Logika Buta Demokrasi: Anak Penguasa Tak Bisa Diproses

Logika Demorasi

Demokrasi awalnya dirancang untuk menghilangkan dominasi penguasa atas rakyat. Atas nama Agama; raja, rohaniawan dan bangsawan menindas rakyat.

Oleh: Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)

Demokrasi awalnya dirancang untuk menghilangkan dominasi penguasa atas rakyat. Atas nama Agama; raja, rohaniawan dan bangsawan menindas rakyat.

Demokrasi pun muncul untuk menghilangkan peran agama dalam kehidupan. Agama yang dianggap kaku dan tidak solutif di Barat dikecilkan perannya hanya mengurusi urusan ritual perseorangan saja.

Sedangkan urusan yang lain yakni ipoleksosbudhankam (ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan) harus diatur politik sekuler. Agar penindasan terhadap rakyat di dunia Barat bisa dihentikan.

Namun, ketika demokrasi diekspor dan dipaksakan ke semua negara, wa bil khusus, negeri-negeri kaum Muslimin ada masalah baru yang muncul.

Yaitu adanya kelas penguasa yang tiran. Ada juga kelas penguasa yang terpilih secara demokratis namun korupsi untuk mengembalikan modal kampanye. Ada juga kelas sebagian anak penguasa yang tak bisa diproses secara hukum karena mereka anak penguasa.

Ketika suatu partai berkuasa secara mutlak di negara demokrasi, ada sebagian anak penguasa yang tampaknya diistimewakan. Sulit disentuh tangan hukum.

Berbeda jika rakyat biasa yang melakukan pelanggaran hukum. Laporan cepat diterima dan orangnya cepat dieksekusi di pengadilan. Tanpa berbelit-belit.

Berbeda dengan kelas atas, ada anak penguasa yang tak bisa diproses. Hukum itu serasa kejang-kejang padahal sistemnya demokrasi. Harusnya demokrasi itu memberikan kebebasan yang seluas-luasnya untuk mengadili setiap pelanggar hukum.

Namun, sistem palsu ini melahirkan ketidakadilan baru. Ada anak penguasa yang merasa bahwa negara adalah milik keluarganya. Yang tidak mendukung partainya dianggap tidak sejalan dengan haluan negara (baca: haluan partai).

Ini berbeda dengan sistem Khilafah atau Daulah Islam. Rasulullah SAW sangat membenci ketidakadilan.

Dalam Islam, keadilan bermakna menempatkan segala sesuatu pada tempatnya tanpa melihat kelas mau pun status sosial. Jika yang melakukan kriminalitas adalah kalangan pejabat. Harus diproses dengan hukum Islam.

Rasulullah SAW pernah marah ketika dilobi oleh sahabat kesayangannya yaitu Usamah bin Zaid ra, ketika Usamah diminta oleh Bani Makzhum untuk menyelamatkan bangsawan mereka yang bernama Fatimah atas kasus pencurian. Rasulullah SAW tegas menegakkan keadilan sambil bersabda jika Fatimah binti Muhammad (putri Beliau SAW) yang mencuri akan dipoting juga tangannya.

Ini lah ketegasan yang ditiru oleh para Khalifah dan Qadhi (hakim) setelahnya. Setiap ada penguasa atau anaknya yang melakukan pelanggaran hukum langsung ditangani secara hukum.

Khilafah pernah menghentikan para gubernurnya yang sewenang-wenang merampas rumah warga Yahudi. Abdurrahman bin Umar pernah dicambuk Ayahnya di depan umum di Madinah ketika diketahui menenggak miras.

Khalifah Umar bin Khattab ra mencambuk putranya itu sambil berkata berulang-ulang, “Kebinasaan orang-orang sebelum kalian adalah karena tidak mau menindak tegas kalangan terhormat yang mencuri, tetapi langsung menghukum orang lemah!” seru Umar berkali-kali. Tangannya tetap mencambuk keras tubuh putranya itu.

Qadhi Islam pernah memenangkan seorang Yahudi atas kasus baju besi milik Khalifah Ali bin Abu Thalib ra. Ini lah yang menyebabkan Islam diterima luas oleh penduduk dunia kala itu bukan saja karena kemakmurannya tetapi keadilannya.

Ini berbeda dengan demokrasi yang terus saja membuat rakyat kecewa. Rakyat putus asa karena tak bisa mendapatkan keadilan. []

Bumi Allah SWT, 7 September 2020

#DenganPenaMembelahDunia

#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,50,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,1,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Editorial,4,Ekonomi,185,fikrah,6,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,7,gerakan,5,Hukum,90,ibroh,17,Ideologi,68,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,49,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,83,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,289,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,47,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,87,Nafsiyah,9,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3555,opini islam,87,Opini Netizen,1,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,4,Pemberdayaan,1,pemikiran,19,Pendidikan,112,Peradaban,1,Peristiwa,12,pertahanan,1,pertanian,2,politik,320,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,7,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,66,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,45,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,6,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: Logika Buta Demokrasi: Anak Penguasa Tak Bisa Diproses
Logika Buta Demokrasi: Anak Penguasa Tak Bisa Diproses
Logika Demorasi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEganUuaNSwnX2774bb2v3nN3Ei_YfzkXpac2JdhBXoRPdrNMH9Qjox1SqGRF4FecQRx7eTS-Uij8vRrN22RKedNBLq3q1e4GRtpzNqDfTiJrfVT_jwUSivCr5S7jeXe-3QOUbLnRMsw8CQ/w640-h640/PicsArt_09-07-12.45.55.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEganUuaNSwnX2774bb2v3nN3Ei_YfzkXpac2JdhBXoRPdrNMH9Qjox1SqGRF4FecQRx7eTS-Uij8vRrN22RKedNBLq3q1e4GRtpzNqDfTiJrfVT_jwUSivCr5S7jeXe-3QOUbLnRMsw8CQ/s72-w640-c-h640/PicsArt_09-07-12.45.55.jpg
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2020/09/logika-buta-demokrasi-anak-penguasa-tak.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2020/09/logika-buta-demokrasi-anak-penguasa-tak.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy