Derita Ibu Era Kapitalisme

derita Ibu bekerja

Menjadi ibu dalam kehidupan ala kapitalisme pun terasa amat berat. Ibu yang harusnya bisa fokus untuk mengasuh dan mendidik generasi saat ini harus disibukkan mengais rupiah demi kehidupan anaknya. Ya, karena apalah daya, ayah tak sanggup penuhi seluruh kebutuhan keluarganya. Akhirnya, ibu mengambil peran membantu urusan keuangan keluarga.

Oleh: Choirin Fitri

Dalam sistem kapitalisme tempat hidup kita saat ini hidup memang amat berat. Semua-semua dinilai dengan rupiah. Tak ada satu aktivitas pun yang tidak ada harga di dalamnya.

Menjadi ibu dalam kehidupan ala kapitalisme pun terasa amat berat. Ibu yang harusnya bisa fokus untuk mengasuh dan mendidik generasi saat ini harus disibukkan mengais rupiah demi kehidupan anaknya. Ya, karena apalah daya, ayah tak sanggup penuhi seluruh kebutuhan keluarganya. Akhirnya, ibu mengambil peran membantu urusan keuangan keluarga.

Tak hanya himpitan ekonomi, kaum ibu juga dibuat stress memikirkan bagaimana pendidikan anak ke depan. Secara, hampir satu tahun PJJ dilaksanakan dan sukses membuat para ibu darah tinggi hingga dalam beberapa kasus tega melakukan pukulan fisik dan membunuh darah dagingnya. Sungguh, amat miris sekali.

Sejatinya wanita Allah ciptakan untuk menjadi ibu karena fitrahnya yang mulia. Ia sosok yang telaten, sabar, kuat, penuh kasih sayang, dan cinta kasih. Namun, gerusan kapitalistik telah mematikan fitrah kewanitaannya. Hingga, kini kita menyaksikan kaum ibu ibarat singa kelaparan. Ia tega melakukan perbuatan keji, seperti meracuni anak lalu bunuh diri.

Islamlah yang mampu menjaga kemuliaan peran ibu dengan sempurna. Dalam Islam ibu diposisikan utama sebagai umm wa rabbatul bait. Ibu dan pengatur rumah tangga. Sehingga, di tangannyalah generasi masa depan terasuh dengan baik dan terdidik dengan pendidikan terbaik. Selain itu, rumah yang ia tinggali bersama keluarga akan menjadi baiti jannati, rumahku surgaku karena sentuhan keibuan yang ia berikan.

Islam pun menjadikan para ayah atau kaum laki-laki memiliki kewajiban untuk menanggung seluruh kebutuhan ibu dengan bekerja. Ayah wajib bekerja dan negara memberikan fasilitas penuh agar kewajiban ayah tertunaikan secara sempurna. Jika ayah tak mampu maka para wali dari ibu bisa membantu. Jika tak ada, maka negara akan turun tangan untuk memastikan para ibu sejahtera. Sehingga, dengan jaminan ini para ibu tidak menjadikan bekerja sebagai pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan anaknya.

Benarlah jika Islam memandang mubah atau boleh bagi kaum wanita yang bekerja. Hukum ini menjadikan kaum ibu tidak diizinkan masuk ranah kerja jika tak ada izin suami atau walinya. Selain itu, hukum ini pun menjadikan kaum ibu bisa leluasa dalam peran utamanya untuk mendidik generasi ke depan. Sehingga, dari rahimnyalah generasi emas Islam akan lahir dan terdidik dengan baik.

Sayang seribu sayang, negara saat ini tidak menjadikan Islam sebagai standar. Sehingga para ibu kian menderita dari hari ke hari. Inilah yang harus segera disadari para ibu. Mereka tidak boleh terus menerus terkungkung kapitalisme. Para ibu harus berjuang untuk mengeluarkan dirinya dari kubangan kapitalisme dengan memperjuangkan Islam. Agar Islam tak hanya jadi agama ritual. Tapi, sebagai sebuah agama yang mampu mengatur kehidupan hingga negara.

Rasulullah Saw. telah membuktikan bahwa dengan penerapan Islam yang sempurna ketika beliau menjadi kepala negara di Madinah para ibu dan seluruh warga sejahtera. Mengapa demikian? Karena sistem pemerintahan, ekonomi, pendidikan, keamanan, dan lainnya menjadikan aturan Allah sebagai aturan. Allahlah yang paling tahu kebutuhan manusia, sehingga hanya dengan penerapan hukum Allahlah kita semua akan sejahtera. Saat ini pilihan ada di tangan kita. Mau terus berada dalam kubangan kapitalisme atau bangkit dan berjuang meruntuhkannya?

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,50,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,1,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Editorial,4,Ekonomi,186,fikrah,6,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,7,gerakan,5,Hukum,90,ibroh,17,Ideologi,68,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,51,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,83,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,289,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,47,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,87,Nafsiyah,9,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3556,opini islam,87,Opini Netizen,1,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,4,Pemberdayaan,1,pemikiran,19,Pendidikan,112,Peradaban,1,Peristiwa,12,pertahanan,1,pertanian,2,politik,320,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,7,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,66,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,45,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,6,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: Derita Ibu Era Kapitalisme
Derita Ibu Era Kapitalisme
derita Ibu bekerja
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBflXoi83JWsIRpeeTvc4Ee7W2gDKYMESPuHJxYispVpfauy7lvOK29DMfIwK3u3ccpf3g14n4LsAKf69TsluMOD_GbNxO3HIXMoEUxRJ97hW218Vb_ycV5CCXwYPuuNA8d011iY3XTaw/w640-h432/images+-+2021-01-05T095606.824_resize_34_compress20.webp
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBflXoi83JWsIRpeeTvc4Ee7W2gDKYMESPuHJxYispVpfauy7lvOK29DMfIwK3u3ccpf3g14n4LsAKf69TsluMOD_GbNxO3HIXMoEUxRJ97hW218Vb_ycV5CCXwYPuuNA8d011iY3XTaw/s72-w640-c-h432/images+-+2021-01-05T095606.824_resize_34_compress20.webp
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2021/01/derita-ibu-era-kapitalisme.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2021/01/derita-ibu-era-kapitalisme.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy