Ibu stres beban ekonomi
Oleh Jiddah Ghunayma (Founder Muslimah Cinta Al-Qur'an)
Astagfirullah, Seorang ibu di Pandeglang Banten menjadi pembunuh bayinya sendiri dengan melilitkan kain dan menyeret tubuh mungil bayi tak berdosa itu. Akibatnya terdapat luka lebam, berakhir meregang nyawa. (TribunBanten.com 28/1/2024).
Ada juga, polisi mengungkap motif ibu muda berinisial AS (22) di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) tega membunuh bayi lalu jasadnya disimpan di termos nasi. Aksi nekat itu dilakukan lantaran ayah biologis bayi yang berinisial NR (20) tidak mau bertanggung jawab.
Berita-berita menyayat hati sering kita temui di dunia modern saat ini. Hal itu menunjukkan sebagian kaum ibu kehilangan fitrahnya. Semestinya merawat dan melindungi malah bagai algojo bagi si buah hati. Sosok yang Allah Swt. anugerahkan naluri keibuan, sejatinya memberi rasa aman dan nyaman saat berada dalam perawatan. Bukan maut yang mengintai dan membinasakan. Mengapa dapat terjadi hal demikian?
Sudah dipahami, banyak faktor yang melatarbelakangi. Salah satu penyebabnya yaitu depresi. Beratnya beban ekonomi dalam sistem kapitalistik yang di terapkan. Menjadikan serba sulit dan kekurangan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemicu itulah yang memantik hal diluar nalar. Ada juga karena pergaulan bebas, imbasnya hamil diluar nikah (zina). Bagaikan lingkaran setan, saat gelap mata kembali melakukan kemaksiatan selanjutnya. Melenyapkan darah dagingnya sendiri. Naudzubillah.
Maraknya kasus pembunuhan anak oleh ibu kandung merupakan bukti gagalnya sistem negeri tercinta ini. Alih-alih mensejahterakan keluarga khususnya para ibu, malah kebijakan negara dalam segala lini berimbas kesengsaraan demi kesengsaraan yang dirasakan rakyat umumnya.
Sekularisme berhasil membabat akidah dan iman kaum muslimin. Mengubah arah pandang kebahagiaan yang berorientasi hanya meraih materi semata. Sehingga amnesia terhadap konsep rezeki dari Sang Pencipta.
Kapitalisme liberal meniscayakan kaum ibu sibuk dengan berbagai urusan di luar fitrahnya dengan dalih memenuhi kebutuhan hidup. Karakter lembut penuh kasih sayang berubah wujud menjadi garang. Mental kaum ibu labil, rapuh dan rusak. Sekularisme menjauhkan nilai-nilai agama. Alhasil kaum ibu mudah stress dan putus asa.
Sungguh aturan Islam memposisikan kaum ibu begitu mulia. Ladang pahala terdapat di dalam rumahnya yaitu mengatur rumah tangga dan mendidik anak-anak.
Peran mulia ibu sebagai pencetak generasi Rabbani dan keutamaan ibu sebagaimana ketika Rasulullah Saw. ditanya oleh sahabat tentang siapa yang layak untuk mendapat perlakuan yang baik, maka Rasul menjawab ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu. Sungguh mulia derajat seorang ibu.
Sangat disayangkan jika kemuliaan itu tergadai oleh sekularisme. Untuk itu tiada solusi yang hakiki dari semua benang kusut tersebut, yaitu berjuang mewujudkan sistem kehidupan yang datang dari zat Maha Baik. Memberikan jaminan kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Saatnya kita hempaskan sistem kapitalis sekular. Kembali kepada aturan Sang Kholiq. Menjalani kehidupan sesuai fitrah yakni sistem Islam kaffah.
COMMENTS