mutasi N439K ini ditemukan juga di Inggris, tempat pertama kali varian B117 merebak. Varian Corona B117 sendiri dituding sebagai salah satu pemicu
Oleh : Lilik Yani
Covid-19 sudah lebih satu tahun berada di negeri kita. Betah! Banyak sasaran empuk untuk berkembang biak dan menyebar cepat. Pintu-pintu keluar masuk orang asing terbuka, seolah tak ada bahaya. Protokol kesehatan diabaikan karena merasa aman-aman saja. Tak menyadari bahwa lamanya Covid-19 ada tujuannya.
Ketika Covid-19 tak cukup kuat menyadarkan umat. Maka datanglah varian-varian baru yang lebih hebat. Bukti Allah menunggu taatmu. Masih berani melawan? Siapkah didatangkan varian lebih mengancam?
Dilansir dari CNBC Indonesia - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengingatkan ada ancaman baru yakni mutasi N439K. Ini lebih berbahaya dari ditemukannya enam kasus varian corona Inggris, B117, di Indonesia yang diyakini lebih cepat menular.
Ketua Umum PB IDI dr Daeng M Faqih menyampaikan hal itu dalam keterangan pers yang dibagikan, Rabu (10/3/2021). Menurutnya, mutasi N439K ini sudah ditemukan di 30 negara. Varian N439K ini yang sudah (ditemukan) lebih di 30 negara ternyata lebih 'smart' dari varian sebelumnya, karena ikatan terhadap reseptor ACE2 di sel manusia lebih kuat dan tidak dikenali oleh polyclonal antibody yang terbentuk dari imunitas orang yang pernah terinfeksi," jelasnya seperti dikutip detik health.
Menurut dr Daeng, mutasi N439K ini ditemukan juga di Inggris, tempat pertama kali varian B117 merebak. Varian Corona B117 sendiri dituding sebagai salah satu pemicu gelombang kasus Covid-19 di Eropa akhir-akhir ini. Untuk menekan laju penularan, dr Daeng mengingatkan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan. Bagi yang memiliki komorbiditas atau kondisi penyerta yang rentan terhadap dampak fatal Covid-19, disarankan untuk melakukan kontrol kesehatan rutin.
Tak Cukup Kuatkah Covid-19 jadi Pengingat Umat?
Berawal dari sebuah sikap pemimpin mengabaikan suatu peringatan. Virus Covid-19 yang dianggap hanya penyakit biasa tidak membahayakan. Hingga tak sigap melakukan kebijakan untuk melawan. Dianggap masih jauh dan aman.
Pintu keluar masuk ke luar negeri dibebaskan karena ada sisi ekonomi yang harus dipriotitaskan. Sistem kapitalisme yang diemban pemerintah memaksanya untuk mengutamakan sisi manfaat. Maka pilihan yang memberikan lebih banyak manfaat bagi negara yang diutamakan. Dibanding keselamatan rakyat yang dianggap masih dalam batas aman.
Padahal informasi sudah tersebar luas bahwa Covid-19 potensi pandemi dan menimpa seluruh dunia. Miris! Bahaya mengancam keselamatan umat. Berbagai negara menerapkan lockdown namun negeri ini masih santai belum mengganggap perlu. Hingga ada pemerintah kota yang membuat kebijakan sendiri dengan karantina wilayah.
Baru setelah korban banyak berjatuhan, pemerintah membuat kebijakan demi kebijakan dengan harapan menurunkan jumlah korban. Namun tak ada hasil memuaskan. Bahkan korban semakin meningkat karena ada kebijakan new normal. Masyarakat mulai bebas berkeliaran dengan menjalankan protokol kesehatan.
Kini sudah satu tahun lewat, pandemi covid-19 tak menunjukkan hasil yang berarti. Hal ini seharusnya menjadi evaluasi diri. Pemerintah menyadari kesalahan dan mengajak umat kembali menjalankan ketaatan. Justru semakin melawan aturan Islam.
Maka Allah mendatangkan varian baru yang lebih kuat dan berbahaya yaitu Corona B117 yang awalnya dari Inggris. Bukannya jadi bahan evaluasi dan mencari solusi untuk menyelamatkan umat, namun lebih mementingkan masalah ekonomi. Jadilah korban Covid tak kunjung berkurang.
Hal itu tak membuat pemerintah sadar dan menjalankan ketaatan, justru membuat kebijakan vaksin untuk pencegahan. Masih terus mengandalkan kekuatan diri. Tak segera melibatkan kekuatan Illahi.
Maka jangan heran jika kesombongan masih merajai hati, Allah mendatangkan varian baru hasil mutasi. N439K adalah varian baru yang ditemukan di Inggris lagi. Varian yang lebih ganas dan penyebaran lebih cepat lagi. Bahkan sudah tersebar di 30 negara. Astaghfirullah, ada apa lagi ini? Masihkah ada kesombongan di hati?
Bagaimana Peran Negara Islam mengatasi masalah ini?
Negara Islam sangat memperhatikan keselamatan umatnya. Jadi tak akan membiarkan nyawa umat melayang sia-sia. Jangankan hingga ribuan jumlahnya, kehilangan satu nyawa saja sudah menjadi kesalahan yang mendalam penyesalannya.
Maka dari itu sejak awal pemerintah Islam akan menyelamatkan jiwa umat dengan mengadakan karantina wilayah yang terkena wabah. Kemudian dilakukan pemisahan antara umat sehat dan sakit. Bagi yang sehat diberikan pengobatan memadai. Sedangkan yang sehat diberikan imunitas.
Jadi pemerintah Islam sigap sedari awal untuk mengatasi pandemi demi keselamatan jiwa umat. Maka dari itu tak memungkinkan ada varian-varian baru Corona. Namun jika memang terjadi, pemerintah Islam akan lebih sigap mengatasi agar varian baru tidak meluas lagi.
Pemerintah Islam tidak lupa melibatkan Allah agar segala masalah bisa diatasi dengan baik. Pandemi bukan masalah sulit bagi Allah. Jika terjadi hingga bertahun-tahun seperti ini maka perlu adanya evaluasi diri dan sebagai bentuk peringatan untuk menjalankan ketaatan kepada Allah.
Wallahu a'lam bish sawwab
Surabaya, 13 Maret 2021
COMMENTS