Refleksi Muharram
Refleksi Muharram, Terwujudnya Kebangkitan Umat Yang Hakiki
Oleh: Elsa NurraeniMenteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwasanya umat Islam harus menjadikan 1 Muharram 1447 H sebagai momen hijrah dan perenungan diri menuju kehidupan yang lebih bermakna. Tahun Baru Islam ini bukan sekadar peringatan saja, tetapi harus menjadi titik tolak perubahan menuju individu yang lebih baik. (Kemenag, 01/07/2025).
Tahun Baru Islam kembali tiba tapi bukan sekedar pergantian angka dalam kalender, namun memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam. Selain itu menjadi momen refleksi, introspeksi, dan evaluasi terhadap amal perbuatan selama setahun terakhir, serta sebagai waktu untuk menetapkan niat dan resolusi baru untuk tahun yang akan datang.
Mirisnya menginjak 1447 H berbagai persoalan masih terus menimpa umat Islam salah satunya perang di Gaza Palestina, menjadi bukti nyata bahwa umat Islam tidak berdaya secara global. Warga Palestina yang tersisa benar-benar hidup terlunta-lunta. Mereka dibayang-bayangi ancaman kematian, baik karena krisis pangan maupun ancaman serangan brutal senjata Zionis yang tidak ada hentinya. Ini semua terjadi di tengah pengkhianatan penguasa negeri muslim dan di hadapan mata umat Islam dunia.
Tahun baru Islam seharusnya menjadi momen untuk introspeksi bagi umat Islam dan membawa perubahan bukan hanya perubahan personal melainkan perubahan yang dilakukan dalam skala global dan harus menyasar pada akar persoalan. Dengan cara meninggalkan sistem sekuler kapitalisme liberalisme yang menjauhkan peran Islam dalam aturan kehidupan, karena sistem ini nyata menjauhkan umat dari kemuliaan.
Tahun baru Hijriah seharusnya menjadi fondasi bagi umat Islam untuk bersatu dan kembali sebagai umat terbaik. Karena sejak masuknya paham nasionalisme, umat Islam sedunia mulai terpisah-pisah. Mereka dipisahkan oleh negara bangsa (nation state) dengan warna nasionalisme (kebangsaan) nya masing-masing.
Konsep nation state justru menjadi racun yang mematikan. Betapa tidak, konsep nation state telah menimbulkan kehilangan jati diri, dan perpecahan kaum Muslim. Konsep Nasionalisme inilah yang menjadi cikal bakal perpecahan umat Islam sedunia.
Seharusnya Muharram dan peristiwa Hijrah bisa dijadikan sebagai momentum umat Islam menuju kebangkitan hakiki menuju persatuan umat. Kebangkitan hakiki merupakan kebangkitan yang dimulai dari bangkitnya pemikiran dan pemahamannya. Kebangkitan hakiki ini hanya bisa diwujudkan dengan membebaskan umat Islam secara umum dari segala bentuk pengabdian kepada yang lain dan hanya mengabdi kepada Allah SWT. Caranya tidak lain menjadikan Islam sebagai dasar kebangkitan, lalu menerapkan syariah Islam secara kaffah untuk mengatur seluruh aspek kehidupan. Sehingga umat Islam di seluruh penjuru dunia bisa bersatu di bawah satu kepemimpinan yakni khilafah Islam.
Inilah salah satu contoh perjuangan Rasulullah saw menuju kebangkitan hakiki, peristiwa hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah. Hijrah ini bukan sekadar perpindahan tempat, tetapi merupakan awal dari perubahan besar dalam peradaban manusia, di mana Islam ditegakkan sebagai dasar negara dan kehidupan, peristiwa ini juga membawa perubahan masyarakat dari jahiliah menuju terwujudnya peradaban yang cemerlang, yakni peradaban Islam.
Wallahu alam bishshawab.

COMMENTS