KOMUNISME RONTOK DI HADAPAN SYEKH TAQIYUDDIN AN-NABHANI [1]

KOMUNISME RONTOK DI HADAPAN SYEKH TAQIYUDDIN AN-NABHANI [1]

Ada sebuah peristiwa dimana seorang penganut komunisme bertekuk lutut tak berdaya ketika mendengar penjelasan dari seorang syaikh tentang perbandingan ideologi-ideologi di dunia. Peristiwa ini terjadi di era tahun 1960-an, dimana pada masa-masa itu ideologi komunisme sedang naik daun, digandrungi anak muda. Ideologi ini banyak dianut orang, baik dia individu maupun kelompok (entah berbentuk partai politik, maupun institusi intelektual). Karena ideologi komunisme ini mengajarkan perjuangan, kebangkitan, kesamaan/kesetaraan, serta keberpihakan terhadap orang miskin. Walau ideologi ini juga tidak mengakui adanya konsep Sang Pencipta (Tuhan). Tidak heran jika pada masa-masa itu, partai-partai politik beraliran sosialisme-komunisme begitu laris mendapatkan banyak pengikut di dunia. Tidak terkecuali di Indonesia.

Hanya saja, peristiwa yang akan diceritakan di sini tidak terjadi di Indonesia, melainkan di al-Quds atau Palestina, yang pada saat itu masih bagian dari wilayah Kerajaan Yordania. Kisah ini diceritakan oleh Syaikh Thalib Awadhallah melalui memoar Abu Arqam, salah seorang aktivis Islam di Yordania. Abu Arqam bercerita:

Saya ingat satu peristiwa dimana saya berdiskusi dengan salah seorang pengikut komunis, dia berasal dari keluarga al-Ja’bari. Saat itu, saya belum mempelajari komunisme sebagaimana seharusnya, atau belum mempelajari komunisme secara objektif. Sebagian pemikiran komunis yang saya ketahui adalah ide tentang dialektika (salah satu ide paling mendasar dari ajaran komunisme).

Orang komunis itu (al-Ja'bari) berkata kepada saya, “Anda tidak paham apapun tentang komunisme atau sosialisme. Saya ingin berdiskusi dengan syaikh Anda, biar nanti dia bisa meyakinkan saya, atau sebaliknya, sayalah yang meyakinkan dia.” Lalu spontan saya katakan kepadanya, “Apakah Anda siap bertemu dengan beliau?” Lalu dia mengiyakan.

(Maksudnya, al-Ja'bari ingin menguji sejauh mana pemahaman syaikhnya Abu Arqam terhadap ideologi komunisme yang dianut al-Ja'bari. Sebab, syaikh tersebut termasuk orang yang sangat keras mengkritisi ideologi komunisme yang saat itu sedang jaya-jayanya)

Kemudian saya mengajak al-Ja’bari ke Damaskus (ibukota Suriah) tempat dimana syaikh saya berada, yaitu Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani.

Begitu sampai di Damaskus, saya bertemu dengan seseorang yang bernama Nimr al-Mishri ke rumahnya. Kami duduk di salah satu ruangan. Lalu Nimr al-Mishri memberitahukan kepada kami, kapan Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani akan datang.

Lalu datanglah seorang laki-laki dari Yordania. Kedatangannya khusus untuk menemui Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani. Ada juga yang berasal dari kota Homs dan Libanon. Hingga terkumpul sekitar 15 orang. Semuanya datang hanya untuk menemui Abu Ibrahim (Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani).

Persis di waktu yang dijanjikan, Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani benar-benar datang. Saya duduk tepat di dekat pintu. Beliau datang menyalami kami, dan ketika memegang tangan saya beliau berkata, “Penjahit fulan, dari keluarga fulan, dari al-Khalil (Hebron)?” Lalu saya mengiyakan, dan beliau memeluk saya dengan penuh kehangatan. Setelah itu beliau menyalami yang lain. Lalu beliau duduk di barisan paling akhir, karena beliau menolak menempati tempat duduk orang yang sudah hadir.

