HUKUM BERZIKIR DI TAHUN BARU MASEHI

Dzikir tahun baru

Mengisi Malam Tahun Baru dengan Dzikir: Perspektif Ibadah dan Niat

Oleh: KH. Hafidz Abdurrahman

Dalam kehidupan umat Islam, ibadah adalah pusat dari segala aktivitas. Salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan adalah dzikir, yaitu mengingat Allah melalui ucapan dan hati yang khusyuk. Dzikir, sebagai bagian dari ibadah, sangat tergantung pada niat. Dalam hal ini, niat yang tulus dan ikhlas karena Allah akan mengarahkan aktivitas tersebut kepada kebaikan. Namun, berbeda dengan mu'amalah—hubungan sosial antar manusia yang lebih bergantung pada tindakan lahiriah dan tidak terlalu terkait dengan niat—ibadah seperti dzikir sangat erat kaitannya dengan niat dan tujuan yang terkandung di dalamnya.

Salah satu fenomena yang sering muncul pada malam tahun baru adalah adanya kegiatan dzikir yang dilakukan oleh sebagian umat Islam di masjid atau tempat ibadah lainnya. Hal ini sering kali menuai perdebatan, apalagi ketika ada yang mengaitkan kegiatan dzikir ini dengan larangan "tasyabbuh bi al-kuffar" (menyerupai orang kafir), yang menganggap bahwa merayakan tahun baru, apapun bentuknya, merupakan bentuk penyerupaan dengan tradisi non-Muslim. Namun, penting untuk mengingat bahwa setiap kegiatan harus dilihat dari niat dan tujuan pelakunya, bukan hanya dari bentuk luarnya saja.

Perbedaan Antara Ibadah dan Mu'amalah

Perbedaan mendasar antara ibadah dan mu'amalah adalah pada niatnya. Ibadah, termasuk dzikir, hanya akan diterima oleh Allah jika dilakukan dengan niat yang benar dan tulus karena-Nya. Sebaliknya, mu'amalah atau hubungan antar manusia sering kali dihukumi berdasarkan lahiriah dan tampaknya, tanpa terlalu banyak mempertimbangkan niat di balik tindakan tersebut. Dengan demikian, kita tidak bisa serta-merta memvonis suatu tindakan sebagai "tasyabbuh" hanya berdasarkan bentuk atau waktunya, tanpa memperhatikan niat dan tujuan yang terkandung di dalamnya.

Pada malam tahun baru, ada banyak kegiatan yang dilakukan umat Islam, seperti dzikir bersama, pengajian, dan berbagai aktivitas keagamaan lainnya. Semua ini bertujuan untuk mengisi malam tersebut dengan aktivitas yang bermanfaat, daripada membiarkan waktu berlalu begitu saja dengan kegiatan yang tidak produktif atau bahkan mendekati kemaksiatan. Sebagai contoh, banyak umat Islam yang memilih untuk mengisi malam tersebut dengan dzikir, berdoa, atau melakukan kegiatan ibadah lain di masjid, daripada terjerumus ke dalam perayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam, seperti dugem, pesta, atau begadang di tempat-tempat maksiat.

