SEJARAH SELALU TERULANG? Oleh : poetra Sambu Maling Teriak Maling. Begitu istilah kita. وَقَالَ الْمَلَأُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ أ...
SEJARAH SELALU TERULANG?
Oleh : poetra Sambu
Maling Teriak Maling. Begitu istilah kita.
وَقَالَ الْمَلَأُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ أَتَذَرُ مُوسَىٰ وَقَوْمَهُ لِيُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَيَذَرَكَ وَآلِهَتَكَ ۚ
"Dan para pemuka dari kaum Fir'aun berkata (kepada Fir'aun): Apakah engkau akan membirkan Musa dan pengikutnya, sehingga mereka melakukan kerusakan di atas muka bumi (Mesir ini) dan dia akan meninggalkanmu dan tuhan-tuhanmu?..... ". (QS. Al-A'raf: 127)
Istifham lil Ighra' (pertanyaan retoris provokatif) tersebut muncul di saat-saat Musa berhasil meyakinkan banyak orang akan kebenaran yang dia bawa. Dan pihak Fir'aun telak kalah telak secara intelektual dan bukti-bukti kebenaran. Bahkan Fir'aun pun dikira oleh para pemuka tersebut akan luluh juga dengan mu'jizat yang dibawa oleh Musa. Oleh sebab itu, para pemuka tersebut memutar otak bagaimana cara membuat Fir'aun naik pitam dan terbakar api kemarahan.
Saat itulah mereka menemukan rangkaian kalimat provokatif yang luar biasa jahat di atas. Andai dibahasakan hari ini mungkin kalimatnya seperti ini: Apakah kau akan membiarkan kelompok itu dan para anteknya dari kalangan radikal dan penganut Islam garis keras melakukan kerusakan di atas muka bumi NKRI ini dan meninggalkan 'sesembahanmu' yang berupa hukum warisan belanda dan sak penunggalane ini?
Padahal jelas siapa yang jahat dan pembuat kerusakan. Bukan Musa, tapi Fir'aun dan para pemikutnya. Ya, jelas.. Yang korup jelas bukan kelompok A yang mendakwahhkan Syariah Islam sebagai solusi kehidupan yang karut marut dan morat marit ini. Yang jual aset negara juga bukan dia. Yang dapat uang dan proyek ber TT juga bukan dia. Tapi mereka. Yang curang dan mendujung kecurangan juga siapa. Sudah jelas dan telanjang mata. Tapi dengan jahatnya mereka berteriak: "Apakah engkau akan biarkan Musa dan pengikutnya merusak negeri ini?!!".
Oleh karena itu, kawan.. Fragmen sejarah di atas menjadi pelajaran penting bagi kita. Ada penjahat berbaju penegak kebajikan. Ada banyak penjilat berbaju penasehat. Ada banyak perusak berbaju ulama. Ada banyak penggarong kekayaan rakyat berbaju pejabat. Maka, mawas diri dan tingkatkan wa'yun siyasi adalah bagian dari solusi. Wallah a'lam.
Oleh : poetra Sambu
Maling Teriak Maling. Begitu istilah kita.
وَقَالَ الْمَلَأُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ أَتَذَرُ مُوسَىٰ وَقَوْمَهُ لِيُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَيَذَرَكَ وَآلِهَتَكَ ۚ
"Dan para pemuka dari kaum Fir'aun berkata (kepada Fir'aun): Apakah engkau akan membirkan Musa dan pengikutnya, sehingga mereka melakukan kerusakan di atas muka bumi (Mesir ini) dan dia akan meninggalkanmu dan tuhan-tuhanmu?..... ". (QS. Al-A'raf: 127)
Istifham lil Ighra' (pertanyaan retoris provokatif) tersebut muncul di saat-saat Musa berhasil meyakinkan banyak orang akan kebenaran yang dia bawa. Dan pihak Fir'aun telak kalah telak secara intelektual dan bukti-bukti kebenaran. Bahkan Fir'aun pun dikira oleh para pemuka tersebut akan luluh juga dengan mu'jizat yang dibawa oleh Musa. Oleh sebab itu, para pemuka tersebut memutar otak bagaimana cara membuat Fir'aun naik pitam dan terbakar api kemarahan.
Saat itulah mereka menemukan rangkaian kalimat provokatif yang luar biasa jahat di atas. Andai dibahasakan hari ini mungkin kalimatnya seperti ini: Apakah kau akan membiarkan kelompok itu dan para anteknya dari kalangan radikal dan penganut Islam garis keras melakukan kerusakan di atas muka bumi NKRI ini dan meninggalkan 'sesembahanmu' yang berupa hukum warisan belanda dan sak penunggalane ini?
Padahal jelas siapa yang jahat dan pembuat kerusakan. Bukan Musa, tapi Fir'aun dan para pemikutnya. Ya, jelas.. Yang korup jelas bukan kelompok A yang mendakwahhkan Syariah Islam sebagai solusi kehidupan yang karut marut dan morat marit ini. Yang jual aset negara juga bukan dia. Yang dapat uang dan proyek ber TT juga bukan dia. Tapi mereka. Yang curang dan mendujung kecurangan juga siapa. Sudah jelas dan telanjang mata. Tapi dengan jahatnya mereka berteriak: "Apakah engkau akan biarkan Musa dan pengikutnya merusak negeri ini?!!".
Oleh karena itu, kawan.. Fragmen sejarah di atas menjadi pelajaran penting bagi kita. Ada penjahat berbaju penegak kebajikan. Ada banyak penjilat berbaju penasehat. Ada banyak perusak berbaju ulama. Ada banyak penggarong kekayaan rakyat berbaju pejabat. Maka, mawas diri dan tingkatkan wa'yun siyasi adalah bagian dari solusi. Wallah a'lam.
COMMENTS