hikmah ramadhan
Oleh Verawati S.Pd (Member AMK dan Pegiat Literasi)
Marhaban Ya Ramadan... selamat datang bulan penuh mulia dan istimewa. Bulan yang hari-harinya Allah lipat gandakan pahala dan pengampunan dosa. Dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka. Allah berikan begitu banyak kebaikan dan juga kebahagiaan pada seluruh kaum muslim.
Maka tak heran Nabi Muhammad Saw dan juga para sahabat. Ketika akan memasuki bulan Ramadhan begitu suka cita, banyak berdoa dan mempersiapkan diri dan segala sesuatunya. Salah satu doa yang masyhur adalah "Ya Allah berikanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sy'ban dan sampaikanlah pada bulan Ramadhan".
Rasulullah Saw pun bersabda "barangsiapa yang berpuasa dengan penuh keimanan dan ihtisab (mengharap pahala/berlapang hati/gembira) maka akan diampuni dosa yang telah lalu" (HR. Bukhari)
Bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyah dan takwa. Bulan tarbiyah artinya bulan pendidikan. Di bulan ini kita didik untuk menjadi orang-orang yang lebih pintar dan lebih baik lagi. Di bulan ini kita dididik secara fisik, dengan menahan lapar di siang hari dan shalat tarawih di malam hari. Semuanya bila dilakukan dengan benar akan membuat tubuh menjadi sehat. Dengan puasa kita pun bisa merasakan perihnya menahan lapar sehingga kita terdorong untuk bisa berbagi rezeki pada fakir miskin. Dididik menjadi lebih sabar dan syukur atas nikmat yang Allah berikan.
Pendidikan lain yang di dapatkan adalah hikmah puasa. Yaitu menjadikan kita orang yang bertakwa, taat pada Allah meski dikala sendiri. Meski ada makanan di hadapan, enak, makanan halal dan tidak ada seorang pun yang melihat. Tetapi kita tidak memakannya. Kenapa? Sebab kita yakin bahwa Allah maha melihat perbuatan kita. Jikalau itu dilakukan maka akan berdosa dan kita kehilangan pahala puasa.
Perasaan dan kebiasaan inilah yang selama satu bulan ditanamkan ke dalam diri kita. Bahwa Allah SWT akan maha melihat perbuatan kita. Sekecil apapun perbuatan kita akan dihisab dan diberikan ganjaran. Tidak hanya urusan puasa. Akan tetapi segala urusan, disandarkan pada keridhoan Allah SWT.
Sebab, bukan hanya puasa saja yang akan Allah hitung. Akan tetapi seluruh perbuatan kita. Perasaan ini mengharuskan kita untuk terikat dengan aturan Islam pada seluruh aspek kehidupan kita. Yakni mengikuti perintah dan larangan Allah SWT. Inilah wujud takwa yang sejati.
Akan tetapi, ketakwaan yang sejati ini tidak bisa terwujud manakala tidak ada sistem yang menaunginya. Yaitu sistem Islam yang bernama khilafah Islamiyyah. Sebab, hanya dalam sistem ini, seluruh aspek kehidupan ini bisa diatur oleh aturan Islam. Maka, sudah sepatutnya kita berusaha mewujudkan sistem Islam tersebut. Sebagai konsekuensi dari ketakwaan kepada Allah SWT.
Wallahu 'alam bish-showab
COMMENTS