Islam itu solusi. Dalam pemahaman Islam saya yang masih awam ini, saya bisa sedikit menggambarkan bagaimana solusi mengatasi pandemi ini.
Oleh : Erwin Al-Faqih
1. Dibawah umur 45 tahun boleh beraktifitas seperti biasa di tempat umum sesuai protokol kesehatan.
Kritik:
*. Ini kebijakan yang tidak bijak. Kenapa? Karena dasarnya adalah data kematian akibat covid 19 untuk umur dibawah 45 tahun itu persentasenya kecil. Iya kecil, tapi mereka bekerja di luar kan bakal pulang ke keluarganya masing-masing, dan tetap aja berpotensi menularkan kepada keluarganya yang umurnya di atas 45 tahun. Ini gak akan berhasil menekan penyebaran covid 19 saya rasa.
2. Semua tempat umum akan dibuka dengan panduan protokol kesehatan.
Kritik:
* Selama gak dipetakan mana zona hijau, kuning dan merah. Ini gak akan efektif. Bagaimana mengawasi masyarakat agar tetap taat aturan? Wong sekarang yang PSBB aja masih banyak yang melanggar. Bahkan ketua MPRnya sendiri pun melanggar PSBB.
3. Herd Immunity
Kritik:
* Saya rasa, new Normal ini hanya kata lain atau sinonim dari Herd Immunity. Karena kita bertarung melawan pandemi berdasarkan imun kita masing-masing. Yang kuat imun akan menang dan hidup. Yang lemah imun akan mati. Hukum rimba! Dzolim!
Ada kritik lagi? Silahkan tulis di kolom komentar.
Solusi:
Islam itu solusi. Dalam pemahaman Islam saya yang masih awam ini, saya bisa sedikit menggambarkan bagaimana solusi mengatasi pandemi ini.
Petakan dulu zona merah, kuning dan hijau.
Zona hijau adalah zona aman, yang tidak ada kasus covid 19. Di zona ini, biarkan bebas. Silahkan berdagang, sekolah, aktivitas lain secara normal. Supaya ekonomi tetap berjalan lancar. Dan buat batasan, supaya bisa dipantau orang-orang yang keluar masuk daerah itu. Jangan biarkan mereka yang sehat masuk zona kuning atau merah. Dan begitu juga sebaliknya.
Zona kuning, zona yang terdapat sedikit kasus pandemi. Ambil yang sakit, obati segera. Lakukan Lockdown 14 hari di zona kuning ini supaya bisa menjadi zona hijau. Cukupi kebutuhan masyarakat zona ini selama Lockdown. Ini kewajiban pemerintah.
Zona merah, zona banyak kasus pandemi. Lockdown total. Karantina wilayah. Cukupi kebutuhan sampai waktu yang tepat.
Kuncinya adalah lakukan tes massal. Gerakkan semua elemen pemerintah agar data bisa akurat. Dari yang terkecil yaitu RT/RW sampai level kota, dibantu babinkamtibmas dan yang lain. Libatkan lembaga masyarakat yang menjadi relawan covid. Cukup satu orang saja per keluarga, prioritaskan yang sering keluar rumah. Catat! Data! Sebanyak-banyaknya!
Lakukan pembatasan wilayah dengan ketat. Lalu lintas antar zona dijaga. Jangan sampai ada yang dari zona merah masuk zona hijau atau kuning. Begitu juga sebaliknya.
Kalau sudah begini, Insya'Allah pandemi bisa ditekan.
Zona hijau akan tetap hidup dan hijau. Ekonominya tetap terjaga. Dan masyarakat tetap stabil dan tidak panik.
Zona kuning akan kembali hijau. Setelah 14 hari, kembali normal aktivitas masyarakat. Ekonominya akan kembali stabil.
Zona merah, ini pasti jumlahnya tidak terlalu banyak. Hanya dibeberapa tempat saja. Dan pasti lebih banyak zona hijau dan kuningnya. Ini pentingnya pemetaan zona.
Pemerintah bisa fokus ke zona merah. Dan penekanan penanganan covid bisa serius dan tepat sasaran. Alokasikan dana negara yang tidak penting seperti dana pra kerja yang 5,6 T itu. Di Youtube banyak tutorial yang gratis. Sumber daya alam kita melimpah, hilangkan swastanisasi, ambil kembali semua sumber daya.
Aman ekonomi dalam negeri kalau semua aset dikelola sendiri oleh negara. Dan ajaran Islam itu begitu, aset rakyat itu untuk kesejahteraan rakyat, gak boleh diswastanisasi. Dari tambang, emas, batu bara, aspal, minyak dan lainnya. Itu semua lebih dari cukup untuk biaya atasi pandemi ini.
Begitulah syariat Islam mengatur negara. Panjang lagi kalau dijelasin detailnya. Dan ada yang lebih pakar dari saya yang awam ini.
(al imamu ro'in, wa mas'ulun 'an ro'iyyatihi)
"Seorang pemimpin itu penanggung jawab. Dan dia akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang tanggung."
Buatlah kebijakan yang benar! Kalau sampai dzolim bahkan mengorbankan rakyat, hati-hati, dituntut orang se-indonesia di akhirat baru nyesel nanti.
Udah deh sekian, semoga bisa sedikit memberi gambaran solusi. Mungkin ada yang lebih faham dari saya, silahkan ditambahkan atau dikritik juga gak papa kalau memang salah yang saya fahami.
COMMENTS