Ramadhan Mubarak
Penulis : Ayu Mela Yulianti, SPt | Pemerhati Generasi Kebijakan Publik
Tak terasa, kita telah ada dalam genggaman bulan suci Ramadhan. Bulan penuh kemuliaan, bulan bertabur bintang dan harapan, bulan penuh berkah dan limpahan pahala yang berlipat ganda.
Tak heran jika setiap muslim berlomba-lomba untuk melakukan amal sholih di bulan Ramadhan, bulan penuh berkah ini. Sebab kesempatan mendapatkan pahala berlipat ganda terbuka lebar dibulan ini.
Kaum muslimin serentak melakukan puasa atau shaum, sebab keimanan, dan menyempurnakannya dengan amalan sholih lainnya, sholat tarawih, dzikir, tilawah Al-Quran, tahfidz, bersedekah dan lain sebagainya.
Semua semangat melakukan amal sholih di bulan Ramadhan sebab satu tujuan mulia yang ingin dicapai, yaitu menjadi hamba Allah SWT yang beriman dan bertaqwa.
Dan amal sholih adalah perbuatan baik yang dilakukan sebab keimanan. Karenanya sebuah amal dikatakan sholih jika meyakini bahwa amal perbuatan tersebut diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Sedangkan jika sebuah amal kebajikan dilakukan tanpa landasan keimanan, maka ia hanya akan disebut sebagai amal kebajikan atau perbuatan yang baik saja, namun tidak masuk dalam kategori amal sholih sebab perbuatan baik tersebut tidak dilandasi dengan landasan keimanan.
Maka akan sangat disayangkan, jika seorang muslim hanya melakukan amal baik atau perbuatan baik berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan saja, bukan berlandaskan pada keimanan. Sebab amal perbuatannya hanya akan dinilai sebagai perbuatan baik saja bukan amal sholih. Sedangkan hanya amal sholih saja yang pasti akan mendapatkan nilai pahala disisi Allah SWT dan keridoan-Nya..
Maka amal sholih pastilah dilandasi dengan sebuah keimanan. Karenanya, betapa banyak peristiwa yang terjadi di bulan Ramadhan, yang dilakukan oleh Rasulullah Saw dan para Sahabat yang patut kita teladani, bukan hanya sekedar puasa dan tarawih saja, namun juga hingga jihad banyak terjadi di bulan suci Ramadhan. Semisal jihad melawan kafir Quraish dalam peristiwa perang Badar dan yang semisalnya. Semua peristiwa yang terjadi di bulan suci Ramadhan sangat diyakini oleh kaum muslimin akan menghantarkan pada berkah melimpah bagi pelaku amal Sholih.
Hanya saja, walaupun Ramadhan saat ini kaum muslimin di negeri ini dipusingkan dengan kenaikan harga seluruh barang pokok kebutuhan dasar, kenaikan pajak (PPN), kenaikan harga bensin (Pertamax), gas dan elpiji, listrik dan semuanya. Namun kaum muslimin tetap saja berlomba lomba melakukan amal sholih dibulan Ramadhan ini. Saling mengirimi makanan, saling membantu yang sedang kesulitan dan yang semisalnya. Jiwa sosial kaum muslimin tidak pernah luntur dan tidak pernah pudar. Walaupun kehidupan publiknya senantiasa dihimpit dengan kesusahan dan kesulitan hidup akibat dari penerapan berbagai macam aturan publik berupa perundang undangan sekuler yang dikeluarkan dan diterapkan.
Tak lupa pula kaum muslimin berlomba-lomba melakukan amal sholih muhasabah kepada para penguasa, sebab Allah SWT memerintahkan kaum muslimin untuk muhasabah lil hukam, sebagai bagian dari amal sholih. Kaum muslimin berlomba-lomba mengingatkan penguasa bahwa kenaikan PPn, Pertamax, gas elpiji dan yang lainnya adalah sebentuk kedzoliman yang dilakukan terhadap rakyat, dan berbuat dzalim sama dengan berbuat dosa.
Kaum muslimin berlomba-lomba mengingatkan bahwa nilai utang luar negeri yang mencapai angka 7000 triliyun rupiah, akan mengakibatkan kemerdekaan negeri ini tergadai dan akan menyebabkan timbulnya penjajahan tak kasat mata dinegeri ini. Selain juga utang adalah perkara besar yang harus diselesaikan, harus dilunasi, bukan sesuatu yang tak bernilai dan mudah untuk dilupakan sehingga tidak perlu dibayar. Karenanya kaum muslimin selalu nerlomba-lomba mengingatkan para penguasa agar tidak mudah berutang. Sebab utang adalah beban yang wajib dibayar dan dilunasi.
Terlepas dari didengarkan atau tidak seruan kebajikan yang dilakukan oleh kaum muslimin pada para penguasa. Kaum muslimin tidak pernah lelah untuk mengingatkan penguasanya agar mau menerapkan hukum syariat Islam yang menjadi solusi sempurna atas seluruh permasalahan yang menimpa seluruh rakyat dinegeri ini. Sebab kaum muslimin meyakini bahwa muhasabah lil hukam atau menasehati penguasa adalah amal sholih yang Allah SWT perintahkan.
Kaum muslimin tidak pernah takut dengan apapun saat melakukan sebuah amal sholih, sebab sebuah amal sholih jika dilakukan akan mendapatkan pahala dan akan mengantarkan pada keridoan Allah SWT. Apalagi jika dilakukan dibulan Ramadhan penuh berkah. Akan mendapatkan pahala berlipat ganda.
Kaum muslimin akan selalu mengingatkan para penguasa walaupun mungkin suaranya tak pernah terdengar oleh para penguasa, bahwa sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin yang mencintai rakyatnya dan rakyatnya pun mencintainya. Dan seburuk-buruknya pemimpin adalah pemimpin yang melaknat rakyatnya dan rakyatnya pun melaknat pemimpinnya.
Sabda Rasulullah Saw :
Dari 'Auf bin Mālik -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū', “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian cintai dan mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka pun mendoakan kalian. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian benci dan membenci kalian, kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.” (Ia) berkata, “Kami pun bertanya: ‘Apakah kami boleh melawan mereka?’ Beliau menjawab, ‘Tidak, selama mereka menegakkan salat di tengah kalian. Tidak, selama mereka masih menegakkan salat di tengah kalian."( HR. Muslim)
Sebab kaum muslimin sangat memahami, keutamaan melakukan muhasabah lil hukam adalah mendapatkan pahala layaknya seorang yang syahid dimedan perang.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
“Dari Abu Said al Khudri, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang ‘adil di depan penguasa atau pemimpin yang zhalim.’” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Dan pemimpin yang dzalim adalah pemimpin yang tidak menerapkan dan menghukumi interaksi antar manusia dengan hukum syariat Islam kaffah dalam segala aspek kehidupan.
Maka, menjadi motivasi yang sangat baik, manakala seorang muslim ingin menggenapkan amal sholihnya dibulan suci yang mulia ini dengan melakukan muhasabah lil hukam, sehingga para penguasa menyadari kekeliruannya dan mau menerapkan syariat kaffah sebagai solusi bagi seluruh permasalahan bangsa dan negara.
Wallahualam
COMMENTS