Ledakan Global Kasus Covid Kembali Terjadi

lonjakan covid 2021

Banyaknya lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara mayoritas terjadi pasca pelonggaran social distancing dan pembukaan aktivitas-aktivitas indoor. Ini menegaskan kegagalan WHO yg menjadi rujukan dunia dlm penanganan pandemi. Perspektif kapitalistik yang digunakan dalam menangani pandemi nyatanya tak mampu menyelesaikan problem pandemi global. Sebab, fokus kapitalistik bukan pada rakyat, tetapi keuntungan korporasi besar. Kebijakan "new normal" yang diinisiasi WHO pada saat pandemi belum mereda, justru terkesan memihak pada korporasi.

Oleh : Fathimah A S

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa pandemi Covid-19 masih jauh dari selesai. Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan bahwa sekarang sedang terjadi peningkatan jumlah kasus dan kematian global yang dilaporkan dari Covid-19 untuk pertama kalinya dalam dua bulan (makassar.terkini.id, 31/10/21).

Sejumlah negara sedang mengalami ledakan baru Covid-19. Singapura mengalami ledakan baru Covid-19 pasca menerapkan "hidup dengan virus" yang melonggarkan pembatasan dan memperbolehkan bisnis-bisnis beroperasi dengan penuh. Pasca itu, terjadi kenaikan kasus lebih dari 100 per hari, sehingga CDC memasukkan Singapura ke "daftar merah" tujuan perjalanan. Lonjakan kasus juga terjadi di Turki, sepekan terakhir rata-rata ada 30.000 kasus baru. Tercatat pada Senin (18/10/2021) terdapat kasus baru sebanyak 29.240 (cnbcindonesia.com, 19/10/2021).

Selain itu, kasus Covid-19 harian Inggris juga kembali 'meledak'. Pada Senin (18/10/2021), tercatat terdapat 49.156 kasus baru, ini merupakan kasus tertinggi sejak pertengahan Juli 2021. Memang, sejak Juli lalu, pemerintah Inggris resmi mencabut pembatasan pandemi virus Covid-19. Seluruh aturan social distancing dihapus, bisnis-bisnis indoor dibuka kembali, dan aturan wajib masker dan bekerja dari rumah (WFH) juga dihapus. Kasus infeksi Covid-19 harian di Rusia juga melonjak tinggi dalam lima hari terakhir. Jumlahnya naik lebih dari 70% dibandingkan total infeksi harian bulan lalu. Selain itu, Selandia Baru juga mengalami kenaikan kasus yang tinggi dalam 1,5 bulan terakhir (cnbcindonesia.com, 19/10/2021). China dan negara eropa juga sedang mengalami problem serupa. Menurut data dari John Hopkins University, Negara Eropa lainnya seperti Kroasia, Denmark, Norwegia dan Polandia masing-masing juga mencatat peningkatan kasus rata-rata mingguan, bahkan lebih dari 70% (makassar.terkini.id, 31/10/21).

Indonesia juga tidak boleh merasa aman dan harus mewaspadai adanya tren lonjakan kasus di berbagai negara ini. Terlebih lagi karena beberapa faktor, yaitu vaksinasi yang belum merata, pelonggaran pembatasan di sejumlah wilayah, dan libur akhir tahun yang telah menanti. Bahkan, kita temui di sejumlah wilayah telah terdapat penggelaran seremoni pernikahan dan konser musik. Terjadi pelonggaran di sektor wisata. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) oleh siswa juga mulai diberlakukan secara aktif. Hal ini mengakibatkan banyaknya mobilitas dan Indonesia juga berpotensi tinggi akan adanya peningkatan kasus Covid-19.

Banyaknya lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara mayoritas terjadi pasca pelonggaran social distancing dan pembukaan aktivitas-aktivitas indoor. Ini menegaskan kegagalan WHO yg menjadi rujukan dunia dlm penanganan pandemi. Perspektif kapitalistik yang digunakan dalam menangani pandemi nyatanya tak mampu menyelesaikan problem pandemi global. Sebab, fokus kapitalistik bukan pada rakyat, tetapi keuntungan korporasi besar. Kebijakan "new normal" yang diinisiasi WHO pada saat pandemi belum mereda, justru terkesan memihak pada korporasi.

