Oleh : Abdul Latif Tidak dipungkiri bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat besar. Menurut data Indonesia Mining Aso...
Oleh : Abdul Latif
Tidak dipungkiri bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat besar. Menurut data Indonesia Mining Asosiation, Indonesia meraih peringkat ke-6 di dunia katagori negara yang kaya akan sumber daya tambang. Mulai dari emas, nikel, batu bara, minyak, gas alam dan lain-lain melimpah ruah di negeri ini. Tapi ternyata semua itu menyisakan berbagai masalah. Indonesia semakin tinggi angka kemiskinanannya, semakin tidak aman dan sejahtera, semakin menumpuk utang-utangnya, mengapa ?
Ibarat “anak ayam mati dilumbung padi” itulah mungkin yang kini melanda negeri ini. betapa tidak, limpahan kekayaan alam tapi tak sedikitpun bisa menyejahterakan. Semua ini dikarenakan penjajahan yang dilegalkan penguasa. Atas nama investasi penguasa melepas semua kekayaan negeri ini. akhirnya dengan ridho menguasa yang merupakan antek asing dan aseng semua kekayaan negeri ini diserahkan, dijarah, dan dihabiskan.
Position paper Asia-Europe’s Forum-9 Sub Regional Conference mengungkap bahwa kekayaan alam tambang Indonesia 100% berada di bawah control asing, kekayaan migas 85% dikuasai asing, dan kekayaan batubara 75% dalam kendali asing. Dalam hal pembangunan infrastruktur semua dalam genggaman Aseng (China). Hutang yang semakin menggunung juga menyebabkan semua kekayaan Indonesia terjarah. Kapitalisme dan komunisme telah terbukti memiskinkan dan menjarah Indonesia. Masihkah negeri ini mempunyai daya ?
Negeriku kini terjarah melalui penguasa antek penjajah. Tidak hanya sember daya alam yang mereka jarah, mereka kuras, dan mereka eksploitasi. Bahkan kini berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga telah mereka kuasai melalui tangan-tangan rezim antek penjajah. Semakin nyata sudah konspirasi penguasa dan penjajah. Melalui nota kesepakatan dan Undang-Undang, rezim ini telah melegalkan penjajahan atas rakyatnya sendiri.
Lihat saja pejarahan resmi yang dibuka penguasa. Ditahun 2020 ini juga rezim juga membuka pintu untuk penjajah dengan meneken/menandatangani Perpres No. 32 Tahun 2020 yang membuka peluang asing dan aseng untuk mengelola insfrastruktur aset negara dan Barang Milik Negara (BMN). Dengan alasan meningkatkan daya Tarik investasi dan pemenuhan kesejah teraan masyarakat dijuallah aset-aset negara. Dan kini asing lebih leluasa mengelola BUMN, BUMD, PT, Badan Hukum Asing, atau Koperasi. Melalui Perpres ini pula, pemerintah telah melepas berbagai infrastruktur seperti pelabuhan, kereta api, bandar udara, terminal, infrastruktur telekomunikasi dan informasi, minyak dan gas bumi.
Sungguh penjarahan ini adalah legal dimata hukum, karena semua telah tertandatangani. Sungguh ini adalah buah konspirasi antara asing penjajah dan penguasa. Pertanyaan, mengapa tidak ada perlawanan dari rakyat ? jawaban sederhana, karena rakyat telah diracuni dengan fitnah Khilafah. Penguasa dan antek-anteknya berusaha menfitnah khilafah dengan sebutan anti Pancasila, anti NKRI, radikal, dan teroris. Wal hasil dengan fitnah ini masyarakat telah menjadikan Khilafah musuh Bersama.
Rakyat digiring untuk perang melawan Khilafah, padahal semua tahu bahwa khilafah tidak pernah membuat kerusakan dinegeri ini. Yang Korupsi siapa, atau yang banyak dari partai apa? Yang melepas timor timur siapa? Sipadan dan ligitan lepas ulah siapa? Yang jual aset-aset negara siapa? Yang mencabut subsidi siapa? Yang menaikan pajak, BPJS, TDL, dan seluruh harga kebutuhan pokok siapa? Yang hobi ngutang siapa? Yang melestarikan bugil karena dianggap seni siapa? Yang cinta sesame jenis siapa? Mengapa yang disalahkan Khilafah?
Justru yang bikin hancurnya negeri ini adalah para bandit-bandit negara yang berkonspirasi dengan penjajah. mereka menfitnah Khilafah dalam rangka untuk mengalihkan opini supaya penjarahan mereka aman tidak ada penghalang. Karena mereka paham betul bahwa potensi umat islam begitu besar. Jika umat ini faham khilafah tentu hal ini akan menyulitkan mereka untuk menjarah kekayaan negeri ini. maka dibuatlah skenario musuh Bersama. Dan hancurnya negeri ini adalah diterapkannya demokrasi kapitalisme dan komunisme sesuai arahan penjajah.
Jadi jelaslah bahwa fitnah Khilafah adalah sekenario penjajah yang didukung penguasa untuk melanggengkan hegomoninya di negeri ini. Karena penjarahan besar-besaran ini akan berhasil jika tidak ada perlawanan dari umat. Maka dibuatlah upaya untuk membuat musuh Bersama dengan mendramatisir Khilafah menjadi sosok monster yang harus dijauhkan dari umat. Sungguh kekayaan negeri ini telah terjarah akibat dosa fitnah Khilafah. Saatnya umat wajib sadar dan berjuang untuk tegaknya islam yang kaffah.
COMMENTS