Ibnu ‘Adiy menuturkan sebuah hadits Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda: إن في جهنم واديًا تستعيذ منه النار كل يوم سبعين مرة...
Ibnu ‘Adiy menuturkan sebuah hadits Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda:
إن في جهنم واديًا تستعيذ منه النار كل يوم سبعين مرة, أعده الله للفقراء المرائين باعمالهم, و أبغض الخلق على الله عالم السلطان
“Sesungguhnya di dalam neraka Jahannam ada sebuah lembah yang neraka memohon perlindungan darinya 70 kali setiap hari. Allah menyediakannya bagi orang-orang fakir yang riya` (pamer) terhadap perbuatan-perbuatan mereka. Dan makhluk yang paling dimurkai Allah swt adalah ulama-nya penguasa”.[HR. Ibnu ‘Adiy di dalam Al-Kaamil, dan Ibnu Jawziy di dalam Al-‘Ilal al-Mutanaahiyyah dari Abu al-Hasan al-Handholiy dari Bukair bin Syihab bin Sirin.]
Ibnu Bilal dan al-Hafidh al-Fityaan al-Dahtananiy di dalam Kitab Al-Tahdziir min ‘Ulamaa al-Suu`, dan Rafi’iy dalam Tarikh Qaswin dari Abu Hurairah ra, bahwasanya beliau berkata, “Rasulullah saw bersabda:
إن أبغض الخلق إلى الله تعالى العالم يزورالعمال
“Sesungguhnya, makhluk yang paling dimurkai Allah swt adalah seorang alim yang mengunjungi penguasa (amil)”.
Sedangkan redaksi versi Abu al-Fityaan:
إن أهون الخلق على الله العالم يزورالعمال
“Sesungguhnya, makhluk yang paling hina di sisi Allah swt adalah seorang alim yang mengunjungi seorang penguasa”.
Imam Ibnu Majah menuturkan sebuah hadits dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda:
تعوذوا بالله من حب الحزن . قالوا : يا رسول الله وما جب الحزن ؟ قال : واد في جهنم يتعوذ منه جهنم كل يوم أربعمائة مرة. قالوا : يا رسول الله ومن يدخله ؟ قال : أعد للقرء المراثين بأعمالهم, وإن من أبغض القراء إلى الله الذين يزورون الأمراء
“Berlindunglah kalian kepada Allah swt dari jubb al-huzn. Para shahabat bertanya, “Ya Rasulallah, apa jubb al-huzn? Nabi saw menjawab, “Sebuah lembah di Jahannam, yang mana Jahannam berlindung dari jubb al-huzn, 400 kali setiap hari”. Para shahabat bertanya, “Siapa yang memasukinya? Nabi saw menjawab, “Disediakan bagi para pembaca al-Quran yang riya` dengan amal perbuatan mereka. Sesungguhnya, para pembaca al-Quran yang paling dibenci Allah adalah mereka yang mengunjungi para penguasa”.[HR. Imam Ibnu Majah]
Di dalam Musnad Al-Firdaus, Imam Al-Dailamiy meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah ra, bahwasanya ia berkata, “Rasulullah saw bersabda:
إذا رأيت العالم يخالط السلطان مخالطة كثيرة, فاعلم أنه لص
“Jika kamu melihat seorang alim banyak bercampur (bergaul) dengan penguasa, ketahuilah, sesungguhnya dia itu adalah pencuri”.[HR. Imam al-Dailamiy dari Abu Hurairah ra]
Imam Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadits dengan perawi-perawi tsiqah dari Ibnu ‘Abbas ra dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
إن ناسا من أمتي ويقرأون في الدين ويقرأون القرآن يقولون نأتي الأمراء فنصيب من دنياهم ونعتزلهم بديننا ولا يكون ذلك كما لا يجتنى من القتاد إلا الشوك كذلك لا يجتنى من قربهم إلا الخطايا
“Sesungguhnya ada manusia dari kalangan umatku yang mereka mempelajari agama dan membaca al-Quran, yang berkata, “Kami akan mendatangi para pemimpin, hingga kami mendapatkan sebagian dunia mereka dan kami mengasingkan mereka dengan agama kami. Tetapi, hal itu tidak pernah terwujud, sebagaimana tidak ada orang yang memetik dari qataad (pohon yang hanya dipenuhi duri), kecuali hanyalah duri. Demikian pula, tidak ada seseorang yang memetik dari kedekatan dengan penguasa, kecuali dosa-dosa”. [HR. Imam Ibnu Majah]
Imam al-Thabaraniy di dalam al-Mu’jam al-Ausath meriwayatkan sebuah riwayat yang perawi-perawinya tsiqah dari Tsauban ra, maulanya Rasulullah saw, bahwasanya Tsauban berkata:
يا رسول الله أ من أهل البيت أنا؟ فسكت ثم قال : في الثالثة: نعم, مالم تقف على باب سدة أو تأتي أميرا تسأله
“Ya Rasulallah, apakah aku termasuk ahlul bait? Nabi saw diam, kemudian berkata pada ketiga, “Iya, selama kamu tidak berdiam di pintu gerbang (penguasa), atau kamu mendatangi pemimpin untuk meminta (sesuatu) darinya”.[HR. Imam Thabaraniy].
Al-Hafidh al-Mundziriy di dalam Kitab al-Targhib wa al-Tarhiib, menyatakan bahwa yang dimaksud “al-suddah” adalah pintu gerbang para penguasa atau yang semisal dengannya. [Gus Syams. Disadur dari Kitab Maa Rawaahu al-Asaathiin fiy ‘Adam al-Maji` ila al-Salaathiin: Riwayat-riwayat Yang Dituturkan Para Pengabdi Ilmu Untuk Tidak Mendatangi Para Penguasa,
Karya Al-Hafidh Jalaal al-Diin As Suyuthiy Asy Syafi’iy]
COMMENTS