𝗔𝗣𝗔𝗞𝗔𝗛 𝗔𝗦𝗔𝗣 𝗣𝗘𝗥𝗔𝗡𝗚 𝗔𝗡𝗧𝗔𝗥𝗔 𝗜𝗦𝗥𝗔𝗘𝗟 𝗗𝗔𝗡 𝗜𝗥𝗔𝗡 𝗠𝗘𝗡𝗬𝗘𝗠𝗕𝗨𝗡𝗬𝗜𝗞𝗔𝗡 𝗧𝗨𝗝𝗨𝗔𝗡 𝗔𝗠𝗘𝗥𝗜𝗞𝗔?
𝗔𝗣𝗔𝗞𝗔𝗛 𝗔𝗦𝗔𝗣 𝗣𝗘𝗥𝗔𝗡𝗚 𝗔𝗡𝗧𝗔𝗥𝗔 𝗜𝗦𝗥𝗔𝗘𝗟 𝗗𝗔𝗡 𝗜𝗥𝗔𝗡 𝗠𝗘𝗡𝗬𝗘𝗠𝗕𝗨𝗡𝗬𝗜𝗞𝗔𝗡 𝗧𝗨𝗝𝗨𝗔𝗡 𝗔𝗠𝗘𝗥𝗜𝗞𝗔?
Berita:
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada hari Minggu menyatakan bahwa perdamaian antara entitas Yahudi (Israel) dan Iran akan segera tercapai.
Dalam sebuah unggahan di platform Truth Social, ia menyebut bahwa Iran dan entitas Yahudi harus mencapai kesepakatan — dan mereka akan mencapainya, sebagaimana ia sebelumnya telah berhasil membuat India dan Pakistan menyepakati perdamaian.
Ia menambahkan:
"Pada masa jabatan pertama saya, Serbia dan Kosovo terlibat konflik sengit selama beberapa dekade, dan saat itu konflik itu nyaris meledak menjadi perang. Saya berhasil menghentikannya (Biden telah merusak prospek jangka panjang itu dengan beberapa keputusan bodoh, tapi saya akan memperbaikinya lagi).”
Ia melanjutkan,
"Demikian pula, akan segera terjadi perdamaian antara entitas Yahudi dan Iran. Saat ini sedang berlangsung banyak panggilan dan pertemuan."
Komentar:
Apakah perang antara entitas Yahudi dan Iran hanyalah bagian dari perang-perang yang berperan untuk melayani proyek-proyek penjajahan besar — khususnya proyek penjajahan Amerika?
Apakah perang yang tengah berlangsung antara keduanya merupakan model klasik perang-perang antar rezim boneka penjajah untuk menggerakkan dan melegitimasi kebijakan-kebijakan pengkhianatan, serta melayani kepentingan penjajah?
Apakah asap perang ini sekadar tirai untuk menutupi konspirasi dan pengkhianatan terhadap umat dan isu-isu besarnya yang tengah dirancang di balik layar oleh para pelaku politik?
Sejarah menunjukkan bahwa perang-perang yang dilancarkan oleh rezim-rezim boneka penjajah terhadap entitas Zionis seringkali tidak bertujuan untuk membebaskan Palestina atau menghancurkan entitas tersebut, melainkan untuk menggerakkan dan menghalalkan pengkhianatan, sekaligus melayani strategi penjajahan dalam menegakkan dan memperkuat eksistensi entitas Zionis sebagai pangkalan tetap penjajahan di jantung dunia Islam.
Contohnya adalah perang-perang yang dipimpin oleh Gamal Abdul Nasser melawan entitas Yahudi, yang pada kenyataannya melayani proyek Eisenhower — proyek Amerika untuk mengisi kekosongan penjajahan yang ditinggalkan oleh Inggris dan Perancis, serta untuk mengokohkan posisi Amerika sebagai pelindung utama entitas Zionis.
Dan proyek ini mencakup:
Pemberian wewenang kepada Presiden Amerika Serikat untuk menggunakan kekuatan militer kapan pun dianggap perlu guna menjamin kepentingan penjajahan Amerika yang baru, serta melindungi entitas Zionis sebagai basis utama di kawasan, dengan dalih menjaga keamanan Timur Tengah.
Begitu juga, pemerintah Amerika diberi kewenangan melalui pengesahan program bantuan militer dan ekonomi untuk mengontrol dan mengendalikan keputusan politik negara-negara di kawasan.
Sebagaimana perang Sadat dulu adalah perang untuk menggerakkan pengkhianatan perundingan Camp David, yang berujung mengeluarkan Mesir dari konstelasi militer kawasan dan mengisolasi tentara terbesar di wilayah itu dari konfrontasi dengan entitas Zionis.
