Oleh : Nasrudin Joha " Kemudian yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar dan yang miskin melindungi yang kaya...
Oleh : Nasrudin Joha
"Kemudian yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya. Ini menjadi kerja sama yang penting,"[Achmad Yurianto, 27/3]
Semestinya, disituasi sulit menghadapi pandemik virus Covid-19, semua pihak saling menjaga diri, menjaga lisan, terutama para pejabat publik. Sampai hari ini, Pemerintah belum mengambil aksi nyata melawan persebaran virus Covid-19 dengan kebijakan Lockdown, sementara banyak negara telah melakukannya.
Alih-alih memberikan pernyataan menentramkan, Juru bicara pemerintah dalam penanganan Corona Achmad Yurianto justru mengumbar tudingan yang menyakitkan.
Yurianto mengimbau agar yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya.
Pertanyaannya, sejak kapan orang miskin menjadi penyebab tertularnya virus Covid-19 ? Dari mana teorinya, yang menularkan virus Covid-19 adalah orang miskin ?
Virus Covid-19 itu berasal dari kota Wuhan, dan menyebar di China. Dari China, barulah virus itu menyebar ke seluruh penjuru Dunia.
Sebaran yang paling cepat, itu melalui bandara. Melalui penerbangan. Di Indonesia, itu penerbangan tertinggi dari China ke Indonesia, adalah penerbangan turis dan TKA China.
Jadi, sebab utama penularan virus Covid-19 itu jika dirinci sebagai berikut :
Pertama, warga negaran China baik berkedudukan sebagai turis maupun TKA China yang bebas memasuki wilayah Indonesia.
Kedua, Pemerintah cq. Ditjen Imigrasi, karena membuka akses turis dan TKA China masuk wilayah Indonesia, dengan dalih tak ada otoritas negara yang meminta tangkal terhadap turis dan TKA China.
Ketiga, Pemerintah cq. Kementerian Tenaga Kerja, karena membuka akses TKA China masuk wilayah Indonesia dengan dalih hubungan investasi.
Keempat, Pemerintah cq. Kementerian Pariwisata, karena membuka akses turis China masuk wilayah Indonesia, dengan dalih peningkatan kunjungan pariwisata.
Kelima, Pemerintah cq. Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, karena telah membuka akses turis dan TKA China masuk wilayah Indonesia, dengan dalih investasi.
Keenam, Pemerintah cq. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, yang menggampangkan virus Covid-19, mencela rakyat yang beli masker, menyuruh rakyat cukup minum jamu, menyebut Virus Covid-19 lebih sepele ketimbang difteri, pasien Covid-19 akan sembuh sendiri, dan seterusnya.
Ketujuh, Pemerintah cq. Mendagri yang menyebut virus Covid-19 tidak mematikan, sehingga tidak muncul kewaspadaan umum ditengah masyarakat.
Kedelapan, Pemerintah cq. Presiden Republik Indonesia Jokowi, yang membuka wilayah perbatasan negara untuk turis dan TKA China, baik atas dalih peningkatan pariwisata maupun hubungan investasi.
Kesembilan, Pemerintah cq. Presiden Republik Indonesia Jokowi, karena menolak Lockdown sehingga virus Covid-19 dari China ini menyebar dan meluas ke seluruh wilayah NKRI.
Kesepuluh, Pemerintah cq. Presiden Republik Indonesia Jokowi, karena tidak membekali dokter dan petugas medis dengan perlengkapan memadai untuk bertarung melawan virus Covid-19.
Lantas, dimana salahnya rakyat kecil ? Rakyat miskin ? Mana, rantai sebaran virus Covid-19 yang menjalar dan mewabah karena rakyat miskin ?
Karena rakyat bandel, tetap kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup ? Siapa suruh tidak Lockdown ? Kalau Lockdown dan kebutuhan pokok rakyat dijamin, rakyat pasti patuh tidak keluar rumah.
Sakit hati kami rakyat kecil, sudah menjadi korban kebijakan pemerintah tapi masih dituduh menularkan virus Covid-19. Biar kecil kami punya harga diri.
Tidak seperti kalian para penguasa, berulangkali menipu rakyat tidak malu. Tidak punya kemampuan memimpin, masih juga ngotot mimpin.
