Demon Tolak RUU HIP
Oleh : Ahmad Khozinudin | Aktivis, Anggota Hizbut Tahrir
Anda keliru, jika berasumsi perjuangan itu melelahkan. Anda juga salah, jika menganggap berjuang itu penuh dengan ketegangan dan ketakutan. Perjuangan itu indah, membahagiakan, dan selalu membimbing siapapun yang terlibat, untuk rindu segera kembali di area Perjuangan.
Seperti aksi demontrasi tolak RUU HIP hari ini (24/6), kenapa massa begitu membludak hingga jalan Gatot Subroto ditutup total ? Kenapa peserta hadir dari banyak segmen, dari anak-anak, ibu-ibu, orang tua, remaja dan dewasa ?
Diantara sebab, selain karena mereka memenuhi tuntutan akidah Islam, membela dan melindungi bangsa ini dari bahaya Kebangkitan Komunisme PKI, juga karena mereka bahagia.
Saya masih teringat, kelakar saat kuliah, ketika dipersoalkan kenapa harus demo. Apakah anda berdemo untuk menyampaikan aspirasi ? Menolak sejumlah kebijakan ? Ingin merubah keadaan ? Jawabnya, tidak juga. Lantas kenapa anda demo ? Jawabnya : hobi sich.
Nah, itulah diantara sebab demo hari ini diikuti peserta dengan jumlah ribuan dan dari berbagai latar belakang. Ada semacam kerinduan akan nostalgia, untuk turut serta dan memberikan andil dalam demontrasi.
Ada yang rindu bertemu sahabat, rindu mendengar orasi, rindu mengibarkan bendera tauhid dengan bangga, rindu menyediakan hidangan dan minuman untuk peserta aksi, rindu mengamankan aksi, rindu bercengkrama dengan sahabat seperjuangan, rindu berhimpun bersama kaum muslimin, dan berbagai kerinduan lain yang tak mungkin terobati kecuali dengan demo.
Jadi, jangan dikira demo itu menakutkan. Jangan dianggap demo itu karena tekanan. Justru, demo selain berjuang juga mengasyikkan dan membahagiakan.
Selama masa Pandemi, banyak yang menunggu-nunggu kapan umat Islam berkumpul untuk berdemo lagi. Bahkan, ada yang sangat merindukan berkumpul dengan jutaan massa umat Islam, seperti aksi bela Islam 212 dan aksi Reuni 212 membela bendera tauhid.
Dan tentu saja...
Rindu demo besar yang langsung dipimpin Habibana Muhammad Rizq Syihab. Itulah, diantara sebab yang membuat umat ini bahagia dengan perjuangan, bahagia dengan demontrasi.
Tentu saja, kami juga sangat rindu dengan kebahagiaan hakiki, yakni ketika umat ini dapat menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam naungan Daulah Khilafah. Itulah kebahagiaan hakiki, bagi seorang muslim, umat Rasulullah SAW.
Karena itu, kami akan terus-menerus berbahagia melakukan demo dan Perjuangan, baik dalam rangka menerapkan syariat Islam maupun mengemban risalah Islam keseluruh penjuru alam. Kami akan terus bahagia berdakwah, baik sebelum atau sesudah Khilafah tegak, InsyaAllah. [].
COMMENTS