungi agama dari pelecehan serta melindungi dari segala yang merusak termasuk paham-paham kebebasan dan yang lainnya.
Wallahu'alam bish-showab
COMMENTS