Setelah duduk, beliau bertanya kepada hadirin, “Apa yang Anda inginkan dari saya?” Saat itu, saya memberitahukan maksud kedatangan saya. Kemudian beliau menghadap al-Ja’bari, lalu berkata, “Saya akan berbicara tentang tiga ideologi dan bukan hanya sosialisme-komunisme saja. Saya akan mulai dengan membicarakan ideologi kapitalisme, kemudian sosialisme dan termasuk juga komunisme, dan setelah itu tentang ideologi Islam. Karena di dunia saat ini hanya ada tiga ideologi itu. Sebaiknya, selama saya berbicara, Anda menuliskan komentar dan pertanyaan Anda. Setelah saya selesai berbicara, silakan Anda bertanya tentang apa pun.”

Kemudian beliau mulai membicarakan tentang ideologi kapitalisme. Beliau menguraikannya secara detail tentang: apa itu kapitalisme, bagaimana perkembangannya, bagaimana pandangan para pemikirnya, apa saja perbedaan dan persamaan aliran-aliran di dalam kapitalisme, dan sebagainya.

Setelah penjelasan tentang ideologi kapitalisme selesai, kemudian beliau mulai membicarakan ideologi sosialisme, termasuk juga komunisme. Dijelaskan oleh beliau pandangan-pandangan dan pemikiran Karl Marx, Lenin, dan yang lainnya. Beliau tidak meninggalkan satu penjelasan tentangnya. Beliau menjelaskannya secara luas, jelas, dan rinci.

Setelah selesai, beliau pun mulai beralih membandingkan antara ideologi sosialisme dengan kapitalisme, apa yang sama dan apa yang berbeda di antara kedua ideologi tersebut. Beliau menguraikannya dengan sangat jelas dan detil.

Setelah tidak ada yang perlu dijelaskan lagi di antara kedua ideologi tersebut, beliau beralih membicarakan ideologi Islam. Di dalam pembicaraan kali ini beliau membantah pandangan-pandangan dan teori-teori ideologi kapitalisme dan sosialisme. Beliau mengkritiknya, menjelaskan kebobrokan-kebobrokannya, dan kegagalan keduanya dengan sangat jelas, sampai pembicaraan berakhir, dan beliau pun diam. Kemudian beliau menatap al-Ja’bari (orang komunis itu) dan berkata, “Silakan sekarang Anda bertanya tentang apa saja yang Anda inginkan.”

Ternyata tidak ada yang dilakukan oleh al-Ja’bari selain berdiri dan berkata, “Saya bersaksi bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. Demi Allah, saya akan menanggalkan marxisme. Orang-orang memahami marxisme seperti yang Anda katakan. Tetapi tidak, lebih dari itu, orang-orang komunis jika ingin lebih memahami marxisme, seharusnya datang kepada Anda.”

Setelah itu saya (Abu Arqam) dan al-Ja’bari kembali ke al-Khalil (Hebron). Sejak saat itu, al-Ja’bari menjadi pengikut Syaikh An-Nabhani, mengkaji Islam bersama Syaikh An-Nabhani, dan beliau adalah orang yang sangat aktif berdakwah. Beliau (Ustadz al-Ja’bari) tetap aktif berjuang di jalan dakwah sampai sekarang, sekalipun usianya sudah senja. Semoga Allah memberikan balasan sebaik-baiknya kepada beliau.

Setelah menjadi aktivis dakwah, Ustadz al-Ja’bari mendapatkan permusuhan dari keluarganya yang masih menganut komunisme. Pada suatu malam, keluarga al-Ja’bari mengirimkan dua orang bayaran untuk menemui Ustadz al-Ja’bari. Setelah menemuinya, beliau dipukul oleh dua orang yang tidak dikenalnya itu, hingga menyebabkan tulang kakinya patah. Beliau kemudian masuk rumah sakit di al-Khalil.

