Apa Itu Nakba Palestina?
Nakba Palestina Dan Ketakutan Barat
Oleh Ummu Abdul Razak
77 Tahun sudah telah berlalu semenjak terjadinya Nakba Palestina. Tempo.co pada (19/5/2025 ) mengabarkan peringatan hari Nakba Palestina di berbagai wilayah Eropa termasuk di London mengadakan aksi yang diadakan ribuan orang memprotes Nakba dan serangan Israel di Gaza.
Nakba merupakan kata dari bahasa Arab yang berarti bencana atau malapetaka. Pada tanggal 15 Mei 1948 Nakba itu terjadi, hari dimana lebih dari 750.000 warga Palestina terusir dari tanah mereka usai berdirinya negara Israel, dan hari ini terulang kembali di tepi barat dan Gaza yang diduduki.
Ratusan ribu orang London melakukan pawai menuju Down Street, lokasi kantor perdana menteri Inggris Keir Starmer. Aksi tersebut mengecam serangan brutal Israel ke jalur Gaza.
Para Demonstran menuntut untuk dihentikan genosida Palestina, yang notabene memakan korban warga sipil baik itu anak-anak, perempuan, lansia, bukan pejuang perlawanan. Mereka meneriakkan yel-yel untuk "Henghentikan genosida", "Bebaskan Palestina", "Israel teroris".
Para pengunjuk rasa juga mengecam blokade Israel yang menyebabkan lebih dari dua juta warga Palestina menderita kelaparan. Mereka menuding pemerintah Inggris ikut bertanggung jawab atas dukungan terhadap Israel baik itu militer atau politik.
Dilansir dari Republik.co.id pada (17/5/2025) sejak 2 Maret Israel telah meblokade makanan, udara, dan obat-obatan untuk memasuki Gaza. Pada tanggal 18 Maret Israel kembali menyerang Gaza dan meninggalkan kesepakatan gencatan senjata.
Sementara itu kesadaran akan pentingnya solusi untuk Palestina menyeruak. Sabili.id (28/4/2025) Koalisi Global Bela Al-Quds dan Palestina resmi membuka konferensi Al-Ruwad ke-14 di Istanbul,Turki, pada Sabtu (27/4/2025). Konfresi dunia untuk Palestina ini bertemakan "Kemenangan untuk Gaza adalah Tanggung jawab Umat" itu dihadiri oleh tokoh-tokoh dan pemimpin nasional, pemimpin media, budayawan, aktivis sosial, serikat pekerja, akademisi, pemuda, dan berbagai lembaga dari 60 negara di dunia. Ulama pejuang Palestina dalam konferensi itu menyuarakan pada kita jangan diam, suarakan Palestina.
Meski sudah banyak yang mengecam, menyatakan dukungan terhadap Palestina dan menyerukan penghentian genosida, perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak bergeming.
Benjamin Netanyahu memastikan kelangsungan hidup zionis dan tidak akan menerima keberadaan khilafah.
Pernyataan tersebut dapat dilihat di media Al -Quds (23/4/2025).
Sehari sebelumnya media Al Jazaeera dan Huriyet mengemukakan ada pernyataan Netanyahu untuk menguasai Gaza seluruhnya yang belum bisa ditaklukkan sampai saat ini. Hal ini mengindikasikan bahwa ketakutan akan adanya keberadaan khilafah yang merupakan solusi untuk mengatasi masalah Palestina.
Palestina Tanah Kaum Muslimin
Palestina merupakan kiblat pertama bagi umat Islam, Tanah yang dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khattab dan selanjutnya dibebaskan oleh Sholahuddin Al Ayyubi. Tanah yang disebut tanah kharajiyah karena dibebaskan oleh kaum muslim, yang berarti milik kaum muslimin.
Kita ingat kembali Pernyataan Khalifah Abdul Hamid II yang menolak menyerahkan tanah Palestina untuk pendirian Israel kepada Theodore Herzel, tokoh zionis yahudi. "Aku tidak akan melepaskan walaupun sejengkal tanah ini (Palestina) karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan Palestina. Mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Yahudi dipersilahkan menyimpan harta mereka. Jika suatu saat Kekhilafahan Utsmani runtuh, kemungkinan besar mereka akan bisa mengambil Palestina tanpa membayar harganya."
Tanah kharajiyah statusnya adalah milik kaum muslim selamanya secara syariat sampai kiamat. Khilafah Abdul Majid yang notabene menjadi pemimpin pada saat itu tidak memiliki hak atas tanah kharajiyah tersebut. Sehingga tidak bisa seenaknya diberikan pada siapa pun. Adapun keberadaan khilafah untuk menjaga dan melindungi apa yang menjadi milik kaum muslimin.
Pada tahun 1948 ketika kekhilafahan turki ustmani runtuh. Palestina diambil alih oleh kaum Yahudi dan berdiri negara Israel, disitulah Nakba Palestina terjadi hingga saat ini. Maka dari itu kita menyadari bahwa sumber Nakba Palestina ini tiada lain tidak adanya yang menjaga dan melindungi hak kaum muslimin. Sudah saatnya kita bersatu untuk membebaskan apa yang menjadi hak kaum muslimin. Yaitu dengan adanya khilafah yang menyerukan pembebasan tanah kaum muslim. Dengan dakwah dan jihad sehingga apa yang menjadi hak kaum muslimin kembali menjadi milik kaum muslimin.
COMMENTS