Maka perang Sadat di awal 1970-an adalah perang yang mengantar pada normalisasi hubungan dengan entitas penjajah dan membuka pintu normalisasi bagi rezim-rezim penjajah lainnya, serta membuka jalan menuju Konferensi Madrid untuk mengakhiri secara sistematis perjuangan rakyat Palestina.
---
Hari ini, di era Trump, dengan pandangan strategisnya terhadap peran Israel, ia tidak lagi melihat entitas itu sekadar sebagai basis strategis di jantung dunia Islam dan sebagai pilar utama dalam perang salib Zionis terhadap Islam dan umatnya. Lebih dari itu, Trump juga melihat Israel sebagai basis strategis masa depan Amerika untuk melawan China.
Ia berusaha memanfaatkan Israel dalam perang dingin strategis terhadap China, menjadikannya titik tumpu dalam proyek Jalur Sutra versi Amerika yang menghubungkan India dan Eropa melalui pelabuhan Haifa di wilayah Israel.
Tujuan proyek Amerika ini adalah untuk menggagalkan proyek “Sabuk dan Jalan” milik China, atau minimal mengurangi manfaat ekonominya. Proyek ini merupakan bagian dari perang dagang Amerika terhadap China, dan Israel dianggap sebagai pilar strategis dalam proyek ini.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pernah menyatakan:
“Saya senang menyampaikan kabar gembira kepada warga Israel bahwa Israel kini telah menjadi simpul utama dalam jalur ekonomi ini.”
---
Hal ini mengharuskan Amerika untuk mengintegrasikan Israel sepenuhnya ke dalam kawasan regionalnya, bahkan hingga ke Asia dan perairan yang mengarah ke China, yang kemudian mendorong percepatan proses normalisasi.
Karenanya, pemerintahan Trump meluncurkan “Perjanjian Abraham” untuk memperluas lingkaran negara-negara Arab yang menormalisasi hubungan dengan Israel, hingga mencakup rezim Maroko di ujung barat dunia Islam. Kini bahkan rezim Saudi sedang dikabarkan mendekati normalisasi dengan entitas Zionis.
Rezim Suriah pun mulai menunjukkan keinginannya untuk menjalin hubungan normal atas dorongan langsung dari Trump dan pemerintahannya.
---
Setelah operasi “Badai Al-Aqsha” yang mengguncang fondasi entitas Zionis secara strategis dan mengoyak posisi geopolitik mereka terhadap umat Islam dan China, kini Amerika berusaha membunuh setiap napas pejuang revolusi dan pembebasan dalam tubuh umat.
Inilah yang menjelaskan kebrutalan salibis-Zionis yang biadab terhadap Gaza yang dibantai hari ini.
Amerika juga tengah fokus mempersiapkan konfrontasi besar dengan China, dengan mengakhiri poros “perlawanan” dan meninggalkan hanya satu poros, yaitu poros normalisasi.
Mereka juga mendorong semua rezim boneka, termasuk negara-negara yang selama ini dianggap bagian dari poros perlawanan, untuk menormalisasi hubungan dengan Israel setelah memusnahkan lengan-lengan bersenjata mereka.
---
Seolah-olah perang hari ini antara Israel dan Iran hanyalah perang lain dari jenis perang rezim-rezim penjajah yang berakhir dengan perjanjian damai bersama Israel, yang berarti pengakuan terhadap eksistensi Israel sebagai negara di tanah Palestina yang dirampas, diikuti perundingan dan perjanjian normalisasi yang melayani proyek-proyek dan kepentingan penjajah.
Bahkan pernyataan Menteri Pertahanan Pakistan, yang sudah dikenal sebagai bagian dari sistem militer pro-Amerika, menunjukkan bahwa lingkaran pengkhianatan politik lewat negosiasi dan normalisasi telah meluas, kini menyasar Iran dan Pakistan, dua negara yang berada di gerbang China.
Ini semua mendukung perang dingin Amerika terhadap China, dan mengokohkan peran strategis Israel dalam perang dagang Amerika melawan China, sebagai pilar utama proyek jalur ekonomi barunya.
Kita tahu bahwa perang yang dilakukan rezim-rezim boneka penjajah memang dimasak (dirancang) di dapur-dapur penjajahan, untuk melayani proyek dan kepentingan penjajahan mereka.
Sungguh, dari dahan berduri tak mungkin dipetik anggur!
---
Ditulis untuk Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir
Oleh: Munaji Muhammad

COMMENTS