runtuhnya khilafah
Oleh : Ummu Rufaida ALB (Pegiat Literasi dan Kontributor Media)
Bulan Rajab termasuk salah satu bulan yang dimuliakan Allah Swt., di dalamnya semua pahala dan dosa dilipatgandakan. Pada Rajab, kaum muslim menorehkan tinta emas bagi peradaban Islam, namun ada pula peristiwa besar yang sungguh sangat memilukan hingga pengaruhnya terasa hingga kini. Yakni, runtuhnya Khilafah Islamiyah tepat pada 28 Rajab 1342 H/ 03 Maret 1924 M.
Mustafa Kemal tentu sangat berdosa atas ini. Bagaimana tidak, dengan dibubarkannya khilafah dan menggantinya dengan Republik Turki semua aturan Islam lenyap. Kini, keruntuhan khilafah sudah 101 tahun artinya kaum muslim sudah tak lagi memiliki satu pemimpin. Padahal menurut ijma' sahabat, maksimal terjadinya kekosongan pemimpin adalah tiga hari saja.
Pun mengakibatkan terjadi sekat-sekat nasionalisme, padahal dulu mereka adalah negara yang satu. Kaum muslim dipaksa untuk hidup dalam sistem sekularisme yang bersumber dari Barat. Maka tak sedikit para pemimpin negeri-negeri muslim justru sangat loyal pada kepentingan Barat meski harus mengorbankan rakyatnya. Bahkan diantara mereka tak lagi tabu menjalin hubungan mesra dengan zionis Israel laknatullah.
Termasuk yang terjadi di negeri tercinta. Masalah melanda umat bertubi-tubi, mulai dari angka kemiskinan yang kian meninggi, makin sulitnya akses dan sarana pendidikan kala pandemi, maraknya isu moderasi beragama dan islamofobia, kenaikan harga bahan pokok, kriminalisasi ulama serta ajaran Islam, mahalnya biaya kesehatan, hancurnya generasi dengan pergaulan bebas dan L9BT, dan lain-lain.
Penguasanya pun tak kalah rusak, dana pandemi yang harusnya diperuntukkan bagi mereka yang terdampak justru menjadi lahan basah. Hingga banyak pejabat yang harus berurusan dengan KPK untuk mempertanggungjawabkan. Bahkan, guna melanggengkan kekuasaannya saat ini muncul wacana penundaan pemilu. Alih-alih mensejahterakan rakyat justru malah menambah durasi penderitaan.
Semua ini terjadi tentu karena umat mencampakkan hukum Allah Swt. dan malah menerapkan hukum buatan Barat beserta turunannya. Padahal manusia adalah makhluk lemah dan terbatas. Maka, tak ada jalan lain selain kembali memperjuangkan tegaknya khilafah yang akan menerapkan syariat Islam secara sempurna serta mengemban dakwah ke seluruh dunia. Lalu, bagaimana caranya?
Maka perlu adanya perubahan mendasar dan menyeluruh pada benak umat, dengan menunjuki pemikiran dan perasaannya pada mabda (ideologi) Islam. Inilah yang akan mendorong umat untuk menerapkan syariat Islam secara kafah. Rasulullah Saw. telah memberi metode teladan atas ini.
Metode tersebut adalah dengan adanya dakwah politis ideologis yang diemban oleh kelompok dakwah politis. Mulai dengan melakukan proses pembinaan dan pengkaderan. Interaksi dengan masyarakat dan pengambilalihan kekuasaan dengan dukungan ahlul quwwah.
Maka, seyogyanya Rajab menjadi mementum bagi kaum muslim untuk kembali berjuang mengembalikan perisai yang hilang. Sebab ianya merupakan taajul furudh (mahkota kewajiban) yang belum terealisasi. Dengannya umat akan terlindungi dan semua hukum Islam akan terterapkan hingga menjadi mercusuar dunia.
Bayangkan, jika kita memiliki andil dalam penegakkannya. Tentu saat itu tiba, kita akan mendulang pahala atas tegaknya hukum-hukum Allah Ta'ala. Sebab Allah mengatakan tegaknya satu hukum Allah Taala lebih baik daripada penduduk yang mendapatkan hujan penuh berkah dalam 40 pagi. Wallahu A'lam [].
COMMENTS