Dzikir Malam Tahun Baru: Bukan Tasyabbuh dengan Orang Kafir

Apakah dzikir yang dilakukan pada malam tahun baru dapat dikategorikan sebagai tasyabbuh bi al-kuffar? Jawabannya jelas tidak. Tasyabbuh dengan orang kafir lebih mengarah kepada meniru tradisi atau kebiasaan yang memang merupakan ciri khas dari mereka, dengan niat dan tujuan yang sama seperti yang mereka lakukan. Dalam hal ini, niat dan tujuan dari dzikir yang dilakukan pada malam tahun baru sangat jelas: untuk mengingat Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya, bukan untuk meniru perayaan atau kebiasaan non-Muslim. Dengan kata lain, kegiatan dzikir ini lebih pada upaya mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat, jauh dari maksiat, dan tidak ada kaitannya dengan meniru perayaan tahun baru yang berasal dari budaya non-Muslim.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita lihat sebuah contoh yang sering dijadikan perdebatan, yaitu peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Jika kita menggunakan logika yang sama seperti dalam kaidah "tasyabbuh bi al-kuffar", maka peringatan Maulid Nabi pun bisa dianggap haram karena mirip dengan perayaan Natal. Padahal, sejarah mencatat bahwa salah seorang pemimpin Muslim yang besar, Shalahuddin al-Ayyubi, mengadakan peringatan Maulid Nabi sebagai sarana untuk membangkitkan semangat perjuangan umat dan mengenang perjuangan Nabi Muhammad SAW. Hal ini dilakukan dengan restu para ulama pada waktu itu, dengan tujuan yang sangat mulia: untuk menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah dan memotivasi umat untuk mengikuti jejak perjuangan beliau.

Tujuan dan Niat dalam Ibadah

Intinya, dalam Islam, niat dan tujuan sangat menentukan apakah suatu perbuatan bisa dianggap sebagai ibadah atau tidak. Dzikir pada malam tahun baru, seperti halnya ibadah lainnya, tergantung pada niat pelakunya. Jika tujuan utamanya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, mengingat-Nya, dan menghindari perbuatan maksiat, maka hal tersebut jelas bukan merupakan tindakan yang dilarang atau dikategorikan sebagai tasyabbuh bi al-kuffar.

Sebagaimana kaidah yang sangat terkenal dalam ilmu fiqih, "Jika seseorang tidak sibuk dalam ketaatan, pasti sibuk dalam kemaksiatan." Dalam konteks ini, jika umat Islam tidak mengisi waktu malam tahun baru dengan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah, maka mereka kemungkinan besar akan terjerumus dalam kegiatan yang tidak produktif dan penuh dengan maksiat. Oleh karena itu, tidak ada pilihan ketiga: jika bukan beribadah, maka bisa saja terjerumus dalam kemaksiatan. Oleh karena itu, mengisi malam tahun baru dengan dzikir adalah pilihan yang sangat baik dan sesuai dengan tujuan agama Islam, yang mengajarkan umatnya untuk selalu beribadah dan mengingat Allah, kapan saja dan di mana saja.

Maulid Nabi: Perayaan dengan Tujuan yang Mulia

Sebagaimana dalam peringatan Maulid Nabi, kegiatan seperti ini bukan hanya sekedar ritual atau perayaan, tetapi lebih kepada mengenang pribadi dan perjuangan Nabi Muhammad SAW. Begitu juga dengan dzikir malam tahun baru: ini bukan hanya soal waktu atau bentuk, tetapi soal niat dan tujuan. Jika niatnya adalah untuk mengingat Allah, memohon ampunan, dan mengisi waktu dengan kebaikan, maka tidak ada alasan untuk melarang atau mengkritik kegiatan tersebut. Ini adalah bagian dari upaya umat Islam untuk memperbaiki diri dan menjaga diri dari godaan maksiat, yang jelas lebih bermanfaat dan mendatangkan pahala di sisi Allah.

Kesimpulan: Mengisi Tahun Baru dengan Dzikir

Jadi, apakah mengadakan dzikir di malam tahun baru termasuk tasyabbuh bi al-kuffar? Jawabannya adalah tidak. Dzikir di malam tahun baru adalah bentuk ibadah yang sah, selama dilakukan dengan niat yang tulus karena Allah. Tidak ada yang salah jika umat Islam memilih untuk mengisi malam tersebut dengan dzikir, doa, atau kegiatan ibadah lain, karena ini adalah cara yang baik untuk menghindari perbuatan maksiat dan menjadikan waktu tersebut bermanfaat. Seperti yang telah disebutkan, ibadah bergantung pada niat dan tujuan. Jika tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka apapun bentuknya, termasuk dzikir malam tahun baru, akan mendapatkan pahala dan diterima oleh Allah SWT.

Wallahu a'lam.

mengadakan dzikir di malam tahun baru, mengikuti, mengisinya dengan dzikir boleh. Tidak termasuk dalam ketegori tasyabbuh bi al-kuffar. Memang betul, dzikir harus setiap saat. Tidak salah, tapi juga tidak salah, kalau tahun baru diisi dengan dzikir

COMMENTS

Name

afkar,5,agama bahai,1,Agraria,2,ahok,2,Analysis,52,aqidah,9,artikel,13,bedah buku,2,bencana,24,berita,49,berita terkini,228,Breaking News,8,Buletin al-Islam,13,Buletin kaffah,54,catatan,5,cek fakta,2,Corona,122,curang,1,Dakwah,42,demokrasi,52,Dunia Islam,2,Editorial,4,Ekonomi,197,fikrah,8,Fiqih,16,fokus,3,Geopolitik,11,gerakan,5,Hukum,94,ibroh,17,Ideologi,72,Indonesia,1,info HTI,10,informasi,1,inspirasi,32,Internasional,3,islam,192,Kapitalisme,23,keamanan,8,keluarga,52,Keluarga Ideologis,2,kesehatan,88,ketahanan,2,khi,1,Khilafah,291,khutbah jum'at,3,Kitab,3,klarifikasi,4,Komentar,76,komunisme,2,konspirasi,1,kontra opini,28,korupsi,40,Kriminal,1,Legal Opini,17,liberal,2,lockdown,24,luar negeri,51,mahasiswa,3,Medsos,5,migas,1,militer,1,Motivasi,3,muhasabah,18,Musibah,4,Muslimah,90,Nafsiyah,9,Naratif Reflektif,1,Nasihat,9,Nasional,2,Nasjo,12,ngaji,1,Opini,3651,opini islam,89,Opini Netizen,2,Opini Tokoh,102,ormas,4,Otomotif,1,Pandemi,4,parenting,5,Pemberdayaan,1,pemikiran,22,Pendidikan,125,Peradaban,1,Peristiwa,19,pertahanan,1,pertanian,2,politik,325,Politik Islam,14,Politik khilafah,1,propaganda,5,Ramadhan,5,Redaksi,3,remaja,14,Renungan,5,Review Buku,5,rohingya,1,Sains,3,santai sejenak,2,sejarah,70,Sekularisme,5,Sepiritual,1,Sistem Islam,1,skandal,3,Sorotan,1,sosial,72,Sosok,1,Surat Pembaca,1,syarah hadits,8,Syarah Kitab,1,Syari'ah,47,Tadabbur al-Qur’an,1,tahun baru,2,Tarikh,2,Tekhnologi,2,Teladan,7,timur tengah,32,tokoh,49,Tren Opini Channel,3,tsaqofah,8,tulisan,5,ulama,5,Ultimatum,7,video,1,
ltr
item
Tren Opini: HUKUM BERZIKIR DI TAHUN BARU MASEHI
HUKUM BERZIKIR DI TAHUN BARU MASEHI
Dzikir tahun baru
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsNduJPKBwCsPBHgFkvNRHUtniipQhLjejOTJxFho0Yo8KGlKXrJCGkVGkoLamIfP6e-g0i2Jj-WJX3J89NNWClcYQW1466w83BYjkS3J9RhSYrlS3bznEzbi6pnJINlXt7vjWvyU0vUI/w640-h480/FB_IMG_1483201697694.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsNduJPKBwCsPBHgFkvNRHUtniipQhLjejOTJxFho0Yo8KGlKXrJCGkVGkoLamIfP6e-g0i2Jj-WJX3J89NNWClcYQW1466w83BYjkS3J9RhSYrlS3bznEzbi6pnJINlXt7vjWvyU0vUI/s72-w640-c-h480/FB_IMG_1483201697694.jpg
Tren Opini
https://www.trenopini.com/2016/12/hukum-berzikir-di-tahun-baru-masehi.html
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/
https://www.trenopini.com/2016/12/hukum-berzikir-di-tahun-baru-masehi.html
true
6964008929711366424
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy