motif Tersembunyi di Balik Pertanyaan Reporter BBC dalam Wawancara dengan Ahmad Al-Syaraa
Disclaimer
Artikel yang Anda akses dibawah ini adalah terjemahan tautan berikut: Klik di sini untuk membaca artikel ,
Artikel ini membahas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh seorang jurnalis dari British Broadcasting Corporation (BBC) kepada pihak tertentu. Artikel tersebut mengupas motif di balik pertanyaan-pertanyaan tersebut, yang tampaknya mencoba menggali informasi lebih dalam terkait situasi politik dan sosial di wilayah tertentu. Penulis artikel berusaha menjelaskan konteks wawancara ini dan implikasi yang mungkin terjadi akibat pemberitaan tersebut.
Semua pendapat, analisis, atau pandangan yang disampaikan dalam artikel tersebut sepenuhnya milik penulis atau sumber asli. Kami tidak memiliki afiliasi atau hubungan langsung dengan sumber artikel tersebut dan tidak bertanggung jawab atas kerugian atau konsekuensi yang mungkin terjadi akibat penggunaan informasi dari artikel tersebut.
Harap baca dan pahami informasi dengan bijak serta lakukan verifikasi lebih lanjut jika diperlukan.
Apa yang Tersembunyi di Balik Pertanyaan Reporter BBC dalam Wawancara dengan Ahmad Al-Syaraa?
Laila Hamdan | 21 Desember 2024
Beberapa hari yang lalu, Jeremy Bowen, reporter senior BBC, melakukan wawancara di Damaskus, Suriah, dengan Ahmad Al-Syaraa, pemimpin operasi militer kelompok revolusioner Suriah.
Jeremy Bowen, seorang jurnalis berpengalaman asal Inggris, menempuh pendidikan di London dan Washington. Ia bergabung dengan BBC pada 1984 (1404 H) dan sebagian besar kariernya dihabiskan sebagai koresponden perang. Bowen juga pernah terlibat dalam program-program religi, termasuk investigasi tentang kehidupan Yesus dan dokumenter tentang Musa.
Sebagai koresponden berpengalaman, Bowen telah meliput peristiwa besar seperti wafatnya Paus Yohanes Paulus II, mewawancarai tokoh terkenal seperti Muammar Gaddafi, dan memiliki pengetahuan mendalam tentang Timur Tengah berkat pengalamannya tinggal di Yerusalem dan menjabat sebagai editor wilayah tersebut untuk BBC. Ia juga meliput konflik besar seperti perang Bosnia, Irak, dan banyak lainnya, yang membuatnya mendapat berbagai penghargaan dari New York, Monte Carlo, hingga Royal Television Society.
Di antara buku-bukunya yang terkenal adalah Membentuk Timur Tengah Modern: Perspektif Pribadi dan Enam Hari: Bagaimana Perang 1967 Membentuk Timur Tengah.
Namun, dalam wawancara dengan Ahmad Al-Syaraa, perhatian publik lebih terpusat pada jawaban Al-Syaraa. Padahal, penting juga untuk menelaah daftar pertanyaan yang diajukan oleh Bowen, yang mencerminkan perspektif media dan negara yang diwakilinya.
Pertanyaan yang Mengabaikan Luka Nyata Rakyat Suriah
Bowen mengajukan 26 pertanyaan yang tidak menyentuh masalah mendesak rakyat Suriah, seperti hak para tahanan yang dibebaskan, keadilan bagi korban penyiksaan brutal, atau bagaimana memperbaiki luka akibat tirani yang mendominasi mayoritas Suriah. Tidak ada pertanyaan tentang penderitaan korban atau cara menebus kejahatan terhadap mereka.
Sebaliknya, pertanyaannya berkisar pada isu-isu seperti demokrasi barat, nasib minoritas yang sebenarnya tidak terancam, dan sistem pemerintahan yang akan diterapkan. Fokusnya pada minoritas ini bertolak belakang dengan kenyataan bahwa mayoritaslah yang tertindas.
Fokus Barat yang Bias
Pertanyaan seperti bagaimana mencegah kekhalifahan Islam dan menghindari "model Afghanistan" menunjukkan ketakutan barat terhadap kekuasaan Islam, yang sering digambarkan secara negatif meski banyak masyarakat mengakui keadilannya. Bowen tidak menyinggung penderitaan nyata rakyat Suriah, tetapi justru lebih peduli pada isu-isu seperti kebebasan wanita dalam berpakaian atau minum alkohol, yang tidak relevan dengan kebutuhan mendesak rakyat Suriah.
Pertanyaan untuk Melayani Agenda Barat
Bowen juga menyinggung isu perlucutan senjata kelompok-kelompok revolusioner, seolah-olah perjuangan mereka yang membebaskan Suriah dari cengkeraman tirani adalah ancaman. Ia mempertanyakan keberadaan kelompok ini dengan kecurigaan, mencerminkan perspektif barat yang menganggap gerakan jihad sebagai "tuduhan", meskipun bagi rakyat yang tertindas, gerakan ini adalah kehormatan.
Bahkan pertanyaan tentang potensi konflik dengan Israel mencerminkan kekhawatiran barat, bukan rakyat Suriah. Bowen seolah ingin menonjolkan kekuatan Israel sebagai peringatan, sembari mengabaikan pendudukan Israel atas wilayah Suriah selama konflik.
Penutup: Media Sebagai Alat Perang
Wawancara ini mengungkap bagaimana media barat sering kali menjadi alat perang ideologi, bukan pembawa kebenaran. Pendekatan bias dalam wawancara ini menunjukkan pentingnya kesadaran terhadap agenda tersembunyi di balik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Sebagai umat Muslim, kita perlu waspada terhadap standar ganda barat dalam menangani isu-isu umat, serta memahami bahwa narasi mereka sering kali dirancang untuk mendukung hegemoni mereka, bukan untuk keadilan dan kebenaran.
COMMENTS