penistaan agama islam
Oleh : Astri Ahya Ningrum, S.Pd (Praktisi Pendidikan)
Islam dan sederet ajarannya kerap kali dianggap masalah oleh orang-orang yang tidak pro terhadapnya. Mereka secara terang-terangan menampakkan kebencian tersebut tanpa ada rasa takut. Apa pun yang berbau ajaran Islam, mereka kritik lalu dibenci. Di mata para pembenci ajaran Islam, Islam sudah jelas salah dan tidak sesuai. Padahal, setiap ajaran Islam bukanlah berasal dari manusia, melainkan Tuhan Sang Maha Pencipta.
Jika seseorang telah memiliki pemikiran dalam dirinya bahwa Islam dan ajarannya adalah buruk, maka apa pun yang berasal dari Islam pasti dianggap buruk. Sikap yang tidak mampu menerima kebenaran Islam dan ajarannya. Padahal, Islam dan ajarannya telah terbukti kebenarannya. Itulah orang-orang yang anti terhadap Islam, yang pada akhirnya, mereka menjadi pembenci Islam, berikut dengan ajaran dan orang-orang yang sungguh-sungguh mengembannya.
Sudah beberapa kali terjadi di negeri ini, orang-orang yang kelihatannya cerdas bahkan berasal dari jajaran intelektual, dengan sadar dan sengaja melontarkan ujaran kebencian hanya untuk menghina Islam. Menjadikan Islam dan ajarannya sebagai pihak tertuduh, berupaya menggiring opini buruk untuk menghina Islam agar banyak masyarakat yang takut dan tidak lagi menjalankan ajaran Islam dan akhirnya menganggap Islam dan ajarannya tidak perlu untuk dijalankan meskipun ia seorang muslim.
Tentu saja kita tahu bahwa melontarkan ujaran kebencian bukan hal mudah dan butuh keberanian penuh untuk melakukannya. Sudah pasti ada para pendukung yang sedang bersembunyi dibalik ini semua. Sehingga, aksi melontarkan ujaran kebencian semakin mudah untuk dilakukan.
Meskipun ada orang-orang atau kelompok anti Islam di tengah-tengah masyarakat, pasti juga ada orang-orang yang mencintai Islam dan mereka melakukan pembelaan terhadap Islam dan ajarannya ketika dihina. Tetapi sayangnya, yang membela Islam hanya berasal dari kalangan masyarakat biasa sedang, mereka para membela dari pembenci Islam, banyak yang berasal dari jajaran para pejabat yang di tangan mereka ada kekuasaan. Parahnya lagi, kebanyakan mereka adalah seorang muslim dan ketika Islam dihina, mereka hanya berdiam diri dan tak memberi hukuman bagi para penghina Islam.
Akhirnya dari sini, masyarakat mencari solusinya sendiri. Seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu, seorang dosen dan pegiat sosial media, Ade Armando, habis dihajar masa saat demo di depan kantor DPR/MPR RI. Pasalnya, Ade Armando selain dia selalu menjelekkan Islam, dia pun diduga merupakan buzzer atau pendukung kebijakan pemerintah yang tak sesuai. (suarajakarta.com, 11/04/2022).
Tampaknya, kedudukan para penghina Islam yang ada di negeri ini sangat dijaga dan disanjung baik. Sebab, mereka selalu saja mendapat pembelaan dan seolah tidak akan pernah tersentuh oleh jerat hukum yang ada di negeri ini. Melihat sikap para pejabat negeri ini yang membiarkan para penghina Islam bebas berkeliaran sesuka hati, sontak hal ini membuat masyarakat geram hingga akhirnya, terjadilah seorang Ade Armando babak belur dihajar masa.
Sikap masyarakat yang marah terhadap penghina Islam seharusnya menjadi tamparan keras dan mendapat perhatian khusus. Bukan lagi hal yang bisa dianggap biasa. Bukan tak mungkin masyarakat akan memperlakukan hal yang sama kepada para penghina Islam yang lain apabila pemerintah tidak tegas dalam memberi hukuman terhadap para penghina Islam tersebut.
Beginilah rusaknya hukum buatan manusia yang selalu diagung-agungkan. Bahwa hukum di negeri ini ternyata lemah dan tidak mampu mengatasi para penghina Islam. Bukannya mendapat hukuman, para penghina Islam ini malah diberi ruang dan sanjungan. Maka, benarlah bahwa keadilan tidak akan tegak jika hidup masih berada dalam naungan demokrasi-kapitalisme. Faktanya, sistem ini terbukti gagal dalam menuntaskan segala problematika kehidupan. Lihat saja, untuk para pelaku kejahatan seolah telah kebal oleh hukum yang ada di negeri ini.
Lain halnya dengan sistem Islam yang sudah pasti menjalankan hukum dari Tuhan. Keadilan yang ada pun bukan hanya milik individu, tetapi milik seluruh masyarakat. Islam dalam praktiknya telah terbukti mampu menghadirkan keadilan dan bukan hanya omong kosong belaka. Islam tegas memberi hukuman bagi para pelaku kejahatan. Hukum di dalam Islam tidak akan pernah pandang bulu. Siapa pun yang bersalah tetap mendapatkan hukuman.
Itulah yang menjadikan kita seharusnya paham bahwa Islam adalah agama sempurna. Ajaran Islam harus kita jalankan secara sempurna karena di dalam Islam ada keadilan yang diukur sesuai hukum yang berasal dari pemilik langit dan bumi, bukan kehendak manusia yang menjadi patokannya. Tak hanya itu, sebenarnya Islam telah menawarkan solusi pasti atas setiap permasalahan yang terjadi dan bukan tidak mungkin Islam dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka, kita harus meyakini dan menjadikan sistem Islam sebagai satu-satunya yang berhak mengatur kehidupan kita bukan yang lain.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِ سْلَا مُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ فَاِ نَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَا بِ
"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya." (TQS. Ali 'Imran [3]: 19).
Wallahualam bissawab.
COMMENTS