Ustadz Miftah el-Banjary
Oleh: Ust. Miftah el-Banjary
Berbicara soal komunisme sesungguhnya tidak hanya sebatas persoalan ideologi, partai politik atau aliran paham tertentu, namun kita juga perlu pahami bahwa komunisme juga berkenaan dengan sistem ekonomi.
Mengapa Islam menolak sistem ekonomi sosialisme atau komunisme, tentu hal itu ada alasan tertentu serta prinsip-prinsip yang bertentangan dengan prinsip ajaran Islam itu sendiri.
Komunisme adalah suatu sistem perekonomian di mana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian.
Setiap orang tidak diperbolehkan memiliki kekayaan pribadi, sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah. Semua unit bisnis mulai dari yang kecil hingga yang besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan ekonomi dan kebersamaan.
Sedangkan prinsip dasar ekonomi Islam tidak memposisikan seperti itu. Prinsip ekonomi Islam bertujuan memberikan keadilan serta mencegah ketidakadilan dalam memperoleh sumber daya material.
Diantara dasar-dasar prinsip ekonomi Islam, hak milik relatif perorangan diakui sebagai usaha dan kerja secara halal dan dipergunakan untuk hal-hal yang halal pula.
Sistem ekonomi Islam melarang praktik menimbun harta benda dan menjadikannya terlantar. Demikian pula, dalam setiap harta benda itu terdapat hak untuk orang miskin yang selalu meminta, oleh karena itu harus dinafkahkan sehingga dicapai pembagian rizki.
Pada batas tertentu, hak milik relatif tersebut dikenakan zakat. Perniagaan diperkenankan, akan tetapi riba dilarang. Tiada perbedaan suku dan keturunan dalam bekerja sama dan yang menjadi ukuran perbedaan adalah prestasi kerja.
Demikian perbedaan mendasar antara sistem ekonomi Islam dan sosialis/komunis yang perlu dipahami oleh seorang intelektual muslim agar kita paham tujuan dan gerakan mereka untuk mencapai tujuannya. Wallahu 'alam
COMMENTS