Asal tahu saja, kami marah selalu dituduh dan direndahkan. [].
"Kemudian yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya. Ini menjadi kerja sama yang penting,"[Achmad Yurianto, 27/3]
Semestinya, disituasi sulit menghadapi pandemik virus Covid-19, semua pihak saling menjaga diri, menjaga lisan, terutama para pejabat publik. Sampai hari ini, Pemerintah belum mengambil aksi nyata melawan persebaran virus Covid-19 dengan kebijakan Lockdown, sementara banyak negara telah melakukannya.
Alih-alih memberikan pernyataan menentramkan, Juru bicara pemerintah dalam penanganan Corona Achmad Yurianto justru mengumbar tudingan yang menyakitkan.
Yurianto mengimbau agar yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya.
Pertanyaannya, sejak kapan orang miskin menjadi penyebab tertularnya virus Covid-19 ? Dari mana teorinya, yang menularkan virus Covid-19 adalah orang miskin ?
Virus Covid-19 itu berasal dari kota Wuhan, dan menyebar di China. Dari China, barulah virus itu menyebar ke seluruh penjuru Dunia.
Sebaran yang paling cepat, itu melalui bandara. Melalui penerbangan. Di Indonesia, itu penerbangan tertinggi dari China ke Indonesia, adalah penerbangan turis dan TKA China.
Jadi, sebab utama penularan virus Covid-19 itu jika dirinci sebagai berikut :
Pertama, warga negaran China baik berkedudukan sebagai turis maupun TKA China yang bebas memasuki wilayah Indonesia.
Kedua, Pemerintah cq. Ditjen Imigrasi, karena membuka akses turis dan TKA China masuk wilayah Indonesia, dengan dalih tak ada otoritas negara yang meminta tangkal terhadap turis dan TKA China.
Ketiga, Pemerintah cq. Kementerian Tenaga Kerja, karena membuka akses TKA China masuk wilayah Indonesia dengan dalih hubungan investasi.
Keempat, Pemerintah cq. Kementerian Pariwisata, karena membuka akses turis China masuk wilayah Indonesia, dengan dalih peningkatan kunjungan pariwisata.
Kelima, Pemerintah cq. Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, karena telah membuka akses turis dan TKA China masuk wilayah Indonesia, dengan dalih investasi.
Keenam, Pemerintah cq. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, yang menggampangkan virus Covid-19, mencela rakyat yang beli masker, menyuruh rakyat cukup minum jamu, menyebut Virus Covid-19 lebih sepele ketimbang difteri, pasien Covid-19 akan sembuh sendiri, dan seterusnya.
Ketujuh, Pemerintah cq. Mendagri yang menyebut virus Covid-19 tidak mematikan, sehingga tidak muncul kewaspadaan umum ditengah masyarakat.
Kedelapan, Pemerintah cq. Presiden Republik Indonesia Jokowi, yang membuka wilayah perbatasan negara untuk turis dan TKA China, baik atas dalih peningkatan pariwisata maupun hubungan investasi.
Kesembilan, Pemerintah cq. Presiden Republik Indonesia Jokowi, karena menolak Lockdown sehingga virus Covid-19 dari China ini menyebar dan meluas ke seluruh wilayah NKRI.
Kesepuluh, Pemerintah cq. Presiden Republik Indonesia Jokowi, karena tidak membekali dokter dan petugas medis dengan perlengkapan memadai untuk bertarung melawan virus Covid-19.
Lantas, dimana salahnya rakyat kecil ? Rakyat miskin ? Mana, rantai sebaran virus Covid-19 yang menjalar dan mewabah karena rakyat miskin ?
Karena rakyat bandel, tetap kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup ? Siapa suruh tidak Lockdown ? Kalau Lockdown dan kebutuhan pokok rakyat dijamin, rakyat pasti patuh tidak keluar rumah.
Sakit hati kami rakyat kecil, sudah menjadi korban kebijakan pemerintah tapi masih dituduh menularkan virus Covid-19. Biar kecil kami punya harga diri.
Tidak seperti kalian para penguasa, berulangkali menipu rakyat tidak malu. Tidak punya kemampuan memimpin, masih juga ngotot mimpin.
Asal tahu saja, kami marah selalu dituduh dan direndahkan. [].
COMMENTS