Setelah peristiwa itu, Ustadz al-Ja'bari meninggalkan Yordania, karena berbagai tekanan yang beliau hadapi, baik dari keluarga, masyarakat, maupun yang lainnya. Beliau pindah ke Arab Saudi dan bekerja di sana. Tetapi di sana pun beliau ditangkap oleh pemerintah dengan tuduhan-tuduhan tak berdasar (tanpa bukti, hanya berdasar asumsi). Kemudian beliau dideportasi dan dikembalikan ke Yordania. Sekarang beliau masih hidup dan tetap memenuhi janjinya dan beraktivitas dakwah tanpa kenal lelah.

Kisah Abu Arqam ini disarikan dari kitab Ahbabullah (Kekasih-kekasih Allah), memoar Syaikh Thalib Awadhallah.

Allah berfirman:

مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” (QS. Al-Kahfi: 17)

Dengan memahami peristiwa di atas, terdapat hal menarik dari Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani ketika menyerang ideologi komunisme, yaitu beliau mengkritik ideologi sesat itu dari sisi ide-ide yang terkandung di dalamnya. Dengan kata lain, beliau mengkritik ideologi komunisme dari hal yang paling mendasar dari ideologi tersebut, sampai-sampai orang komunis itu (al-Ja'bari) tersadarkan dari kesalahan-kesalahannya. Bahkan, al-Ja’bari sampai mengucap kalimat syahadat dan melepaskan ideologi komunis yang selama ini dianutnya. Sebab, jika seseorang menjadi pengikut komunisme dan mempelajari komunisme dari akarnya, otomatis dia akan menjadi kafir dikarenakan pengingkarannya terhadap konsep adanya Sang Pencipta (ketuhanan). Karena itulah, al-Ja’bari seketika mengucap kalimat syahadat setelah tersadar dari kesalahan-kesalahannya mengikuti komunisme. Bisa dibayangkan, seandainya ajaran-ajaran Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia, maka komunisme akan hancur seketika, tidak laku dan tidak akan diminati orang, serta akan sulit untuk bangkit kembali.

Wallahu a’lam.

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,50,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,1,bencana,23,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Editorial,4,Ekonomi,185,fikrah,6,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,7,gerakan,5,Hukum,90,ibroh,17,Ideologi,68,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,49,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,83,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,289,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,47,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,17,Musibah,4,Muslimah,87,Nafsiyah,9,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3553,opini islam,87,Opini Netizen,1,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,4,Pemberdayaan,1,pemikiran,19,Pendidikan,110,Peradaban,1,Peristiwa,12,pertahanan,1,pertanian,2,politik,320,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,7,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,66,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,45,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,6,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: KOMUNISME RONTOK DI HADAPAN SYEKH TAQIYUDDIN AN-NABHANI [1]
KOMUNISME RONTOK DI HADAPAN SYEKH TAQIYUDDIN AN-NABHANI [1]
KOMUNISME RONTOK DI HADAPAN SYEKH TAQIYUDDIN AN-NABHANI [1]
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQD9oi_uu06tc-svjYxWe_Pasp9uM4Ifkt3OsHNkRARp_nOe5RNqOqgc9ucZCwnDR0GSuTOGDHq1PgecahFLn3b3P6-qHsC02Pst80vSWzuCnda3smMgPJs6QmSn3AaTBufgFT1bSYJLs/w454-h640/FB_IMG_1601516027218.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQD9oi_uu06tc-svjYxWe_Pasp9uM4Ifkt3OsHNkRARp_nOe5RNqOqgc9ucZCwnDR0GSuTOGDHq1PgecahFLn3b3P6-qHsC02Pst80vSWzuCnda3smMgPJs6QmSn3AaTBufgFT1bSYJLs/s72-w454-c-h640/FB_IMG_1601516027218.jpg
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2020/09/komunisme-rontok-di-hadapan-syekh.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2020/09/komunisme-rontok-di-hadapan-syekh.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy