Kalau kita meneliti hadits-hadits Nabi, justru pilihan terbaik adalah bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat
Oleh : Ust. Yuana Ryan Tresna
Tinggal di kampung yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan seakan menjadi pilihan terbaik. Fokus memperbaiki diri dan keluarga. Menikmati hasil bercocok tanam sendiri. Tak ambil pusing dengan karut marut perpolitikan dan perdebatan soal ada atau tidak adanya konspirasi. Itulah uzlah.
Namun, benarkah uzlah adalah pilihan terbaik pada hari ini? Kalau kita meneliti hadits-hadits Nabi, justru pilihan terbaik adalah bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat, berdakwah kepada mereka, dan sabar atas penderitaan akibat interaksi tersebut.
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
المؤمنُ الذي يخالطُ الناسَ ويَصبرُ على أذاهم خيرٌ منَ الذي لا يُخالطُ الناسَ ولا يصبرُ على أذاهمْ
“Seorang mukmin yang bergaul di tengah masyarakat dan bersabar terhadap gangguan mereka, itu lebih baik dari pada seorang mukmin yang tidak bergaul di tengah masyarakat dan tidak bersabar terhadap gangguan mereka” (HR. Al-Tirmidzi, Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, Ahmad).Juga sabda beliau shallallahu ’alaihi wa sallam,
فواللهِ لَأن يُهدى بك رجلٌ واحدٌ خيرٌ لك من حُمْرِ النَّعَمِ
“Demi Allah, sungguh engkau menjadi sebab hidayah bagi satu orang saja, itu lebih baik bagimu daripada unta merah.” (HR. Al-Bukhari)
Juga sabdanya,
اتَّقِ اللهَ حيثُما كنتَ ، وأَتبِعِ السَّيِّئَةَ الحسنةَ تمحُها ، و خالِقِ الناسَ بخُلُقٍ حَسنٍ
“Bertakwalah engkau kepada Allah dimanapun berada, dan perbuatan buruk itu hendaknya diikuti dengan perbuatan baik yang bisa menghapus dosanya, dan pergaulilah orang-orang dengan akhlak yang baik” (HR. Al-Tirmidzi).
Masih banyak hadits lainnya. Pada intinya, bergaul dengan masyarakat, dan menyampaikan dakwah kepada mereka, itu lebih baik dari pada menyendiri.
#IslamSelamatkanNegeri
#KhilafahSolusi
COMMENTS