Dengan perspektif kapitalistik nya, vaksin juga justru menjadi ladang bisnis baru bagi negara-negara besar. Hal ini menyebabkan negara kecil susah mengaksesnya atau membutuhkan biaya tinggi untuk memperolehnya. Padahal dunia butuh untuk benar-benar bekerja sama dalam mensterilkan virus di berbagai penjuru negara. Selain itu, problem dalam 3T (testing, tracing, treatment) juga menjadi problem tersendiri. Problem utama dari hal ini adalah kebutuhan dana yang besar. Namun, sistem ini masih lekat dengan pandangannya, yaitu berpihak pada korporasi. Sehingga, kran asing terbuka lebar dalam menguasai sumber daya alam, sementara keuangan negara semakin menipis. Bahkan, di sistem kapitalistik ini testing yang justru dijadikan ladang bisnis korporasi besar yang membuat rakyat harus merogoh kantong untuk bisa melakukan testing.

Hal ini tentu berbeda jauh dengan cara Islam mengatasi pandemi. Islam berdasarkan wahyu akan fokus pada penyelamatan nyawa di atas segala-galanya, termasuk kepentingan ekonomi akan disisihkan. Penanganan wabah ini juga akan selalu mengacu pada para pendapat ahli. Sehingga, kebijakan-kebijakan yang disusun juga akan terfokus pada penyelamatan nyawa. Dan efeknya setelah nyawa terselamatkan, maka masalah ekonomi juga ikut terangkat.

Khilafah akan menjadi leader dalam penanganan pandemi. Kebijakan-kebijakan seperti pelonggaran protokol kesehatan atau pemicu kerumunan yang berorientasi ekonomi tidak akan diakomodasi. Negara juga memiliki sistem ekonomi yang tangguh sehingga tak ada kekurangan biaya untuk memberantas pandemi. Negara akan menggiatkan 3T secara cepat di seluruh wilayah dengan ditopang keuangan melalui Baitulmal. Dengan hal ini, maka akan cepat teridentifikasi mana yang sakit dan yang sehat. Yang sakit akan segera diisolasi dan diberi pelayanan agar segera sembuh, sementara yang sehat dapat beraktivitas dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Selain itu, negara juga akan tetap melakukan riset dan produksi vaksin dalam jumlah yang berlimpah sehingga pandemi dapat segera teratasi. Vaksin akan didistribusikan ke seluruh penjuru dunia dengan fokus untuk penanganan pandemi. Khilafah mampu melakukan ini karena ditopang keuangan yang kuat. Sumber daya alam yang menjadi hak milik umum akan dikelola negara dan dihapuskan dari penguasaan asing/ korporasi tertentu. Hal inilah yang membuat sumber keuangan negara menjadi berlimpah. Lalu, negara akan memfasilitasi rakyat dengan pengelolaan keuangan tersebut.

Masyaaallah inilah gambaran Khilafah dalam menangani permasalahan pandemi secara serius. Cara pandang ini tak dapat ditemui dalam sistem sekarang yang orientasinya adalah keuntungan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk turut memperjuangkan kembalinya Islam ditengah-tengah kita, agar pandemi benar-benar terselesaikan.

Wallahu A'lam Bi Shawwab

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,50,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,1,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Editorial,4,Ekonomi,186,fikrah,6,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,7,gerakan,5,Hukum,90,ibroh,17,Ideologi,68,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,51,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,83,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,289,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,47,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,87,Nafsiyah,9,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3556,opini islam,87,Opini Netizen,1,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,4,Pemberdayaan,1,pemikiran,19,Pendidikan,112,Peradaban,1,Peristiwa,12,pertahanan,1,pertanian,2,politik,320,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,7,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,66,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,45,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,6,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: Ledakan Global Kasus Covid Kembali Terjadi
Ledakan Global Kasus Covid Kembali Terjadi
lonjakan covid 2021
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4o0asVgzi_TnF1UVxHsJLiL9M_R2ZabKO2nXanDkjFvZCrm9Q2ebgUurGJltzNLnSv-LuE_EiRiT5G_FN5qqjYHgPf2N91S3JRPiMHVTi41_Qsejg7eyn4PNL7qFrcJBKQdmEBGEnfaQ/s16000/PicsArt_11-28-09.24.36_compress76.webp
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4o0asVgzi_TnF1UVxHsJLiL9M_R2ZabKO2nXanDkjFvZCrm9Q2ebgUurGJltzNLnSv-LuE_EiRiT5G_FN5qqjYHgPf2N91S3JRPiMHVTi41_Qsejg7eyn4PNL7qFrcJBKQdmEBGEnfaQ/s72-c/PicsArt_11-28-09.24.36_compress76.webp
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2021/11/ledakan-global-kasus-covid-kembali.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2021/11/ledakan-global-kasus-covid-kembali.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy