persekusi Ulama
Oleh: Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)Syeikh Ali Jaber bukan satu-satunya person dan Ulama terakhir yang ditusuk. Banyak Ulama yang dipersekusi, diintimidasi dan diserang secara fisik.Beginilah nasib Ulama yang lantang menyerukan kebenaran dalam sistem demokrasi. Ulama yang meminta penguasa untuk menerapkan Syariah Islam pasti dimusuhi. Syeikh Ali Jaber misalnya pernah turut dalam Aksi Bela Islam (Aksi Bela Al Qur'an) 411 dan 212. Beliau juga pernah merasakan perihnya terkena tembakan gas air mata bersama Ulama lainnya seperti Al Ustadz Alm.KH. Arifin Ilham. Penista Al Qur'an dilindungi penguasa kala itu.Namun, Syeikh Ali Jaber beserta para Ulama dan Umat terus maju untuk membela Al Qur'an (untuk mendapatkan Syafaat Rasulullah SAW di akhirat nantinya). Syeikh Ali Jaber pernah berceramah bahwa Beliau ingin menerapkan sebuah negara Qur'ani.Negara Qur'ani berarti negara yang menerapkan Syariah Islam secara Kaffah. Mungkin inilah yang menyebabkan kekuatan besar marah dan takut kekuasaannya digantikan oleh sistem Islam. Maka para Ulama sering mendapatkan serangan dan tuduhan.Sepanjang sejarah demokrasi, kaum Ulama (yang mengkritisi kebijakan penguasa dan ingin syariah tegak) selalu dianggap kaum garis kanan keras. Namun, anehnya Ulama selalu didekati menjelang pemilu.Pasca Pemilu, Ulama hanif ditinggalkan dan Ulama Su' diberikan kucuran dana sehingga tidak pernah lagi mengkritisi atau menasehati kebijakan penguasa yang merugikan umat, agama dan negara. Kelompok Ulama yang gigih membela hak-hak umat pun dipersekusi.Dicari-cari kesalahannya. Dibuatkan tuduhan palsu dan ditangkap. Dipenjara atau diberi hukuman yang paling keras. Padahal, Ulama hanya berbicara sesuai ajaran agamanya, yakni Islam. Ulama itu hanya ingin negeri ini terbebas dari adzab Allah SWT dan penjajahan asing. Ulama tak pernah korupsi, merampas hak-hak rakyat, mengedar narkoba, membiarkan pergaulan bebas dan menyerahkan SDA kepada para kapitalis.Ulama bahkan terdepan dalam menghadapi komunisme dan kebangkitannya. Ini berbeda ketika Khilafah masih ada dan menerapkan Islam secara Kaffah.Ulama dilindungi oleh Sistem Islam dan dihormati. Bahkan banyak Khalifah yang menjadikan Ulama sebagai guru dan penasehatnya. Para Pemimpin Islam dan Pejabat Negara dibawahnya dalam sistem Khilafah tak sungkan-sungkan dinasehati oleh para Ulama. Sultan Murad membiarkan Syeikh Aaq Syamsudin untuk memukuli anaknya Sultan Muhammad Al Fatih dengan tongkat karena malas belajar. Sang Ulama tak ingin mengistimewakan sang Sultan hanya karena ia anak penguasa. Hasilnya Sultan Muhammad Al Fatih mampu menaklukan Kota Konstantinopel dan merubahnya menjadi Islambul (Full of Islam/Penuh dengan Islam). Ada juga Ulama yang menarik seorang Khalifah turun dari mimbarnya karena Khalifah ini mendahulukan Khutbah Ied daripada Shalat Ied.Perbuatan Khalifah itu melanggar hukum Syara. Ulama meluruskannya karena takut kepada Allah SWT bukan kepada penguasa Kaum Muslimin.Kalaupun ada Ulama yang dibunuh misalnya Sa'id Bin Jubair dan Imam Ahmad bin Hambal itu hanyalah fragmen kecil dari sekian banyaknya fragmen peran Ulama pada masa Khilafah. Kisah Ulama dihormati dan berjasa besar bertebaran di dalam kitab-kitab sejarah. Intinya Ulama dalam sistem apa pun selalu berprinsip, "rusaknya umat karena rusaknya penguasa. Rusaknya penguasa karena rusaknya ulama."Hanya saja, Ulama pada masa Khilafah malah difasilitasi menjadi Ulama yang punya kontribusi terhadap dunia. Sedangkan Ulama dalam demokrasi seringkali dipersekusi dan dipinggirkan perannya agar tidak mencampuri kekuasaan penguasa sekuler. Semoga Sistem Khilafah tegak kembali agar Para Ulama bisa dilindungi dan lebih leluasa menyebarkan dakwah Islam. [] Bumi Allah SWT, 16 September 2020#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan
COMMENTS