Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari mantan Kepala Intelijen Arab Saudi, Saad Al-Jabri. Al-Jabri menyebut bahwa dirinya jadi sasaran pembunuhan putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz al-Saud.
![Al-Jabri, Eks Kepala Intelijen Arab yang Mau Dibunuh Pangeran Mohammed Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari mantan Kepala Intelijen Arab Saudi, Saad Al-Jabri. Al-Jabri menyebut bahwa dirinya jadi sasaran pembunuhan putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz al-Saud.](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXXqxVTi1ch5pA4P-pDrPH1xePRqswZXEVmvc56KFfSyq-hFQ-4HD91agR0SAPlqBDvFtY8i1ahj6mEfqmiF_jdAECZ1BTOm7hTIJ1UCho2l6VKY1c5tRNN2p_4fr1AgWHz3QCYjHqz4Q/s640-rw/5f2e04961781d-viva-militer-putra-mahkota-arab-saudi-pangeran-mohammed-bin-salman_665_374.webp)
Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari mantan Kepala Intelijen Arab Saudi, Saad Al-Jabri. Al-Jabri menyebut bahwa dirinya jadi sasaran pembunuhan putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Menurut laporan Mirror yang dikutip VIVA Militer, Al-Jabri buka mulut dan menyebut bahwa Pangeran Mohammed telah berusaha melenyapkan nyawanya.
Al-Jabri mengatakan bahwa Pangeran Mohammed mengirim 50 orang tentara bayaran untuk membunuhnya di Kanada, hanya beberapa pekan setelah pembunuhan jurnalis, Jamal Khassoggi.
Tak hanya itu, Al-Jabri juga menuding Pangeran Mohammed telah menculik dan menyiksa anggota keluarganya yang lain di Dubai, Uni Emirat Arab. Dalam sebuah dokumen 100 halaman yang ditulisnya, Al-Jabri merasa ia jadi sasaran pembunuhan, lantaran punya informasi yang melemahkan Putra Mahkota Arab Saudi.
![Pangeran Mohammed telah menculik dan menyiksa anggota keluarganya yang lain di Dubai, Uni Emirat Arab. Dalam sebuah dokumen 100 halaman yang ditulisnya, Al-Jabri merasa ia jadi sasaran pembunuhan, lantaran punya informasi yang melemahkan Putra Mahkota Arab Saudi. Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari mantan Kepala Intelijen Arab Saudi, Saad Al-Jabri. Al-Jabri menyebut bahwa dirinya jadi sasaran pembunuhan putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz al-Saud.](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ2Hvz3yVufJ-VjBRbkImzE3iF37qiYHVTVWB3Y14I16-7fRq98wn9s2ldTMjoKM_-G4wB1ocqDgS6dAJLWbAp9UY4jvmw5n4OgpOgAI3AgDyIQtc2cM-glzLGBlAPeZ4HDdVsAlLrJuA/s640-rw/5f2e03f8c6594-viva-militer-eks-kepala-intelijen-arab-saudi-saad-al-jabri_663_372.webp)
Al-Jabri adalah mantan Kepala Intelijen Arab Saudi periode 2015 hingga 2017, di bawah komando Deputi Perdana Menteri saat itu, Pangeran Mohammed bin Nayef bin Abdulaziz al-Saud.
Kehidupan Al-Jabri berubah drastis saat al-Nayef dicopot dari jabatannya sebagai Deputi Perdana Menteri. Al-Jabri juga menuduh Pangeran Mohammed lah yang menyiasati agar al-Nayef ditendang dari jabatan dan statusnya sebagai Putra Mahkota Arab Saudi.
Al-Jabri disebut memberikan informasi intelijen kepada Amerika Serikat (AS), yang di dalamnya terdapat bukti yang mengaitkan pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober 2018, di Istanbul, Turki.
Anggota Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, Tom Malinowski, meyakini bahwa apa yang diucapkan Al-Jabri adalah benar. Dalam kacamatanya, Malinowski pun merasa khawatir jika ada seseorang yang dikenal memberikan ancaman pembunuhan.
![Al-Jabri disebut memberikan informasi intelijen kepada Amerika Serikat (AS), yang di dalamnya terdapat bukti yang mengaitkan pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober 2018, di Istanbul, Turki Pangeran Mohammed telah menculik dan menyiksa anggota keluarganya yang lain di Dubai, Uni Emirat Arab. Dalam sebuah dokumen 100 halaman yang ditulisnya, Al-Jabri merasa ia jadi sasaran pembunuhan, lantaran punya informasi yang melemahkan Putra Mahkota Arab Saudi.](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLfCx3crmVskZzigWAhs0cDkitPOOBFI0yiiXRVQIZ4iosO8Qd9LZIUwy7U67jTkUgviP1Q5xdmJJx6bLnzzVWQ-2WRbFEAVHrpmUlapsm0aB8xkk0ArZm0WzwJLWeP20Zed0j__AT1Ak/s640-rw/5f2e04961781d-viva-militer-putra-mahkota-arab-saudi-pangeran-mohammed-bin-salman_663_372.webp)
"Saat seseorang yang kita kenal bertanggung jawab atas penculikan, pembunuhan, dan penyiksaan orang lain dan mengirim pesan teks kepada Anda, memperingatkan bahwa hal-hal buruk akan menimpa Anda, sangat wajar jika ada asumsi bahwa dia serius," kata Malinowski.[viva]
COMMENTS